Jumat, 21 Februari 2020

KPM Nusantara IAIN Parepare di LB-Eropa


IAIN PAREPARE --- Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Nusantara IAIN Parepare akan dilaksanakan di Labuan Beropa (sering disebut LB-Eropa).









Berdasarkan hasil Studi Kelayakan KPM IAIN Parepare, Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si menyimpulkan desa ini layak untuk dijadikan lokasi KPM.





“Saya anggap daerah ini layak untuk dijadikan lokasi KPM Nusantara dan satu hal yang unik karena desa ini belum pernah tersentuh oleh perguruan tinggi manapun, sehingga kita lah yang mengawali pengabdian masyarakat di tempat ini,” jelasnya.





Labuan Beropa merupakan nama sebuah desa yang ada di Kecamatan Laonti Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Luas Desa sekitar 20 kilometer persegi. Desa ini merupakan salah satu desa yang terluar, terpinggir, dan bahkan terisolasi. Hal ini dikarenakan untuk mengunjungi desa ini, hanya bisa ditempuh menggunakan jalur laut. Selain itu, listrik yang merupakan kebutuhan utama masyarakat juga sangat terbatas, hanya mengandalkan listrik tenaga surya saja.





Untuk ke Labuan Beropa, dapat diakses dari Kota Kendari yang merupakan Ibukota dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Perjalanan dari pelabuhan kurang lebih 2 jam menggunakan kapal angkutan umum, yang menjadi sarana transportasi utama ke desa ini.





Desa ini juga merupakan salah satu obyek tempat wisata menarik dikunjungi karena setiap sudutnya menyuguhkan pemandangan indah yang menarik dan menawan. Di pantai pasir putih ini juga terdapat banyak pohon kelapa yang begitu asri menghias Labuan Beropa.





Namun sayangnya, faktor kebersihan masih perlu untuk diperhatikan. Pasalnya masih terdapat banyak sampah yang berserakan di sekitar pantai.









Wakil Rektor 1 IAIN Parepare, Dr. Sitti Jamilah Amin, M. Ag. mengatakan, “Kebersihan pantai masih perlu diperhatikan, karena terdapat beberapa lokasi terlihat sampah bersebaran dimana-mana.”





Selain kebersihan pantai, Sitti Jamilah Amin juga menjelaskan desa ini memiliki potensi untuk mengembangkan perkebunan khususnya jambu mete dan pala. Diperlukan juga pembinaan agama kepada masyarakat khususnya mengaji.





Wakil Dekan 1 Fakultas Syariah dan Hukum Islam, Budiman, M. Hi menuturkan, “Berdasarkan hasil wawancara awal, catatan saya hanya satu yaitu pembinaan baca al-quran khususnya pembelajaran Iqra. Karena selama ini masyarakat hanya diajarkan sebatas paham dan menyambung, tetapi masih kurang dalam hal pengucapan hijaiyyah.”









Hal ini sejalan dengan hasil seleksi panitia KPM bersama pimpinan masing-masing fakultas pada hari Kamis (20/02), yang telah menetapkan beberapa nama mahasiswa yang dianggap memiliki keterampilan sesuai kebutuhan masyarakat di Desa Labuan Beropa. (*)





Penulis : Ahmad Dzul Ilmi S
Editor : Alfiansyah Anwar


Kamis, 20 Februari 2020

BPK RI Pamit, Rektor Sebut BPK Sayang IAIN Parepare


Humas IAIN Parepare --- Masa waktu pemeriksaan Tim Auditor BPK RI terhadap laporan pertanggung jawaban keuangan IAIN Parepare tahun anggaran 2019 berakhir. Tim auditor ini menyelesaikan tugasnya setelah melakukan pemeriksaan selama 3 hari, yaitu 18-20 Februari 2020.





Semalam, Kamis, 20/2/2020 Tim Auditor berpamitan kepada Rektor IAIN Parepare. Ahmad. S. Rustan selaku Rektor yang didampingi Kepala Biro AUAK, Hj. Musyarrafah Amin, Kabag AUK, Muh. Jafar, Kepala SPI, Tamsil Hadi dan sejumlah jajarannya menerima mereka di ruangan zona Akreditasi.





Pertemuan yang dikemas non formal ini berlangsung dalam suasana santai, hangat dan penuh keakraban. Sesekali terdengar jok dan canda tawa diantara mereka. Dalam pertemuan tersebut, BPK melalui Ketua Timnya menyampaikan beberapa catatan hasil pemeriksaannya.





"Ada beberapa temuan yang telah kami catat sebagai bahan evaluasi dan perlu diperhatikan dalam laporan pertanggung jawaban keuangan. Hal tersebut penting agar ke depannya tata kelola administrasi dan keuangan IAIN Parepare semakin baik dan meningkat," kata Denier selaku Ketua tim. "Kami juga sangat mengapresiasi atas kerjasama dan sikap pro aktif teman-teman di sini sehingga pemeriksaan berjalan lancar dan selesai," tambahnya.





Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan merespon positif kehadiran dan hasil pemeriksaan dari Tim Auditor BPK RI. "Kami menyambut positif hasil pemeriksaan tim auditor. Karena apa pun hasilnya, pasti memberikan banyak pembelajaran dan wawasan baru kepada kami, khususnya dalam pengelolaan administrasi dan keuangan pada masa datang," katanya.





"Dalam beberapa tahun terakhir, BPK RI selalu hadir di IAIN Parepare untuk melakukan pemeriksaan. Dan kami meyakini kehadiran BPK RI tersebut merupakan bentuk kasih sayang BPK RI ke seluruh sivitas dan keluarga besar IAIN Parepare. Pendampingan BPK RI ini akan berkontribusi terhadap pengembangan dan kemajuan kampus pada masa datang. Khususnya dalam mencegah kami dalam melakukan penyimpangan administrasi, yang bisa saja berdampak hukum," paparnya.





Rektor pun menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada seluruh Tim Auditor BPK RI atas kerja kerasnya selama pemeriksaan di kampus IAIN Parepare. "Saya mendoakan agar kerja-kerja tersebut menjadi ladang pahala untuk kita semua. Amin," kata Rektor menutup pertemuan tersebut.


Rabu, 19 Februari 2020

Apa itu SPAN PTKIN?


Yuk... simak video berikut ini






https://youtu.be/4shhNp6KbMM

Rapat Seleksi Calon Mahasiswa KPM Nusantara dan Dampingan


IAIN PAREPARE --- Rapat seleksi calon mahasiswa Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Nusantara dan Dampingan dilaksanakan di Ruang Rapat LP2M, Kamis (20/2/2020).





Rapat ini bertujuan untuk finalisasi mahasiswa yang akan mengikuti KPM Nusantara di Kendari, Labuan Beropa dan KPM Dampingan di Kabupaten Pinrang di Desa Mesakada. Turut hadir pejabat dari masing-masing fakultas yaitu Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Dr Kamal Zubair M. Ag, Dekan Tarbiyah Dr H Saepudin S Ag, M.Pd, Wakil Dekan (Wadek) 1 Fakultas Syariah dan Hukum Islam (FAKSHI) Dr Agus Muhcsin, M. Ag, Wadek 2 Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Dr Musyarif, M. Ag.









Pada kesempatan ini, panitia dan pejabat masing-masing fakultas duduk bersama menyeleksi daftar nama calon mahasiswa KPM Nusantara dan Dampingan yang telah disaring oleh fakultas berdasarkan keterampilan yang dimiliki.





Muh Ahsan selaku Ketua Panitia menyampaikan tujuan seleksi ini adalah untuk memastikan mahasiswa yang berangkat KPM Nusantara dan dampingan, benar-benar memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat di lokasi KPM.





"Diharapkan mahasiswa yang berangkat KPM Nusantara dan Dampingan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program kerja mahasiswa di lapangan," jelasnya.





Lebih lanjut, An Ras Try Astuti selaku sekertaris panitia menyampaikan untuk KPM Nusantara dan dampingan membutuhkan mahasiswa dengan keterampilan tertentu.





"KPM Nusantara yang dilaksanakan di Kendari, membutuhkan mahasiswa dengan keterampilan berdakwah/public speaking, mengaji dengan baik dan benar, dan mampu menjadi Imam. Sedangkan KPM Dampingan, membutuhkan mahasiswa dengan keterampilan kaligrafi," jelasnya.





Sehingga tujuan dan program kerja KPM Nusantara dan Dampingan dapat terwujudkan dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar.(*)





Penulis : Ahmad Dzul Ilmi S // Editor : Alfiansyah Anwar


Pengumuman: Pembayaran UKT Diperpanjang


IAIN PAREPARE--- Bagi mahasiswa yang belum melakukan pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal) semester genap tahun akademik 2019/2020, diberi kesempatan untuk melakukan pembayaran UKT sampai tanggal 21 Februari 2020 (sampai pukul 11:00 Wita).





Registrasi online dan pengisian Kartu Rencana Studi (KRS) dilayani sampai tanggal 21 Februari 2020 pukul 16:00 Wita.










Gelar Pertemuan Akademik, Fakshi Bahas Ujian Munaqasyah


IAIN PAREPARE ---- Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam (Fakshi) IAIN Parepare menggelar pertemuan akademik, Kamis (20/02/20).





Fakshi terakhir menyelenggarakan rapat akademik dibandingkan dengan fakultas lain, seperti Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) dan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD).





Rapat akademik Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam ini digelar di ruang seminar Fakshi.





Hadir dalam pertemuan akademik, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Islam Dr. Hj. Rusdaya Basri, Wakil Dekan (Wadek) I Budiman, M.HI, Wakil Dekan II Agus Muchsin, Dr. Fikri selaku anggota senat, Amiruddin, S.Ag selaku Kasubbag AKA dan ketua-ketua Program Studi serta seluruh dosen yang ada pada lingkup Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam.









Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam menyampaikan kondisi perkuliahan selama semester ganjil. "Kepada dosen untuk lebih menertibkan mahasiswa dalam berpakaian dan untuk lebih tertib lagi menyetor RPS dan kontrak kuliah," tuturnya. Dekan mengharapkan kepada seluruh dosen untuk saling bekerja sama dalam mengembangkan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam.









Dr. M. Ali Rusdi memaparkan tentang penyelenggaraan sidang munaqasyah harus dibuat sakral agar mahasiswa tidak menganggap remeh pelaksanaan sidang munaqasyah. Menanggapi hal tersebut Wakil Dekan I Budiman, M.HI menyampaikan bahwa masukan tersebut akan tetap dipertimbangkan untuk dijalankan dan perlu lagi didiskusikan hal-hal teknis sebelum diterapkan.









