Senin, 30 Desember 2019

Rektor Gandeng Mantan Petinggi KPK Gelar Workshop Tunas Integritas 2 Angkatan


Humas IAIN Parepare --- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Ahmad S. Rustan memiliki komitmen yang tinggi dalam menciptakan penyelenggaraan dan pengelolaan perguruan tinggi yang bersih dan akuntabel. Hal tersebut dibuktikan dengan menggandeng mantan petinggi KPK dalam kegiatan workshop Tunas Integritas.









Mantan petinggi KPK tersebut adalah Asep Chaerullah dan Ryan Herviansyah Utama. Keduanya pernah menjadi petinggi Komisi Pembertas Korupsi (KPK) Republik Indonesia. Mereka aktif pada masa awal-awal berdirinya KPK dan menjabat pada deputi Pencegahan KPK RI. Keduanya yang mempelopori program gerakan budaya integritas di KPK RI.





Pasca di KPK mereka melanjutkan gerakan pembangunan budaya integritas secara nasional ke seluruh Indonesia melalui perkumpulan Kolaborasi Integrasi Nasional (KIN). Melalui KIN ini, mereka telah berkolaborasi dengan ratusan lembaga pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga legislatif mau pun perguruan tinggi dalam kegiatan workshop Tunas Integritas.





Kegiatan workshop Tunas Integritas IAIN Parepare berlangsung dua angkatan. Workshop Angkatan I berlangsung pada tanggal 17-19 Desember 2019. Diikuti oleh 41 orang pejabat tingkat institut dan Fakultas, diantaranya Rektor, para Wakil Rektor, Kepala Biro, para Dekan, Ketua Lembaga, Kepala UPT dan Kepala Pusat dalam lingkup IAIN Parepare.





Sementara Workshop Tunas Integritas Angkatan II diadakan pada tanggal 28-30 Desember 2019 dan diikuti oleh pejabat pada tingkat Kepala Bagian, Kepala Sub Bagian, dan Ketua Program Studi, dan sejumlah alumni yang terhimpun dalam IKA IAIN Parepare. Workshop Tunas Integritas Angkatan II ini ditutup hari ini, Senin, 30/12/2019.





"Kegiatan workshop tunas integritas sangat penting dan positif untuk membangun karakter integritas individu, integritas organisasi, dan sinergisitas organisasi. Untuk membangun dan mengelola IAIN Parepare, kami membutuhkan jiwa-jiwa optimis yang senantiasa berpikir positif. Merubah potensi negatif menjadi potensi positif. Jika energi positif hadir, maka kami yakin kampus kita berkembang dan maju," kata Rektor saat memberikan sambutan pada kegiatan tersebut.





Bahkan Rektor, Ahmad S. Rustan berencana mengikutkan seluruh dosen dan pegawai dalam lingkup IAIN Parepare sebagai peserta workshop Tunas Integritas. "Semoga tahun depan, pak Asep dan Ryan masih bisa melanjutkan workshop Tunas Integritas untuk seluruh dosen dan pegawai IAIN Parepare," kata Rektor mengutarakan rencananya.


Pengumuman Penerimaan Tenaga Kontrak IAIN Parepare


Berdasarkan Hasil Seleksi berkas dan tes wawancara calon tenaga kontrak IAIN Parepare tahun 2020. Maka bersama ini diumumkan calon tenaga kontrak yang dinyatakan lulus untuk mengikuti penandatanganan kontrak pada:





Hari/ Tanggal : 2 Januari 2020





Tempat: Gedung rektorat bagian Kepegawaian IAIN Parepare










Sabtu, 28 Desember 2019

Tingkatkan Kebersamaan Menuju Perguruan Tinggi Unggul dan Berkelas Dunia


Humas IAIN Parepare --- Pra Rapat Kerja (Pra Raker) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare tahun Anggaran 2019 yang berlangsung selama 2 hari di Hotel Kenari Parepare ditutup secara resmi oleh Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan, Jumat, 27/12/2019.