Dr. Fikri mengharapkan agar seluruh aspirasi yang disampaikan oleh dosen-dosen dalam pertemuan akademik ini direalisasikan oleh pimpinan fakultas. Terutama mengenai pelaksanaan sidang munaqasyah dibuat sakral. Hal ini bertujuan agar mahasiswa dapat mempertahankan skripsinya dengan penuh tanggung jawab dan benar-benar diuji.









Dalam pertemuan akademik tersebut juga disinggung terkait dengan ruang transit dosen untuk Fakshi, agar dosen yang menunggu untuk masuk kelas atau selesai memberikan perkuliahan dapat beristirahat. Menutup pertemuan tersebut, Dekan Fakshi menyampaikan akan menindaklanjuti usulan-usulan dalam yang disampaikan untuk pengembangan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam.





Penulis: Rustam M. Pikahulan





Editor: Mifda Hilmiyah


Tim Debat Konstitusi Menuju Ajang Nasional


IAIN PAREPARE --- Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam menggelar seleksi Debat Konstitusi IAIN Parepare, Rabu (19/02/2029) di ruangan seminar Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam.





Seleksi dilaksanakan dalam rangka memberikan motivasi untuk meningkatkan prestasi dan pembentukan generasi cerdas, kritis serta untuk mempersiapkan lomba Debat Konstitusi Tingkat Nasional.





Kegiatan seleksi Debat Konstitusi ini didukung oleh Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam Dr. Hj. Rusdaya Basri dan Wakil Dekan selaku pimpinan Fakultas.
Seleksi Tim Debat Konstitusi ini diikuti oleh 4 Tim terbaik yang berasal dari Prodi Hukum Tata Negara (HTN), Hukum Pidana Islam, Hukum Keluarga Islam, dan Hukum Ekonomi Syariah.
          
Mosi Debat Konstitusi yang diperlombakan, yaitu “Rancangan Undang-Undang Omnibus Law”. Dewan juri, yakni Dr. M. Ali Rusdi, S.Thi, M.Hi, Andi Marlina, S.H, M.H, CLA, dan Rusdianto Sudirman S.H, M.H.





Setelah mengamati prosesi debat yang berlangsung 2 sesi, selanjutnya dewan juri melakukan musyawarah untuk menentukan tiga peserta terbaik, yakni Nurul Annisa, Wiwin, dan Nur Syamsi serta satu cadangan yakni Muh. Andri.





Dr. M. Ali Rusdi selaku ketua dewan juri seleksi Debat Konstitusi menyampaikan harapannya agar seleksi seperti ini terus dilaksanakan untuk menghindari adanya persepsi bahwa peserta debat yang diutus itu karena unsur nepotisme.





"Pada umumnya peserta seleksi debat yang telah tampil semuanya luar biasa, bahkan tidak lagi didominasi oleh Prodi (Program studi) HTN tetapi sudah muncul potensi dari prodi-prodi lain. Yang paling mengejutkan bagi saya adalah munculnya peserta yang masih semester dua ikut dalam seleksi dan salah satu nya terpilih sebagai anggota tim debat konstitusi tingkat nasional," jelasnya.





Rusdianto selaku anggota dewan juri mengutarakan kebanggaannya kepada peserta.





"Secara umum para peserta yang mengikuti seleksi debat kali ini sangat memuaskan, tentu ini menjadi hal positif yang harus terus dikembangkan di kalangan mahasiswa hukum," ungkap Rusdianto.





"Ke depan saya berharap di IAIN Parepare juga kelak dapat dibentuk Pusat Kajian Konstitusi dan Hukum Islam agar dapat menjadi wadah para pemerhati konstitusi untuk belajar dan berbagi ilmu tentang hukum dan konstitusi," harapnya.





Penulis: Rustam M. Pikahulan





Editor: Mifda Hilmiyah


Jabatan adalah Amanah


Oleh: M. Yasin Soumena (Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam)





OPINI --- Sungguh terharu dan gembira pasti Anda rasakan saat mendapat gelar “pemimpin”. Tapi jangan Anda lupa bahwa gelar itu diperoleh dengan sebuah perjanjian demi Allah dan disaksikan banyak orang. Bukan itu saja, Al Quran yang berada di atas kepala pun turut menjadi saksi dan siap “menegur” Anda jika mengingkari sumpah yang diikrarkan itu.





Kini, Anda resmi disebut pejabat, atau paling-tidak sudah punya kedudukan yang Anda mimpikan selama ini. Tapi, berhati-hatilah dengan sumpah, DEMI ALLAH. Jangan Anda mengira bahwa baju jas atau kerudung cantik yang Anda pakai pada saat bersumpah itu sesuatu yang sepele, sedang jas dan kerudung itu acapkali menjadi kusut atau robek bila dipakai secara terus menerus.





Apakah Anda mengira bahwa, sumpah itu akan Anda alami secara terus menerus, sedang suatu saat Anda akan duduk seperti tamu-tamu yang hadir menyaksikan Anda. Semua akan lepas dan musnah sesuai seleksi alam.





Karenanya, laksanakan tugas mulai itu untuk menata dan membina diri Anda. Kemudian menata dan membina orang lain. Betapa tersiksa perasaan seseorang manakala Anda duduk di kursi “empuk”, mengendarai mobil dinas serba baru, sementara rakyat, bawahan atau karyawan yang ada di sekitar Anda, mengeluh tidak bisa duduk dan tidak bisa mendapat fasilitas mobil, karena “sakit” yang dideritanya.





Menurut Quraish Shihab, agama mengingatkan bahwa jabatan/kepemimpinan bukan keistimewaan tapi tanggung jawab; ia bukan fasilitas tapi pengorbanan; ia bukan leha-leha tapi kerja keras; ia juga bukan kesewenangan bertindak tapi kewenangan melayani; ia adalah pelopor keteladanan berbuat.





Jabatan pun bukan sarana pembalasan dendam, tapi sebagai pengayom, menghimpun semua komunitas. Pesan Alquran, “Janganlah kebencianmu kepada satu kaum menjadikanmu tidak berlaku adil (terhadap mereka)”. Bahkan berusaha untuk menzalimi mereka.





Jangan contohi tindakan sejumlah khalifah Bani Abbas. Ketika berkuasa, ia tidak mungkin membunuh musuh-musuhnya dari kalangan Bani Umayyah yang lebih dahulu meninggal. Akhirnya, yang dilakukan adalah membongkar kuburan-kuburan mereka. Jasad yang sudah menjadi tulang belulang pun dicambuk, dipaku di tiang salib, dan dibakar. Ini benar-benar pembalasan dendam yang kelewat batas, yang sebenarnya akan memupuskan semua kesenangan dan mencemarkan keindahan dan ketetapan jiwa.





Di negeri terhormat ini pun, jabatan digunakan sebagai sarana balas dendam. Ketika Soeharto lengser misalnya, semua kroni-kroninya diminta juga untuk lengser; terjadi aksi pematokan lahan-lahan yang diduga milik keluarga Soeharto. Demikian pula terjadi pemutasian orang-orang yang bukan koleganya. Tetapi terakhir ini banyak dipraktikkan di berbagai instansi, dari pusat sampai daerah, termasuk di dunia perguruan tinggi.





Pesan ‘Aidh al-Qarni, bahaya selalu mengancam orang yang selalu ingin membalas dendam, sangat besar. Dia telah kehilangan kendali terhadap syarafnya, telah kehilangan ketenangannya, dan telah kehilangan rasa kedamaiannya. Bentuk kezaliman yang Anda lakukan sangat besar dampaknya terhadap orang yang dizalimi, dan bahkan terhadap diri Anda sendiri. Ia merupakan sumber segala kejahatan dan pangkal segala keburukan.





Hati-hati terhadap orang yang Anda zalimi, karena doa mereka tidak ada pembatas/hijab antar mereka dengan Allah SWT, dan ketulusan sebuah doa muncul tatkala rasa sakit mendera. Cobalah amati di seputar Anda, ada orang sebelum ajal menjemput tidak bisa berjalan, hanya merangkak sambil memakan kotorannya; ada orang tidak bisa makan dan meraung seperti harimau; ada yang lumpuh separuh badannya jika dihinggapi lalat terasa seperti digergaji; ada juga stroke berbulan-bulan bahkan tahunan; dan berbagai bentuk keanehan penyakit lainnya yang tidak diketahui penyebabnya oleh sang dokter. Inilah yang disebut dengan seleksi alam.





Karenanya, tanamkanlah dalam diri Anda untuk selalu membuat orang lain meneteskan air mata, bahkan menangis karena bentuk kemanusiaanmu. Tapi janganlah Anda membuat orang lain meneteskan air mata, bahkan menangis karena bentuk kezalimanmu. Jika itu yang Anda lakukan, maka tunggulah SELEKSI ALAM. Seleksi alam itu lebih keras daripada seleksi manusia.





Jabatan yang Anda sandang pasti berakhir, dan berusaha akhiri amanah itu dalam keadaan husnul khotimah, jangan sebaliknya. Kata Rasul, “Jabatan adalah amanah dan ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan di hari kemudian, kecuali yang menerimanya dengan hak serta menunaikannya dengan baik.” Penghianatan terhadap sumpah jabatan akan menyulut api kebencian dan amarah dari pemberi amanah, juga akan merusak tatanan nilai dalam lingkungan di mana amanah itu dijalankan. (*)






Selasa, 18 Februari 2020

Rektor Sambut Kedatangan Tim Auditor BPK RI


Humas IAIN Parepare --- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Ahmad S. Rustan menyambut dan menerima Tim Auditor Badan Pemeriksaan Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) di ruangan kerjanya, Selasa, 18/2/2020. Nampak hadir mendampingi Rektor, para Wakil Rektor I, II dan III, Kepala Biro AUAK, dan Kepala SPI.





Kehadiran Tim Auditor BPK RI di kampus IAIN Parepare dalam rangka melakukan pemeriksaan terhadap laporan pertanggung jawaban keuangan tahun anggaran 2020. Sesuai dengan schedule yang telah ditetapkan. Tim Auditor BPK RI ini akan menjalankan tugasnya di IAIN Parepare selama 3 hari, yaitu 18-20 Februari 2020.





Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan saat menyambut Tim Auditor BPK RI menyampaikan apresiasi dan menerima kehadiran Tim Auditor BPK RI secara terbuka untuk melaksanakan pemeriksaan di IAIN Parepare. "Silahkan teman-teman auditor melaksanakan tugasnya dan kami akan terbuka dan welcome untuk itu," sambut Rektor di depan Tim BPK.





"Kami meyakini apa pun hasil dari pemeriksaan tersebut akan memberikan kontribusi dan menjadi bahan evaluasi terhadap pengembangan IAIN Parepare pada masa datang. Untuk itu kami mempersilahkan dan mengijinkan teman-teman tim auditor melakukan pemerikasaan. Meski pun waktu pemeriksaan di luar waktu dinas, Silahkan saja. Itu agar pemeriksaannya berjalan efektif dan selesai tepat waktu," kata Rektor.





Berdasarkan Surat Tugas nomor : 4/ST/VII-XVIII/01/2020 yang dikeluarkan BPK RI, Tim Auditor BPK RI yang bertugas di IAIN Parepare terdiri dari 4 orang. Tim ini di Ketuai oleh Denier dan masing-masing anggotanya, yaitu Hanang Supanto, Aditya Bagus Sampurno, dan Dimas Hermawan Siswanto. Mereka ditugaskan melakukan pemeriksaan atas Laporan Keuangan Kemenag RI tahun 2019, khususnya Satker Kemenag di Wilayah Sulawesi Selatan. Termasuk IAIN Parepare.


Mahasiswa Apresiasi Pelaksanaan Rapat Kerja di Bali


Humas IAIN Parepare --- Pelaksanaan Rapat Kerja Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare yang sukses dilaksanakan selama 4 hari di Bali diapresiasi positif oleh mahasiswa. Ketua Senat Mahasiswa (SEMA) dan Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Parepare memberikan pernyataan dan apresiasi atas penyelenggaraan Rapat Kerja tersebut, Ahad, 16/2/2020.





Foto bersama Rektor, Wakil Rektor III, Ketua Dema dan Ketua Sema




Aco Budi selaku Ketua Senat Mahasiswa mengaku jika dirinya sangat serius mengikuti Rapat Kerja tersebut. "Banyak informasi dan pengetahuan yang kami peroleh dari tempat ini. Hal tersebut, tentu saja menjadi bekal dan referensi bagi kami untuk merancang program kerja organisasi kemahasiswaan pada masa datang," kata Aco Budi.





Ketua Senat Mahasiswa ini merasa terkesan dan menilai proses pelaksanaan Rapat Kerja sebagai sesuatu yang luar biasa. "Itu karena program kerja yang dibahas cukup visioner dan sesuai dengan tujuan bapak Rektor untuk membangun kampus eduwisata dan Islami," paparnya.
Menurutnya, tempat Rapat Kerja yang berlokasi di Bali sudah sangat sinkron dengan tujuan bapak Rektor yang ingin membangun kampus eduwisata.









"Bali adalah pusat wisata di Indonesia dan saya kira sangat relevan dengan tujuan bapak Rektor," ungkapnya memberi dukungan. Dia pun berjanji, akan mengajak pengurus organisasi kemahasiswaan dalam lingkup IAIN Parepare agar menyusun program kerja yang akan mendukung tujuan Rektor IAIN Parepare dalam mewujudkan kampus eduwisata dan Islami.





Hal senada diungkapkan Ketua Dewan Mahasiswa (DEMA), Riecardi saat dimintai keterangannya. "Saya sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan ini. Karena melalui Rapat Kerja, kita membicarakan kepentingan dan masa depan kampus. Saya berharap program kerja yang dihasilkan dapat bersinergi dengan kepentingan kami di organisasi kemahasiswaan," katanya.





Dia pun berkomitmen untuk mengawal kebijakan kampus, baik kebijakan di bidang anggaran mau pun pelaksanaan program kerja pada masa datang. Riecardi yang terpilih sebagai Ketua DEMA melalui pemilihan langsung juga memuji pelaksanaan Rapat Kerja yang menurutnya berlangsung luar biasa.





Seperti yang diberitakan sebelumnya, Rapat Kerja ini berlangsung selama 4 hari dengan agenda yang sangat padat. Hari pertama, diawali dengan pembukaan pada pukul 13.30 wita. Dilanjutkan dengan materi dari Rektor dan dua narasumber dari Kemenag RI yang baru berakhir jam 24.15 wita malam. Hari ke kedua adalah presentasi dan review program kerja, juga berlangsung hingga dini hari. Review ini berlanjut pada hari ke tiga dan baru selesai pada hari ke empat jelang penutupan.


IAIN Parepare Menuju Kampus Eduwisata


Humas IAIN Parepare --- Ahmad S. Rustan mengusung gagasan menarik tentang pengembangan kampus IAIN Parepare pada masa datang. Rektor akan mengembangkan IAIN Parepare sebagai kampus eduwisata. Gagasan tersebut disampaikannya pada saat menutup acara Rapat Kerja di Hotel J4 Kuta Bali, Ahad, 16/2/2020.





Penyerahan dokumen hasil Rapat Kerja




Menurutnya, kampus eduwisata itu akan menjadi daya tarik dan distingsi IAIN Parepare bagi masyarakat khususnya bagi generasi milenial. Konsep eduwisata merupakan suatu program yang menggabungkan unsur kegiatan wisata ke dalam kegiatan pendidikan. "Kita akan mengadopsi desain estetika yang kita saksikan di beberapa destinasi wisata di Bali untuk kita kembangkan di kampus.






Foto bersama peserta Rapat Kerja





Secara fisik, kampus IAIN Parepare memiliki panorama alam yang cukup eksotik. Geografis kampus yang bebukitan dengan hamparan lautan yang tepat di depan kampus merupakan potensi yang menarik untuk dieksplorasi menjadi destinasi wisata di dalam kampus.





Menurut Rektor, perguruan tinggi yang berbasis eduwisata merupakan kampus harapan masa depan yang akan diidam-idamkan generasi milenial hari ini. "Jika ada perguruan tinggi yang tidak mampu berubah dan hanya melaksanakan tri dharma perguruan tinggi tanpa ada polesan dan daya tarik, maka saya yakin perguruan tinggi tersebut akan ditinggalkan oleh masyarakat dan stakeholdernya," paparnya.





Secara terbuka, Rektor menyampaikan kepada seluruh pimpinan fakultas, lembaga, UPT dan unit kerja agar kembali ke kampus untuk melakukan perubahan-perubahan sepulang dari Bali. "Mengapa kita memilih Bali sebagai lokasi Rapat Kerja? Karena kita ingin meniru bagian-bagian tertentu yang ada di Bali dalam mewujudkan kampus eduwisata. Kami berharap kepada pimpinan unit agar menangkap inspirasi dari apa disaksikan dan mengembangkannya kampus," papar Rektor.


Lontara Paseng: Spirit Menghargai Budi


Oleh: Dr Agus Muchsin, M. Ag  (Wakil Dekan Bidang AUPK Fakultas Syariah dan Hukum Islam IAIN Parepare)





IAIN PAREPARE ---- Narekko purani riaccinaungi passiring bolana tauwe tempeddinni rinawa-nawa maja





Artinya :
Kalau kita sudah berteduh di bawah atap rumahnya seseorang, sudah tidak boleh lagi dibenci (diusahakan ia binasa).





Pappaseng to riolo kali ini menarik untuk didalami karena di satu sisi menanamkan sikap menghargai budi orang lain bisa berdampak positif, namun sebaliknya di sisi lain berdampak negatif ketika diperhadapkan dengan ahli retorika dengan kemampuan pertunjukan aksi penguasaan panggung untuk mengelabui mata, atau sebut saja sandiwara politik.





Diskusi ini marak bukan hanya di kalangan akademisi konsentrasi politik, tapi hampir semua stratifikasi sosial menjadikannya sebagai isu hangat seperti di pasar, pangkalan ojek, pos roda, warung kopi, kampus, masjid dan lain-lain.





Konklusi dari fenomena diskusi bebas tersebut berkisar pada kreadibilitas para pelakon politik yang sepertinya telah menanamkan kebaikan.
"Tempedding inawa-nawa maja" secara leksikal dalam pemaknaan lontara, sederhananya adalah tidak boleh berharap agar ia celaka. Term ini mendeskripsikan bahwa etika bugis juga mengenal klasifikasi antara perbuatan oleh hati dan perbuatan badan/jasad.





Nawa-nawa dalam perspektif Islam biasa ditemukan beberapa term antara lain, اهمية الي السوء ( pengharapan pada keburukan ) dan سوء الظن ( prasangka buruk ). Apapun namanya, keduanya merupakan bentuk perbuatan hati (العملية القلب). Artinya sangat tidak ber etika bagi orang Bugis untuk berbuat jahat/buruk pada orang yang telah menanamkan budi atas dirinya, terlebih jika dalam bentuk fisik ( العملية البدنية ).





Klasifikasi bentuk amaliah di atas, dapat dikaji melalui disiplin ilmu tasawuf, selama ini dianggap tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw, bahkan dianggap tidak berdasar. Diskusi tentang ini memang cukup panjang namun bukan berarti bahwa praktik tasawuf sebagai asumsi bahwa ia tidak ubahnya dengan mistik, lalu kemudian dilakukan penolakan secara totalitas.





Amalan hati yang awalnya sangat dipelihara oleh ahli tasawuf (sufi), sepertinya juga disadari oleh ahli fikhi (fuqaha). Ketika berbicara tentang niat, fuqaha hanya mengidentikkan dengan al Qashd (tujuan), bahwa segala sesuatu itu tergantung pada tujuannya (الامور بمقاصدها). Fuqaha menilai bahwa tujuan itu dianggap sebagai pelanggaran jika ada indikator perbuatan berbarengan dengan pembuktian (فرينة), lebih jelasnya pembahasan ini ditemukan pada kajian tujuan unifikasi dan penetapan hukum dari aspek subyeknya (مقاصد المكلف).





Berbeda dengan ulama tasawuf (sufi), gerak hati yang begitu lembut dan sangat rahasia tanpa indikator perbuatan fisik dari "nawa-nawa kaja" pun dilarang, karena perbuatan ini merupakan penyakit hati dan mematikan hati.





Betul bahwa orang Bugis mudah percaya dan tidak akan pernah mau merusak meski dalam nawa-nawa ja, bagi mereka yang telah menanamkan kebaikan pada dirinya, namun satu kali melakukan keburukan akan menghilangkan kepercayaannya.





Ciceng mi tu aruntukeng jambang ko lalenge. Ko engka tai iruntu tulu ikomi reaseng (satu kali engkau kedapatan membuang kotoran di jalanan maka berikutnya ditemukan kotoran maka tuduhan jatuh atas dirimu).