Hj. Musyarrafah Amin selaku Ketua Panitia melaporkan bahwa pelaksanaan Pra Rapat Kerja yang diikuti seluruh pejabat dalam lingkup IAIN Parepare berlangsung efektif dan dinamis. Peserta yang berjumlah 76 orang mengikuti seluruh agenda kegiatan dengan penuh semangat dan antusiasme.





"Alhamdulillah, tujuan Pra Raker dapat terwujud dan terlaksana sesuai dengan target dan harapan. Indikatornya terlihat dari dinamika forum yang berjalan dinamis sehingga proses persamaan persepsi tercapai." kata Hj. Musyarrafah Amin yang juga menjabat sebagai Kepala Biro AUAK.





Ada pun out put dari Pra Raker ini, Hj. Musyarrafah Amin menargetkan kepada peserta agar membuat draf rancangan program kerja untuk tahun anggaran 2021 yang berbasis data dan kebutuhan. Draf tersebut akan menjadi acuan dan bahasan dalam Rapat Kerja nantinya. "Kami memberikan waktu selama 30 hari ke depan untuk membuat draf program kerja tersebut pada masing-masing unit," tambahnya.





Sementara Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan dalam arahannya mengatakan Pra Raker yang kali pertama diadakan ini bertujuan untuk membangun kebersamaan antar sivitas kampus melalui penyamaan persepsi dan pandangan. Khususnya dalam merefleksi kegiatan sebelumnya dan merancang rencana kerja masa datang.





Menurutnya, kebersamaan merupakan modalitas utama dalam membangun dan memajukan kampus. "Rektor tidak bisa bekerja sendiri. Tetapi membutuhkan kebersamaan dengan seluruh elemen kampus untuk bersinergi dan bekerja secara gotong royong dalam mewujudkan cita-cita bersama," katanya.





Melalui kebersamaan tersebut, Rektor berharap dan optimis untuk mewujudkan IAIN Parepare sebagai salah satu perguruan tinggi yang unggul dan bahkan berkelas dunia. Perguruan tinggi unggul akan memperoleh apresiasi dan kepercayaan dari masyarakat, negara mau pun stakeholder lainnya.





"Untuk mencapai itu, setiap fakultas harus membangun dan mengembangkan program studi yang memiliki kekhasan, spesialisasi, unik atau distingsi yang berdaya saing tinggi. Oleh karenanya penyusunan program kerja harus berelevansi dengan visi misi IAIN Parepare yang berorientasi pada perwujudan perguruan tinggi unggul dan berkelas dunia," kata Rektor.


Kamis, 26 Desember 2019

Pra Raker IAIN Parepare: Kepala Biro AUAK Tekankan Program Kerja berbasis Data dan Kebutuhan


Humas IAIN Parepare--Sebelum
menggelar Rapat Kerja (Raker) tahun 2020, institute Agama Islam Negeri (IAIN)
Parepare terlebih dahulu menggelar Pra Raker yang berlangsung di meeting Room
Hotel Kenari Parepare, Kamis (26/12).





Kegiatan tersebut dilaksanakan selama dua mulai tanggal 26-27 Desember 2019 dengan mengusung Tema “Terencana, Terukur, Terbaik” . serta dihadiri 76 peserta  terdiri dari utusan Rektor, wakil Rektor, Dekan Fakultas, Wakil Dekan, Kepala Prodi, Kepala Unit/Pusat, Kasubbag, Kerumahtanggaan, Bendahara dan staf Rektor.









Dalam laporannya, Hj. Musyarrafah Amin, Kepala Biro AUAK
IAIN Parepare menyampaikan bahwa tujuan dilaksanakannya pra Raker ini untuk
merefleksi kegiatan yang telah dilakukan selama tahun 2019 serta merupakan
pertemuan untuk membahas bagaimana potret  penganggaran IAIN Parepare  di tahun 2021 karena penganggaran tahun 2020
telah dibahas pada raker sebelumnya.