Lontara paseng ini sepertinya kembali teruji saat terjadinya pergeseran nilai sebagai dampak dari bangkitnya kekuatan ekonomi di era ini, menggiring pada materialistik dengan kesan individualustik. Kepentingan sesaat untuk sebuah jabatan, pangkat dan harta menggiring agar melakoni pentas sandiwara meski hanya kebohongan, menawarkan kebaikan dengan kedok kepalsuan agar terhindar dari "nawa nawa ja".





Allah SWT berfirman dalam QS. Albaqarah(2): 89
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ ۖ فَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنصَرُونَ
Terjemahnya:
Mereka menukar kehidupan akhirat dengan dunia, maka Allah tidak meringankan adzab bagi mereka dan tidak akan ditolong





Imam al Thabari menyebutnya sebagai bentuk sikap kecintaan berlebihan pada ni'mat dunia yang sedikit, sementara kecintaan ni'mat akhirat yang banyak diminimalkan ( استحبوا قليل النيا علي كثير الاخرة ). Parahnya adalah ketika didominasi oleh rasionalisme secara filosofis membatasi hidup pada alam forma, alam idea diabaikan. Padahal dalam eksatologi, idea merupakan awal dari segala forma.





Pesan bijak melalui lontara di atas, sebaiknya tetap dipelihara dan dijadikan referensi, sikap terhadap orang yang menanamkan kebaikan tidak langsung bisa diterima melainkan butuh klarifikasi sebelumnya melalui sifat aninireng (wara) dengan penuh pertimbangan, dengan tetap berdasar pada akulturasi agama dan budaya Bugis. (*)





Editor : Alfiansyah Anwar


Senin, 17 Februari 2020

Rapat Kerja Hasilkan 240 Paket Program Kerja


Humas IAIN Parepare --- Rapat Kerja Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare yang diselenggarakan selama 4 hari, yaitu 13-16 Februari 2020 di Hotel J4 Kuta Bali berjalan efektif dengan menghasilkan sekitar 240 program kerja untuk tahun anggaran 2021.





Kepala Ma'had al- Jamiah, Abu Bakar Juddah presentasi di depan tim reviewer jelang acara penutupan




Hal tersebut terungkap dari laporan yang disampaikan Hj. Musyarrafah Amin selaku Ketua Panitia pada acara penutupan Rapat Kerja IAIN Parepare, Ahad, 16/2/2020. Menurut Hj. Musyarrafah Amin yang juga menjabat Kepala Biro AUAK, Rapat kerja ini sukses menghasilkan dokumen program kerja yang cukup banyak karena peserta sangat serius mengikuti semua sesi dan agenda yang direncanakan.









Untuk menghasilkan 240 program kerja ini, membutuhkan proses yang cukup panjang dan sangat padat. Kurang lebih 14 satuan unit kerja yang terdiri dari fakultas, lembaga, UPT, dan sub bagian dalam lingkup IAIN Parepare melalui proses dan tahapan review. Mereka harus berhadapan dan mempresentasikan usulan program kerjanya di depan tim reviewer. Tim reviewer terbagi 2, yaitu reviewer TOR dan reviewer RAB. Tidak jarang program kerja yang diusulkan harus diganti atau dirombak jika tidak sesuai ketentuan.





"Teman-teman tidak mengenal waktu dalam mengikuti sesi ini. Siang malam bahkan sampai larut malam untuk hadir dan mengikuti agenda Rapat Kerja". Bahkan menurutnya, Rektor pun tak pernah alpa pada setiap sesi acara, baik untuk memantau atau pun memberi arahan kepada peserta. Hal itu, tentu saja menjadi sesuatu yang luar biasa yang ditunjukkan para pimpinan dan peserta Rapat Kerja yang patut diapresiasi.





"Sebuah semangat yang luar biasa dan saya kira ini adalah semangatnya OKemi" pujinya yang disambut tepuk tangan peserta. OKemi adalah tagline yang digunakan panitia dalam pelaksanaan Rapat Kerja yang ingin menunjukkan bahwa kesiapan dan hasil pekerjaan yang selalu siap dan OK.


Upaya Peningkatan Kinerja Melalui Outbound


Humas IAIN Parepare --- Hari ke tiga pelaksanaan Rapat Kerja IAIN Parepare diisi dengan kegiatan outbound, Sabtu, 15/02/2020. Kegiatan ini dipusatkan di The Blooms Garden yang terletak di Banjar Batusesa, Kabupaten Tabanan, Bali. Panitia pelaksana menggandeng jasa konsultan dan travel Maharaja sebagai pelaksana outbound tersebut.









Menurut Hj. Musyarrafah Amin selaku Ketua Panitia, kegiatan outbound dilaksanakan sebagai upaya peningkatan kapasitas dan kinerja pegawai dalam lingkup IAIN Parepare, khususnya para pimpinan lembaga yang menjadi peserta Rapat Kerja kali ini. "Outbound merupakan upaya meningkatkan kebersamaan, sinergisitas, kerjasama, melatih kesabaran dan kedisiplinan. Tujuannya agar terbentuk tim kerja yang solid dalam lingkup IAIN Parepare sehingga menghasilkan kinerja yang semakin baik dan lebih produktif, " kata Kabiro AUAK ini.









Pantauan kami di lokasi, pelaksanaan outbound diawali dengan menembak beberapa balon di udara yang dilakukan oleh Rektor bersama dengan Wakil Rektor dan Kepala Biro AUAK. Keberhasilan mereka meledakkan balon-balon tersebut diiringi dengan keluarnya spanduk dari atas udara ucapan selamat datang kepada peserta outbound IAIN Parepare. Hal tersebut, menandai acara outbound segera dimulai.





Kegiatan outbound berlangsung semarak. Peserta mengikuti dengan semangat dan antusias. Mereka menyatu dan berbaur tanpa sekat satu dengan lainnya. Bahkan Ahmad S. Rustan selaku Rektor yang turut serta sebagai peserta outbound bergabung dengan penuh keceriaan dan canda tawa diantara para peserta. Rektor mengikuti seluruh paket permainan outbound sama dengan peserta lain, melaksanakan instruksi dari instruktur outbound.





Ahmad S. Rustan mengapresiasi kegiatan outbound yang berlangsung separuh hari tersebut. "Kegiatan outbound ini menjadi media pembelajaran yang memberikan banyak makna dan manfaat bagi kita semua. Melalui outbound ini kita belajar tentang kedisipilinan, ketekunan, kesabaran, kebersamaan, dan kerjasama dalam tim", paparnya saat menutup kegiatan Rapat Kerja. "Interbehavior itu penting dan harus menjadi mindset kita dalam membangun tim kerja yang solid dan kuat," pungkasnya.


Minggu, 16 Februari 2020

Ratusan Peserta,The 7 Wonders of Super English Camp (SEC) LIBAM IAIN Parepare


IAIN PAREPARE ---Pembukaan The 7 Wonders of Super English Camp (SEC) Sulawesi Region, Lintasan Imajinasi Bahasa Mahasiswa (LIBAM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare berlangsung meriah di gedung Aula Serbaguna IAIN Parepare, Senin (17/02).









Kegiatan yang akan berlangsung hingga sepekan ini diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai daerah bahkan terdapat peserta dari luar pulau, Kalimantan Timur.





Ketua Panita, Muhammad Irsan mengungkapkan kegiatan SEC merupakan kegiatan tahunan dari LIBAM IAIN Parepare.
“Tahun ini yang ketujuh dengan tema Think as Big as Galaxy. Kenapa kami mengangkat tema ini karena kami melihat dengan perkembangan zaman, kami berharap teman-teman yang ikut Super English Camp ini bisa berpikir seluas galaxy,” ucapnya.





Pembukaan diawali dengan penampilan tari Paduppa dan disusul berbagai sambutan mulai dari Ketua Panitia Muhammad Irsan, Ketua LIBAM Fadli Muhammad, Presiden Mahasiswa IAIN Parepare Ricardi, Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Parepare DR H Muhammad Saleh, dan Asisten III Administrasi Umum mewakili Wali Kota Parepare Haryanto.





Ketua LIBAM IAIN Parepare, Fadli Muhammad mengungkapkan setidaknya ada dua tujuan dilaksanakannya SEC ini.





Pertama memperkenalkan IAIN Parepare dan Kota Parepare. Kedua, untuk meningkatakan self confident para peserta SEC.
“Bagaimana peserta bisa merasa nyaman dalam belajar Inggris, semoga dengan Super English Camp ini peserta lebih nyaman dan lebih gampang belajar bahasa Inggirs. Saya harap setelah kegiatan ini selesai, ketika peserta kembali ke kampungnya masing-masing, apa yang didapatkan disini dapat diaplikasikan,” harapnya.





Fadli juga mengajak agar para pembina masing-masing sekolah dapat membentuk English club.





“Kami siap mengawal karena kami juga punya program kerja, sekolah binaan. Kami turun ke sekolah-sekolah dengan mengajar bahasa Inggris atau Bahasa Arab (Arabic camp),” tambahnya.









DR H Muhammad Saleh selaku Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Parepare menungkapkan apresiasinya kepada panitia pelaksana.
“Ini adalah kegiatan pertama Ormawa (Organisasi mahasiswa) tahun 2020. Walaupun saya tahu tantangannya besar. Kegiatan ini dianggap penting ketika banyak yang mensupport seperti para sponsor, belum lagi support dari peserta. Insyaa Allah panitia pelaksana akan senantiasa objektif dalam menilai. Tidak melihat siapa dan dari mana tapi yang dilihat adalah kemampuan dari peserta itu,” jelasnya.





Sementara Haryanto Asisten III Adminstrasi Umum yang hadir mewakili Wali Kota Parepare untuk membuka kegiatan berharap agar kegiatan SEC yang ketujuh ini dapat lebih sukses dibandingkan tahun sebelumnya.





Haryanto juga menyarankan kepada panitia pelaksana agar mengajukan proposal bantuan ke pemerintah kota.
“Silahkan panitia mengajukan proposal untuk mendapatkan dana hibah untuk pelaksanaan Super English Camp di tahun berikutnya 2021,” ucapnya.





Haryanto juga mengungkapkan akan pentingnya Bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Dengan memiliki kemampuan dalam berbahasa Inggris akan memudahkan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri serta menghadapi tantangan di era globalisasi dan digitalisasi. (hyn/mif).





Turut hadir dalam pembukaan SEC, Mr. Lee asal Inggris yang kini tinggal di Parepare (urutan ketika dari sisi kanan)





https://youtu.be/DySdGe2ehWs

ESAI; Scanner, Satu Langkah Bijak


Oleh : Sirajuddin, Pustakawan IAIN Parepare





OPINI--- ESAI; Simplikasi layanan perpustakaan bertujuan terjalinnya layanan yang efektif dan efisien, dan terwujudnya excellent services khususnya pada layanan perpustakaan.





Perpustakaan yang saya gambarkan dalam tulisan ini adalah perpustakaan IAIN Parepare, tempat penulis melaksanakan tugas sebagai pengelola Perpustakaan.





Opini informatif ini bertujuan untuk menggambarkan salah satu bagian layanan pemustaka (pengguna perpustakaan) pada unit perpustakaan. Yaitu layanan referensi yang berada di lantai 3 gedung perpustakaan yang tetap aktif meskipun di hari libur kuliah.





Layanan referensi yang dimiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan IAIN Parepare dikemas dalam bentuk digital institution repository dan juga dalam konvensional, close access (layanan tertutup) dalam hal ini pemustaka bertanya dan dijawab oleh petugas referensi dengan menggunakan koleksi referensi.





Menurut Sumadji, pengertian layanan referensi adalah : Salah satu kegiatan yang dilakukan di perpustakaan, yang khusus melayankan koleksi referensi kepada pengguna, suatu kegiatan layanan untuk membantu para pemakai perpustakaan untuk mencari informasi dengan cara :
Menerima pertenyaan dari pengguna dan menjawab dengan koleksi referensi.





Memberikan bimbingan untuk menemukan bahan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Secara umum layanan referensi terdiri dari: Kamus; terdiri dari kamus bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kamus istilah bidang ilmu, kamus bahasa isyarat, kamus visual, glosarium, dan sebagainya.





Ensiklopedi; misalnya, Ensiklopedi Nasional, Ensiklopedi para tokoh, Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Geografi, dan ensiklopedi berbagai bidang ilmu, seperti bidang hukum dan bahasa; Handbook, manual;
indeks, katalog, dan abstrak; misalnya, indeks Al Quran, abstrak karya ilmiah, indeks peraturan perundang-undangan Republik Indonesia; sumber-sumber sejarah, geografi, dan biografi tokoh-tokoh nasional dan dunia;





Direktori atau daftar alamat; misalnya daftar alamat perusahaan besar dan alamat industri pengolahan di Indonesia (manufacturing directory); Proceedings and annual meetings.;
Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, KUH Perdata, engelbrecht, agraria, UUD 1945, dan peraturan kepegawaian. Peraturan perundang-undangan tersedia dalam bentuk cetak maupun elektronik.





Pada layanan Referensi Perpustakaan IAIN Parepare kita juga bisa menemukan kumpulan karya-karya civitas akademik. Seperti journal dan laporan hasil penelitian bahkan sampai pada statistik pegawai IAIN Parepare.





Upaya yang dilakukan pengelola perpustakaan dalam hal ini terpenuhinya kebutuhan informasi yang diperoleh melalui kelengkapan koleksi referensi yang efektif dan efisien yang diimplementasikan melalui jasa bimbingan referensi kepada pemustaka seperti: Jasa informasi umum terkait dengan informasi umum unit, jenis layanan yang diberikan, petunjuk keberadaan koleksi; Jasa bimbingan pemakaian sumber-sumber rujukan, meliputi layanan pengenalan sumber-sumber rujukan yang berkaitan dengan isi, susunan, dan cara untuk menemukan sebuah informasi dengan memanfaatkan sumber-sumber tercetak maupun elektronik.





Sistem pelaporan kinerja layanan umum perpustakaan, selain menggunakan absen digital Senayan Library Management System (SLiMS) yang mengakomodir data pengunjung secara umum.





Sedangkan, di bagian layanan karya ilmiah (koleksi referensi) mahasiswa diwajibkan menginput data koleksi referensi sebagai kebijakan baru dengan menscan barcode yang disediakan pengelola referensi.









Pengguna akan terregister hanya dengan menggunakan pemindai barcode atau aplikasi barcode scanner pada setiap smartphone (telepon pintar) secara mandiri oleh setiap pemustaka, hal ini untuk mendata "keterpakaian koleksi referensi".





Waktu kita berada di lantai 3 Perpustakaan IAIN Parepare atau ruang referensi kita akan menemukan barcode yang terpasang di dinding dan meja dengan tulisan "Put your barcode reader in front of it". (*)





Editor : Alfiansyah Anwar


Dosen FEBI Musmulyadi: Maccca Pitangngi Tauwwe Laleng


IAIN PAREPARE --- Menjadi narasumber di luar kampus, memang merupakan hal yang sering dilakukan oleh para dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.









Seperti salah satu Dosen dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Parepare, Musmulyadi yang diundang menjadi pemateri oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Makassar Maju.





Kegiatan yang dikemas dalam bentuk Latihan Dasar Kepemimpinan (LDKM) ini dilaksanakan di Rumah Adat Majene Benteng Somba Opu kabupaten Gowa, Sabtu (15/02).





Ika Sri Wahyuni selaku Ketua Panitia mengungkapkan kegiatan ini dilakukan guna menumbuhkan sifat kepemimpinan, mengubah pola pikir untuk menjadi pemimpin inovatif dan kreatif sesuai tagline kampusnya sebagai pelopor pendidikan ekonomi kreatif.





“LDKM ini pada dasarya sebagai sarana pelatihan keorganisasian untuk mahasiswa khususnya bagi mahasiswa semester awal,” ucapnya saat diwawancarai via whastapp, Ahad (16/02).





Ika mengaku pemilihan pemateri berdasarkan kriteria pendidikan dan pengalaman yang relevan.
“Pemateri memiliki background pendidikan dan pengalaman di bidang organisasi baik dalam organisasi akademik maupun organisasi kemanusiaan dan beliau tidak hanya menjadi anggota tapi bahkan menjadi pengurus atau ketua. Jadi background pemateri kami rasa sangat tepat untuk membawakan materi ini,” jelasnya.









Musmulyadi yang saat ini juga menjadi Ketua Korps Sukarela (KSR) unit Markas Palang Merah Indonesia (PMI) cabang Sidrap diamanahkan membawakan materi kepemimpinan.
Menurutnya, dalam membawakan materi mahasiswa diharapkan tumbuh rasa kepemimpinan dalam dirinya.





“Mereka semua adalah bakal calon pemimpin masa depan dan seorang pemimpin harus menjadi panutan untuk yang dipimpinya, ketika ada sesuatu yang ia instruksikan maka dia dulu yang mengerjakan,” ucapnya.





Lebih lanjut, Musmulyadi mengungkapkan ada tiga fungsi Leader yang disingkat jadi PEM yakni Promotor, Example dan Motivator.
“Seorang pemimpin harus menjadi pengarah untuk yang dipimpinnya kalau bahasa Bugis mita lalleng, maccca pitangngi tauwwe laleng artinya pemimpin itu lihat jalan dan mampu menunjukkan orang jalan," tambahnya.





Salah satu peserta, Civi menilai pemateri dapat menyampaikan dengan tepat dan mudah dipahami.





“Alhamdulillah kami sangat antusias. Karena memang materi kepemimpinan yang disampaikan mudah dipahami. Ibarat anak generasi Z sekarang singkat, padat, tepat, dipahami dan sangat memotivasi,” ungkapnya. (Hyn/Mif)


Jumat, 14 Februari 2020

Luncurkan Buku Moderasi Beragama, Dosen IAIN Parepare Undang Kemenag Pusat


IAIN PAREPARE--- Sejumlah dosen IAIN Parepare melakukan Focus Group Discussion (FGD) di Cafe 99 Parepare, Jumat (14/2/ 2020). Kegiatan ini diagendakan sebelum meluncurkan buku antologi moderasi beragama yang menghimpun beberapa dosen dalam tulisan berbentuk buku.





Kegiatan ini dihadiri Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Agama Republik Indonesia, Dr. Muhammad Zain.





Ia sangat mengapresiasi kegiatan ini dan mengajak para dosen-dosen IAIN Parepare bersama Kementerian Agama (Kemanag) dan Pemerintah untuk memperkuat kajian-kajian tentang moderasi. Sehingga civitas akademik kampus terus berperan dalam meredam benih-benih konflik bernuansa identitas agama di lingkup kehidupan masyarakat secara luas.





Dr. Muhammad Zain sangat antusias membedah ide dan gagasan para dosen muda IAIN Parepare yang tertuang dalam naskah buku berjudul “Mainstreaming Moderasi Beragama Berbasis Teks”.





FGD ini juga dihadiri Kepala Pusat Penerbitan dan Publikasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare, Dr. M. Ali Rusdi Bedong, M.HI., dan Kepala Pusat Penelitian LP2M, Dr. Muhiddin Bakry, M.Ag., beserta para dosen penulis naskah buku.





Adapun sepuluh dosen IAIN Parepare sebagai penulis buku....





Baca halaman berikutnya (page 2)









Adapun sepuluh dosen IAIN Parepare sebagai penulis buku tersebut diantaranya Islamul Haq, Muhammad Haramain, M. Majdy Amiruddin, Abdul Karim Faiz, Afidatul Asmar, Mahyuddin, Rustam Pikahulan, Hasanuddin Hasyim, Muhammad Ismail dan M. Ali Rusdi Bedong.





Dr. Muhammad Zain menilai naskah buku ini memiliki konten yang menarik dan aktual dengan dinamika kehidupan keberagamaan di Indonesia.





Dalam ulasannya, ia menyebutkan minimal ada empat hal yang menarik perhatiannya saat membaca naskah buku tersebut.





Pertama, para penulis merupakan dosen muda yang energik dan produktif serta semangat literasi yang baik. Khususnya dalam pengembangan khazanah keilmuan, kontribusi para penulis muda dibutuhkan sebagai penyegaran kembali kajian-kajian teks berbasis realitas kekinian.





Kedua, naskah buku tersebut menyajikan antologi kajian dari lintas rumpun keilmuan berbasis kajian teks yang sarat dengan konten historis, filosofis dan kontekstual. Ia menyebutkan narasi buku ini signifikan dalam mengurai kajian keagamaan dan kebangsaan yang integratif, dengan bahasa yang sederhana, mendalam serta lugas.





Ketiga, buku ini merupakan khazanah penting, khususnya yang terbit dari ranah akademik PTKIN di bawah lingkup Kementerian Agama RI, yang aktif mengarusutamakan moderasi beragama dalam dinamika kebangsaan masyarakat Indonesia. Buku ini memunculkan pesan-pesan konstruktif bagi terwujudnya kehidupan keagamaan yang damai dan sejuk.