“ alasan pra raker ini dilaksanakan adalah untuk merancang program kerja dalam lingkup IAIN Parepare dengan mempertimbangkan prinsip efektifitas dan efisiensi serta mengidentifikasi program kerja yang urgen untuk dilaksanakan pada tahun 2021 dengan penekanan pada pembuatan program kerja yang berbasis data dan berbasis kebutuhan.” Tegas Musyarrafah saat memberikan laporan.









Kemudian kegiatan Pra raker ini juga dibuka langsung oleh
Rektor IAIN Parepare, Dr.Ahmad S.Rustan, M.Si., menyampaikan bahwa dalam
menyusun RKAKL tahun 2021 agar sesuai dengan kebutuhan dan aturan, sehingga pada
pra raker ini berfungsi sebagai penyamaan persepsi dalam lingkup IAIN Parepare
agar penggunaan anggaran pada tahun 2021 dapat terencana dan terukur serta
berbasis data.





 Harapan Rektor semoga kegiatan Pra Raker ini memberikan manfaat buat IAIN Parepare, kegiatan berasas efisiensi, efektivitas dan berbasis data, "tutup Ahmad Sultra Rustan.






Minggu, 22 Desember 2019

Bangun Sinergitas dengan Alumni, IAIN Parepare gelar Workshop dan Temu Alumni


Humas IAIN Parepare--Workshop
dan temu alumni yang di selenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Parepare pada sabtu, 21 Desember 2019. Kegiatan ini bermaksud untuk membangun
silaturahmi antara perguruan tinggi dan alumni. Dengan demikian diharapkan
dengan terselenggaranya kegiatan ini akan muncul kebiasaan positif kedepannya
untuk saling melengkapi dan membangun kerjasama demi kemajuan almamater.





Kegiatan temu alumni ini dilaksanakan di gedung perpustakaan lantai lima dengan mengangkat tema “Peran Alumni IAIN Parepare terhadap Moderasi Beragama Berbasis Kearifan Lokal”. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kadis Perpustakaan Kota Parepare dan dibuka oleh Wakil Rektor bidang Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama.





Sambutan Ketua IKA ALUMNI




Sambutan ketua IKA Alumni IAIN Parepare, Minhajuddin mengatakan bahwa alumni sesungguhnya adalah buah dari perguruan tinggi oleh karena itu alumni diharapakan mampu memberikan sesuatu untuk perkembangan IAIN Parepare minimal sebagai katalisator.





“temu alumni ini juga bukan hanya sekedar untuk memenuhi akreditasi semata tetapi juga dengan adanya temu alumni ini, maka para alumni dapat melihat secara langsung perkembangan kampus tercinta ini setelah beberapa tahun menyelesaikan pendidikan” tutur minhajuddin.





Sambutan Wakil Rektor III




Kemudian Wakil Rektor tiga, H. Muhammad Saleh saat membuka
Kegiatan temu alumni juga menuturkan senada yang telah disampaikan oleh ketua
IKA IAIN Parepare terpilih, bagaimana alumni bisa memberikan konstribusi untuk
perkembangan almamater IAIN Parepare.





“sehingga diharapkan kepada alumni bisa bekerjasama dengan
memberikan data ter update mengenai alumni, seperti alumni yang terserap
dibagai bidang baik yang terjun di bidang politik maupun alumni yang terserap
di pemerintahan daerah” ungkap Muhammad Saleh saat memberikan sambutan.





Temu alumni ini juga dirangkaikan dengan workshop dengan
pembicara utama Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. tentang
Kebijakan IAIN Parepare Melalui Pemberdayaan Alumni dalam Peningkatan
Akreditasi. Workshop ini juga dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dari peserta.
Kemudian selain sesi tanya jawab juga ada pembicara pemdamping dari Kadis
Perpustakaan Kota Parepare dan ketua IKA Alumni IAIN Parepare.