Keempat, buku ini dapat sebagai sumber khazanah keilmuan bagi peningkatan literasi masyarakat, khususnya di bidang moderasi beragama. Ia menilai bahwa kecenderungan masyarakat plural di Indonesia sangat membutuhkan khazanah moderasi beragama yang secara aktif membangun semangat literasi, baik bagi para tokoh agama, tokoh masyarakat, akademisi maupun kaum muda milenial.





Dr. Muhammad Zain memberikan beberapa poin moderasi beragama dalam sejarah Rasulullah dan para sahabat yang perlu di-reaktualisasi dalam dinamika kehidupan kebangsaan. Ia menegaskan bahwa narasi moderasi itu tak melulu dari Barat, bahkan Islam di masa awal pun sudah banyak memberikan nilai-nilai mendasar moderasi beragama yang dapat di-kontestualisasi.









Selain itu, Dr. Muhammad Zain berharap para dosen-dosen tidak hanya disibukkan dengan mengajar di ruang kelas, tetapi juga turut serta mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya merawat keutuhan bangsa, salah satunya dengan memperkuat literasi moderasi beragama.









Penggagas buku antologi moderasi beragama yang juga Kepala Pusat Penerbitan dan Publikasi LP2M IAIN Parepare, Dr. Ali Rusdi Bedong mengatakan kegiatan ini akan terus berlanjut.





"Untuk tahap awal ini, kita hanya libatkan sepuluh dosen saja yang berasal dari lintas fakultas di IAIN Parepare dengan ragam perspektif dalam melihat moderasi beragama," ucapnya.





Selain menggiatkan literasi, FGD ini juga sebagai ajang mendorong para dosen agar aktif menulis yang manfaatnya tidak hanya dirasakan masyarakat luas, tetapi juga untuk maslahat bagi dosen sebagai pengembang Tri Dharma.





"Saya harap setelah FGD ini akan segera meluncurkan buku antologi tersebut dan kita target pelucurannya akan dirangkaikan dengan seminar nasional," tutupnya.





Sementara itu, Dr. H. Muhiddin Bakry, M.Ag., sebagai Kepala Pusat Penelitian LP2M IAIN Parepare juga sangat mengapresiasi kegiatan penyusunan buku tersebut. (mhy/mif)


Valentine adalah Hari Kasih Sayang?


Penulis: Musmulyadi, S.H.I.,M.M.
(Dosen Manajemen Sumber Daya Manusia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Parepare)





Opini--- 14 Februari, perayaan yang banyak dirayakan oleh sebagian pasangan di seluruh dunia termasuk di negara kita ini dan mengatakan, “Hari kasih sayang”.





Apakah mereka tahu sejarah tentang valentine, Atau pura-pura tidak tahu? Hari valentine adalah hari raya bangsa Romawi Jahiliah. Hari tersebut berlangsung hingga masuknya bangsa Romawi ke dalam agama Nasrani. Hari ini berkaitan erat dengan seorang pastur yang bernama Valentine yang dihukum mati pada tanggal 14 Februari 270 M. Sampai saat ini masih dirayakan.





Salah satu kisah menyebut, alkisah Kaisar Romawi Claudius II melarang para tentara muda menikah agar mereka tak "melempem" di medan tempur. Namun, Uskup Valentine melanggar perintah itu dan menikahkan salah satu pasangan secara diam-diam. Ia dieksekusi mati saat sang penguasa mengetahui pernikahan rahasia itu. Saat ia dipenjara, legenda menyebut bahwa pria asal Genoa itu lantas jatuh cinta dengan putri orang yang memenjarakannya. Sebelum dieksekusi secara sadis, ia membuat surat cinta pada sang kekasih.





Jauh hari sebelum perayaan valentine, meja di mal ataupun di supermarket hampir dipenuhi dengan pernak-pernik valentine diantaranya, hiasan bunga dan diskon makan malam gratis.





Jika hari valentine tiba tak jarang terdengar ucapan “Adakah cokelat.” Valentine pada umumnya dirayakan oleh anak muda dengan orang tercinta yang identik dengan cokelat, bunga atau pun surat yang berisikan ungkapan kasih sayang. Namun di sisi lain banyak orang yang tidak setuju, “Hari kasih sayang itu bukan hanya hari valentine tapi tiap harinya pun” setiap orang punya pandangan tersendiri.





Tidak ada salahnya kalau dikatakan, hari valentine budaya zina berkedok kasih sayang, sebagian anak muda yang kurang ilmu dan iman menjadikan momen valentine sebagai ajang zina mulai dari zina mata hingga kemaluan yang semuanya itu dibungkus dalam satu tipuan setan disebut dengan “Kasih sayang” pada hakikatnya hanya mendatangkan murka.





Allah SWT berfirman:







وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا





“Dan janganlah kamu mendekati sesungguhnya zina itu suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk” (Qs. Al-Isra ayat 32).





Sadar atau tidak, merayakan hari Valentine, berarti dia ikut melakukan penghormatan kepada orang Nasrani yang dianggap sebagai 'pahlawan cinta'.
Di masa sekarang ini, jalan hidup Yahudi dan Nasrani mana yang tidak ditiru kaum muslimin? Mulai gaya berpakaian, gaya makan, gaya penampilan, gaya hidup, hingga gaya beragama bagi banyak orang Yahudi dan Nasrani,termasuk pula kompilasi hari Valentine. Saling memberi cokelat, bunga, kado, pergi ke pesta, serta gaya hidup orang-orang Yahudi dan Nasrani lebih banyak kita dapati pada hari ini. Lantas, ke mana rasa Ridha dan bangga kita terhadap agama Islam harus mengikuti tradisi dan kebiasaan orang non muslim? Ikut memeriahkan hari valentine dengan cara apa pun, sama saja dengan meminta kebiasaan orang Non Muslim.





Terkhusus buat para wanita yang hilang rasa malunya, jangan karena cokelat dan romantisme picisan, merelakan bagian yang paling berharga pada diri anda. Laki-laki yang saat ini menjadi pacarmu, bukan jaminan dia bisa menjadi suamimu. Bisa jadi kamu sangat suka kasih sayang nyanyikan kekasih, namun di balik itu, obsesi pacarmu terbesar hanya ingin melampiaskan nafsu binatang dan mengambil madumu.





“Lelaki romantis itu bukan yang cuma kasih cokelat, kata-kata memikat dan setangkai bunga mawar, tetapi lelaki romantis itu yang tak berani menyentuh wanitanya sebelum ia menghadap walinya untuk melamar.”





WhatsApp : 085396410006





Editor: Mifda Hilmiyah


Kamis, 13 Februari 2020

Raker Hari Kedua di Bali, Ini Kata Rektor


IAIN PAREPARE---- Hari kedua pelaksanaan rapat kerja IAIN Parepare, Jumat (14/2/2020) yang berlangsung di J4 Hotel Legian, Bali dilaksanakan review Term Of Reference (TOR) dari masing-masing fakultas, dan Unit Pelaksana Tugas (UPT).





Sebelum memulai kegiatan, Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si memimpin rapat teknis dalam rangka menyusun pedoman singkat review dan pembentukan tim reviewer. Tim ini terdiri dari reviewer I beranggotakan Wakil Rektor I Dr. Sitti Jamilah Amin, Wakil Rektor II Sudirman L, M.H, Wakil Rektor III Dr. Muhammad Saleh, dan Kepala Biro Hj. Musyarrafah Amin, M.Si. dengan fokus review pada kesesuaian tugas, fungsi, indikator kinerja, sinkronisasi dan sinergisasi program, serta skala prioritas.





Tim reviewer II terdiri dari Kepala Bagian Administrasi Umum dan Keuangan Muh. Jafar, S. Ag., MA, Kepala Bagian Akademik Kemahasiswaan dan Kerja sama Naharuddin, S. Ag., M. Pd, Kepala Sub Bagian Perencana, Organisasi dan Hukum Hasim, S. Sos, MM, dan Satuan Pengawasan Internal Tamsil Hadi, S.E.





Reviewer berfokus pada kesesuaian dokumen dengan format, kesesuaian standar akun belanja, kesesuaian standar biaya masukan dan biaya internal. Kedua tim yang dibentuk akan melakukan review terhadap semua TOR yang diajukan untuk tahun anggaran 2021.









Kepala Biro Hj. Musyarrafah Amin, M.Si membuka rapat kerja hari kedua dengan terlebih dahulu memimpin yel-yel dengan kata “okemi” diikuti oleh seluruh peserta rapat kerja.









Rektor IAIN Parepare dalam arahannya, menyampaikan agar program yang disusun harus bersifat preskriptif. “Preskriptif itu artinya membuat program sesuai regulasi seolah kita sudah betul-betul berada dalam situasi itu, jadi bukan sebuah program hayalan belaka. Preskriptif sebuah proses berpikir kontekstual di masa mendatang, kita hadirkan hari ini. Teknis dan capaian program inilah  yang akan kita jadikan rujukan dalam menyusun deskripsi kegiatan,” urai Rektor terkait rujukan penyusunan program dihadapan peserta rapat kerja. (nhk/mif)


Tingkatkan Nilai Tawar Program Studi Ilmu-ilmu Adab dan Humaniora


Humas IAIN Parepare --- Dosen ilmu-ilmu adab dan humaniora Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se- Indonesia berkumpul selama 2 hari, yaitu 13 s.d. 14 Februari 2020 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mereka sedang mengikuti Workshop Pengembangan Kelembagaan dan Keilmuan Humaniora di era 4.0.









Kegiatan ini diinisiasi dan diselenggarakan tiga lembaga sekaligus, yaitu Asosiasi Dosen Ilmu-ilmu Adab (ADIA) se- Indonesia, Fakultas Adab dan Humanioran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Asosiasi Program Studi Sejarah Islam Indonesia (APSII). Jumlah perserta yang diundang terbatas, hanya berkisar 50 orang dari seluruh Indonesia.





A. Nurkidam, Ketua Program Studi Sejarah Peradaban Islam IAIN Parepare sekaligus Pengurus Pusat APSII periode 2019-2021 yang menghadiri kegiatan tersebut, Kamis, 13/2/2019 ketika dikonfirmasi melalui whatshapp menyatakan bahwa workshop tersebut merupakan upaya meningkatkan nilai tawar ilmu-ilmu Adab dan Humaniora di era 4.0.





Banyaknya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) bertransformasi menjadi Universitas (UIN) melahirkan tantangan baru bagi fakultas ilmu-ilmu Adab dan Humaniora. Ada fenomena menurunnya nilai dan daya tawar ilmu Adab dan Humaniora di masyarakat. Kehadiran ilmu-ilmu umum di PTKIN dianggap lebih menjanjikan dan prospek dibanding ilmu Adab dan Humaniora oleh masyarakat.





Seperti paper yang dikirim A. Nurkidam kepada kami. Workshop ini membahas upaya peningkatan positioning dan daya tawar Fakultas Adab dan Humaniora dalam menghadapi tumbuh dan berkembangnya fakultas-fakultas umum yang dianggap lebih menjanjikan bagi karir akademik dan pekerjaan para calon mahasiswa.





"Untuk menghadapi tantangan tersebut, serta untuk mempertahankan tugas akademiknya dalam mengembangkan kajian-kajian ilmu Islam dan Humaniora, maka Fakultas Adab dan Humaniora harus memiliki “merek dagang” sendiri yang khas dan berdaya jual tinggi, serta tidak dimiliki oleh bidang keilmuan lain. Selain itu, perangkat teknologi dan system informasi hendaknya dapat diantisipasi agar menjadi sumber daya dan media pendukung bagi proses pembelajaran," tulisnya.


Adaptasi Ilmu Adab dan Humaniora Era 4.0


IAIN PAREPARE---- Ketua Prodi Sejarah Peradaban Islam Dr. A. Nurkidam mengikuti Seminar dan Workshop Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab dengan tema " Penguatan Kelembagaan Fakultas Adab/Ilmu Humaniora di Era 4.0" di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Kamis sampai Jumat (13-14/2/2020)





Selain seminar, juga diagendakan workshop dengan tema “Revisi Kurikulum Sejarah Islam Menuju Kampus Merdeka”. Kegiatan
ini diselenggarakan Asosiasi Dosen Ilmu Adab (ADIA) dan Asosiasi Program Studi Sejarah
Islam Indonesia (APSSII). Seminar ini dihadiri Dekan Fakultas Adab, Ketua dan Sekretaris Prodi Sejarah Islam dari
beberapa wilayah di Indonesia dengan jumlah peserta sekira 50 orang.





Ilmu Adab dan Humaniora memiliki tantangan  di era 4.0. Tantangan yang dimaksud  terkait positioning dan daya tawar dalam menghadapi tumbuh dan berkembangnya fakultas-fakultas umum yang dianggap lebih menjanjikan bagi karir akademik dan pekerjaan para calon mahasiswa. Selain itu, perkembangan teknologi era industrial 4.0 meniscayakan adanya adaptasi dan perubahan signifikan.









Tujuan pertemuan ini
sebagai penguatan Ilmu Adab dan penguatan 
kurikulum Sejarah Islam.  Kegiatan ini juga bermaksud membangun
distingsi dan karakter keilmuan bidang Islam dan Humaniora yang ada di bawah
Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKIN), Kementerian Agama. Workshop
dan seminar ini juga
bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam rangka pengembangan prodi Sejarah
Kebudayaan  Islam.









Pemateri yang hadir, diantaranya Prof. Dr. Oman
Fathurahman, M.Hum menjelaskan
materi penguatan kelembagaan Fakultas Adab/Ilmu Humaniora, Dekan Fakultas Adab UIN Syarif Hidayatullah Saiful Umam, Ph.D menjelaskan reposisi fakultas
adab/humaniora dan
Prof. Amelia Fauzia, Ph.D Sekretaris
Asosiasi Prodi Sejarah Islam Indonesia membawakan materi pengembangan kurikulum Sejarah Peradaban Islam. "Harapannya
agar Prodi Sejarah Kebudayaan Islam mampu 
menguasai persoalan sejarah Islam 
dan ilmu lainnya," harap Dr. Nurkidam saat dihubungi via WhatsApp. (mif)


Rektor IAIN Parepare: "Mari Kita Berpikir Visioner"


IAIN PAREPARE--- Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si secara resmi membuka kegiatan rapat kerja, Kamis (13/2/2020) di J4 Hotel Legian Bali.





Rektor dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal penting terkait pelaksanaan rapat kerja tahun 2020. “Meskipun beberapa sorotan media online menyoroti kegiatan rapat kerja yang dinilai sebagai pemborosan anggaran, namun tetap kita laksanakan. Sebab kalau kita menelusuri PTKIN di Indonesia, maka kitalah orang-orang yang terakhir melakukan kegiatan rapat kerja di luar pulau," ujarnya.









"Pelaksanaannya telah diajukan tahun 2019 melalui rapat kerja dan telah disetujui Kementerian Agama, sehingga kegiatan rapat kerja ini tetap kita laksanakan di Bali ini sesuai dengan perencanaan,” jelasnya.





Lebih lanjut diuraikan pula, “Teman-teman kita ini bekerja tanpa jeda, sehingga perlu juga diapresiasi dalam rapat kerja di luar pulau, saya malah bermimpi suatu saat kita rapat kerja di luar negeri. Kalau tidak terwujud dalam kepemimpinan saya maka diharapkan pada pemimpin mendatang," tambahnya.





Rapat kerja menjadi rapat program kerja lembaga pada setiap tahun. "Saya berharap rapat kerja dijadikan sebagai acuan, menyusun program kerja. Mari kita berpikir visioner dalam menyusun program dengan menghadirkan masa yang akan datang dengan lompatan-lompatan program kegiatan yang relevan dengan masa depan," jelasnya lagi.









"Marilah kita mulai bekerja dengan membiasakan yang benar, dan patuh terhadap regulasi yang tertuang dalam pedoman yang lahir di kampus kita. Perubahan pedoman akan dilakukan apabila dalam pelaksanaannya kita menemukan beberapa hal yang perlu disempurnakan setelah dilakukan evaluasi ," harapnya kepada peserta dalam sambutan pembukaan rapat kerja (nhk/mif).


Rektor IAIN Parepare: "Mari Kita Berpikir Visioner"


IAIN PAREPARE--- Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si secara resmi membuka kegiatan rapat kerja, Kamis (13/2/2020) di J4 Hotel Legian Bali. Rektor dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal penting terkait pelaksanaan rapat kerja tahun 2020.









“Meskipun beberapa sorotan media online menyoroti kegiatan rapat kerja yang dinilai sebagai pemborosan anggaran, namun tetap kita laksanakan. Sebab kalau kita menelusuri PTKIN di Indonesia, maka kitalah orang-orang yang terakhir melakukan kegiatan rapat kerja di luar pulau Sulawesi," ujarnya.









"Pelaksanaannya telah diajukan tahun 2019 melalui rapat kerja dan telah disetujui Kementerian Agama, sehingga kegiatan rapat kerja ini tetap kita laksanakan di Bali ini sesuai dengan perencanaan,” jelasnya.









Lebih lanjut diuraikan pula, “Teman-teman kita ini bekerja tanpa jeda, sehingga perlu juga diapresiasi dalam rapat kerja di luar pulau, saya malah bermimpi suatu saat kita rapat kerja di luar negeri. Kalau tidak terwujud dalam kepemimpinan saya maka diharapkan pada pemimpin mendatang," tambahnya.





Rapat kerja menjadi rapat program kerja lembaga pada setiap tahun. "Saya berharap rapat kerja dijadikan sebagai acuan, menyusun program kerja. Mari kita berpikir visioner dalam menyusun program dengan menghadirkan masa yang akan datang dengan lompatan-lompatan program kegiatan yang relevan dengan masa depan," jelasnya lagi.





"Marilah kita mulai bekerja dengan membiasakan yang benar. Mari kita menjalankan regulasi dengan sebaik-baiknya, dan patuh terhadap regulasi yang tertuang dalam pedoman yang lahir di kampus kita. Perubahan pedoman akan dilakukan pada saat sudah dirasakan," harapnya kepada peserta dalam sambutan pembukaan rapat kerja. (Nurhakki/Mif)


Rapat Kerja: “OKEMI, Optimalisasi Kinerja”


IAIN PAREPARE- Rapat
Kerja IAIN Parepare dibuka secara resmi, Kamis (13/2/2020) dengan tema “Optimalisasi
Kinerja Menuju Kampus Eduwisata dan Islam
”. Kegiatan
yang diselenggarakan
di J4 Hotel Jalan
Raya Legian No. 74, Bali dilaksanakan selama empat hari, Kamis-Sabtu, (13-16/2/2020)









Rapat Kerja ini dihadiri Rektor IAIN Parepare Dr Ahmad Sultra Rustan, Wakil
Rektor I, II dan III, Senat, Dekan dan Wakil Dekan, serta pimpinan unit.
Sebelumnya, Rektor dan rombongan dikalungkan bunga sebagai bentuk sambutan
pengunjung yang datang ke Bali. 





Rapat Kerja diawali laporan Ketua Panitia Hj.
Musyarrafah Amin dengan
menyampaikan tema kegiatan rapat kerja. “Jadi
kegiatan kita ini temanya Optimalisasi
Kinerja Menuju Kampus Eduwisata dan Islam
disingkat ‘OKEMI’ sebagai semangat kita merencanakan program kerja mewujudkan IAIN
sebagai kampus eduwisata,”
jelasnya.





Foto: Hj. Musyarrafah Amin (Kabiro AUAK IAIN Parepare)




 Kegiatan ini bertujuan untuk review penyusunan rencana program tahun 2021 dan juga menghadirkan beberapa narasumber antara lain, Rektor IAIN Parepare Dr Ahmad Sultra Rustan, Biro Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, Inspektorat Jenderal wilayah IV Kementerian Agama dan Direktoral Jendral Pendidikan Islam.









Selanjutnya, ketua panitia sekaligus Kepala Biro (Kabiro) Administrasi Umum, Akademik, dan Kemahasiswaan (AUAK) IAIN Parepare menyampaikan harapan kepada peserta agar mengikuti kegiatan dengan semangat.





“Saya berharap kita semua semangat melaksanakan kegiatan rapat kerja ini, demi kemajuan lembaga kita dan mewujudkan mimpi-mimpi kita kedepan, sebab kita hadir demi kita dan untuk kita,” urainya menutup laporan ketua panitia.





Peserta rapat kerja juga dihibur oleh tari tradisional Bali saat pembukaan acara. (Nurhakki/mif)






Rabu, 12 Februari 2020

Relasi Partai Politik dan Korupsi


Oleh:
Rusdianto Sudirman, S.H, M.H.





(Pengamat dan Pengajar Hukum
Tata Negara IAIN Parepare
)





OPINI---Persoalan mahar politik telah membudaya di lingkaran partai politik (parpol), terutama jelang pencalonan baik dalam ajang pilkada maupun pemilu. Politik transaksional yang berujung permintaan uang terhadap kandidat yang diusung, memicu terjadinya praktik korupsi karena harus mencari (mengembalikan) mahar politik kepada para pengusaha penyandang dana. Bentuk-bentuk pengembaliannya bisa beragam, mulai dari bagi-bagi proyek yang didanai APBD sampai gratifikasi pengurusan izin usaha yang pada akhirnya berujung korupsi.





Selama ini, pemberantasan korupsi di Indonesia terlalu didominasi perspektif hukum dan administrasi. Padahal dalam banyak kasus, ditemukan ada relasi antara tindakan korupsi dengan aspek politik, terutama partai politik sebagai institusi penting dalam sistem politik yang demokratis.





Perlu dipahami, perspektif hukum sudah tidak cukup untuk memberantas korupsi sebab kejahatan  itu selalu berhubungan dengan modal yang masuk dan terintegrasi ke institusi penyelenggaraan negara secara massif sehingga pembahasan tentang korupsi juga harus melihat keterkaitannya dengan aspek politik, seperti demokrasi, dan  kelembagaan partai politik.





 Indonesia menganut sistem demokrasi yang menempatkan kekuasaan tertinggi berada di tangan  rakyat. Rakyat yang membentuk pemerintahan, ikut menyelenggarakan pemerintahan dan menjadi tujuan utama penyelenggaraan pemerintahan Negara. Pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat yang demikian itulah disebut dengan sistem demokrasi. Itu sebagaimana tercantum dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 dimana kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang- undang dasar.





 Untuk menjalankan mekanisme demokrasi, dalam konstitusi diatur tentang pelaksanaan pemilu. Pemilu yang digelar setiap lima tahun sekali merupakan mekanisme sirkulasi elit baik itu di eksekutif maupun legislatif, sekaligus juga menjadi ukuran apakah negara itu telah demokratis atau tidak. Di dalam proses penyelenggaraan pemilu menghadirkan parpol sebagai pilar utama demokrasi.





Keberadaan parpol penting karena...









Keberadaan parpol penting karena demokrasi mensyaratkan wewenang warga untuk memerintah dan  menjadi bagian dari hak warga berpartisipasi menentukan kebijakan publik dan pemimpinnya. Fungsi penting parpol dalam demokrasi, antara lain: penyerapan aspirasi dan kebutuhan rakyat, pendidikan politik, kaderisasi, dan rekrutmen politik.





Sejatinya  tujuan sebuah partai poltik adalah selain
rekrutmen politik dan pendidikan politik kepada rakyat, tujuan utamanya untuk
meraih kekuasaan. Selama berkuasa mereka  harus mempersiapkan kader-kader terbaik untuk
diusung di setiap daerah baik itu Gubernur, Bupati ataupun Walikota demi
kelancaran sistem penyelenggaraan pemerintahan, akan tetapi sekarang ini partai
politik sepertinya tidak melakukan kaderisasi sehingga mereka tidak
mempersiapkan kader-kader terbaiknya untuk diusung dalam pilkada serentak
mendatang. Harusnya jika yang diusung adalah kader sendiri maka yang menanggung
segala beban keuangan pencalonan adalah partai politik. Karena yang akan
diperjuangkan adalah ideologi dan visi misi partai, tapi yang terjadi sekarang
justru sebaliknya.





Oleh karena itu, perlu ada upaya penindakan terhadap orang atau pihak yang terbukti melakukan politik transaksional. Kendati demikian, penulis mengakui, siapa lembaga yang berwenang menindak persoalan mahar politik belum diatur secara spesifik. Apalagi dalam praktiknya mahar politik susah dibuktikan meskipun aroma baunya menyengat kemana-mana. Meskipun begitu setidaknya, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bisa memberi peringatan terhadap partai atau oknum yang melakukan hal tersebut sebagai upaya pencegahan. Caranya, bisa memberikan informasi kepada publik agar memutuskan tidak memilih partai atau calon yang diduga menyerahkan mahar kepada partai. Bahkan, jika partai politik terbukti menerima mahar dalam jumlah tertentu yang sudah diberikan batasan oleh undang-undang, maka pemerintah dapat mengajukan pembubaran partai politik tersebut ke mahkamah konstitusi.





Jadi, menurut hemat penulis yang harus dibenahi...









Jadi,
menurut hemat penulis yang harus dibenahi terlebih dulu adalah instusionalisasi
partai politik. Setiap partai politik harus bisa menciptakan kesamaan kehendak
dan cita-cita bersama untuk menyusun suatu konsep kenegaraan yang bermuara pada
terwujudnya kesejahteraan rakyat. Konsep kenegaraan itulah yang harus
disosialisasikan dan dikomunikasikan setiap partai politik kepada masyarakat
dalam pemilihan umum dan secara tidak langsung rakyat sebagai pemegang
kedaulatan akan bisa memilih partai politik mana yang bisa memperjuangkan
kepentingan mereka. Rekrutmen dan Kaderisasi partai politik harus diperketat melalui
paksaan undang-undang.





Untuk menjamin rekrutmen dan kaderisasi  partai politik regenerasi, sebaiknya ada
pengaturan mengenai persyaratan menjadi pengurus pada tingkat atas pengalaman
minimal 5 tahun sebagai pengurus pada tingkat bawahan. Jika struktur
kepengurusan partai politik terdiri atas 4 tingkat, maka seorang calon Ketua
Umum dipersyaratkan minimal sudah 20 tahun menjadi pengurus partai politik yang
bersangkutan. Dengan demikian pembinaan partai politik dalam jangka panjang
akan tumbuh dan berkembang secara sehat, terhindar dari ‘kutu-loncat’ yang
menumbuhsuburkan budaya politik transaksional dan pragmatis





Dalam
sistem ketatanegaraan Indonesia peranan partai politik sangat strategis dalam
pemerintahan, karena secara konstitusional di dalam UUD NRI 1945 hanya partai
politik yang dapat mengusung pasangan calon presiden dan wakil presiden, dan
Anggota DPR/DPRD dalam pemilu. Bahkan dalam pencalonan kepala daerah,
setiap pasangan calon harus mendapatkan rekomendasi dukungan dari Partai
Politik. Sehingga sejatinya jika Presiden, Anggota DPR/DPRD, dan kepala daerah
terpilih berasal dari partai politik yang sama, atau setidaknya berasal dari
koalisi partai politik yang mempunyai ideologi yang sama, maka seharusnya
pemerintahan dapat berjalan secara baik dan lancar tanpa adanya kegaduhan
politik.





Tumbuh suburnya praktik korupsi sangat berkorelasi dengan mahalnya biaya politik dalam setiap kontestasi pilkada. Sehingga sistem demokrasi yang sifatnya transaksional pada akhirnya mengarah pada pemerintahan yang pragmatis. Untuk itu pemerintah dan DPR harus kembali merumuskan regulasi yang dapat memberikan penguatan instusionalisasi partai politik yang mengarah pada penguatan sistem demokrasi.





Editor: Mifda Hilmiyah


Selasa, 11 Februari 2020

Sumbang Saran dan Kritik, Begini Hasil Rapat Akademik FEBI


IAIN PAREPARE — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) menggelar Rapat Akademik Tahun 2019/2020 Genap di Ruang Seminar Fakultas Febi, Selasa (11/02/2020).





Hadir dalam
pertemuan tersebut Wakil Dekan 1 Dr. Zainal said,  M. H,  Wakil Dekan 2 Drs. Moh yasin soumena,  M.Pd, Kasubag Akademik Abd. Hamid, S. Kom,
Ketua Program Studi, dan Dosen dalam lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.





Diawali dari Wakil Dekan 1 Zainal Said melaporkan beberapa hal yang menyangkut masalah Akademik baik dari jumlah dosen maupun jumlah mahasiswa. Dalam laporannya menyebutkan jumlah Dosen Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Febi 33 orang, Dosen Pegawai Pemerintah Non Pegawai Negeri (PPNPN) 15 orang, Dosen Luar Biasa 19 orang, total keseluruhan sebanyak 67 orang.





Untuk jumlah mahasiswa per Program Studi (Prodi) dari tahun 2014-2019 sebanyak 2.211 orang, ”Febi yang paling terbanyak, dimana sebelumnya dipegang oleh fakultas yang lain," ungkap Zainal Said.





Ia mengatakan, jumlah mahasiswa setiap Prodi juga bervariasi, seperti Perbankan Syariah sebanyak 892 orang, Ekonomi Syariah 445 orang, Manajemen Zakat dan Wakaf 163 orang, Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah 241 orang, Manajemen Keuangan Syariah 216 orang, Akutansi Syariah 147 orang, Pariwisata Syariah 107 orang, dan jumlah keseluruhan rombongan belajar sebanyak 451 Rombel.









Selain itu
menurut Zainal Said, dalam proses evaluasi akademik tentu ada beberapa kendala
dan hambatan yang dilalui. Baik dari segi kedisiplinan dosen dalam mengajar,
kedisiplinan dalam penginputan nilai sesuai kelender akademik maupun dari sisi
sarana dan prasarana fakultas yang harus dibenahi. “Tentunya ada beberapa
kendala yang dihadapi, tapi Insya Allah sedikit demi sedikit kita akan benahi
semuanya,” tutupnya.





Hal senada juga disampaikan wakil Dekan 2 Moh yasin soumena  yang menangani terkait sarana dan prasarana fakultas. Menurutnya, FEBI harus jadi kiblat untuk fakultas yang lain. "Olehnya itu, sedikit demi sedikit kita akan benahi. Tapi sebelumnya kita akan mendengarkan masukan dari beberapa dosen dan kita akan eksekusi demi kepentingan lembaga kita bersama," paparnya.





Pertemuan
tersebut juga diwarnai dengan beberapa kritik dan saran dari beberapa dosen
baik dari sisi akademik maupun dari sisi fasilitas fakultas. “Silahkan semua
kritik dan sarannya ditumpahkan karena disinilah momenya kita mendengarkan
masukan dari dosen," ungkap Zainal said.





Dari pertemuan tersebut lahirlah beberapa ide dan inovasi yang sangat membangun untuk kemajuan fakultas ekonomi dan bisnis Islam kedepanya. Baik dari sisi akademik maupun dari sisi sarana dan prasarana fakultas, yang nantinya akan menjadi bahan pertimbangan pimpinan. (*)





Penulis : Musmulyadi





Editor : Alfiansyah Anwar