Selain itu ketua pelaksana kegiatan, Sunandar juga
menyampaikan bahwa yang hadir pada kegiatan ini merupakan alumni dari Tarbiyah
IAIN Alauddin Kelas Jauh Parepare maupun alumni STAIN Parepare.





Berdasarkan pendataan alumni yang hadir pada workshop ini mulai dari angkatan 1993, 1994, 1997 hingga angkatan 2008. (NN)










Sabtu, 21 Desember 2019

SELAMAT NATAL VERSI AL-QU'RAN


OPINI





By. Budiman
Wakil Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN Parepare





Alquran mesti diyakini bahwa prinsip-prinsip universalnya akan selalu shâlih li kulli zamân wa makân (relevan untuk setiap waktu dan tempat).





Diktum ini berarti bahwa problem sosial keagamaan di era kontemporer tetap akan dapat dijawab oleh Alquran dengan cara melakukan kontekstualisasi penafsiran terus menerus.





Mengapa? Karena Alquran bukanlah kitab yang diturunkan hanya untuk orang-orang dulu yang hidup di zaman Nabi, tetapi ia juga diperuntukkan bagi orang-orang sekarang dan bahkan orang-orang di masa mendatang.





Ini juga berarti bahwa meskipun selama ini sudah banyak tafsir yang ditulis oleh para mufassir, tidak perlu ada sakralisasi terhadap hasil penafsiran. Sebab, sakralisasi penafsiran Alquran tidak saja dapat disebut sebagai ”syirik intelektual”, tetapi juga menjadikan Alquran seperti ”mumi”.





Ada ungkapan yang viral terutama di kalangan penafsir Alquran: al-nash al-qur’ânî tsâbit[un]
wa madhmûnuhû mutaharrik[un], artinya teks qur’ani itu statis, sementara kandungan, pesan, dan maknanya dinamis.





Itulah sebabnya, menurut pandangan Dr. Abdul Mustaqim dalam bukunya Epistemologi Tafsir Kontemporer, dibutuhkan kecerdasan memilah terminologi tafsir dalam dua kategori: tafsir sebagai produk, dan tafsir sebagai proses.





Bagi umat Islam, Alquran selain sebagai kitab suci, ia juga merupakan kitab petunjuk. Karena itu, ia selalu dijadikan rujukan dan mitra dialog dalam menyelesaikan problem kehidupan.





Salah satu problem yang selalu menjadi perbincangan hangat setiap akhir tahun masehi, khususnya di Indonesia, adalah soal apakah ucapan ”Selamat Natal” itu dibenarkan dalam Islam?





Sejatinya ulama terbagi dalam dua mainstream (arus utama) terkait soal ini. Pertama, banyak ulama yang melarangnya. Kedua, tidak sedikit juga yang membolehkannya, dengan catatan-catatan tertentu.





Memang, jawaban terhadap persoalan ini jika dikaitkan dengan hukum agama, maka tidak
semudah membalik telapak tangan, karena hukum agama tidak dapat dilepaskan dari konteks, kondisi dan situasi serta pelaku masing-masing.





Apalagi Alquran harus dibaca dan dipahami secara al-muntijah (kritis dan produktif), bukannya dibaca secara al-mayyitah (mati), atau model pembacaannya hanya at-tikrâriyyah (repetitif/pengulangan), bahkan pembacaannya sering bermuatan at-talwîniyyah al-mughridhah (ideologis-tendensius).





Bagi ulama yang melarang ucapan ”Selamat Natal” mendasarkan pandangannya pada kesan dan makna populer ucapan itu, yaitu pengakuan terhadap Ketuhanan Yesus Kristus. Jelas ini bertentangan dengan akidah Islam, paling tidak dapat menimbulkan kesalapahaman.





Ucapan selamat atas kelahiran (natal) ‘Îsâ ’alaihissalâm memang termaktub dalam Alquran, tetapi kini perayaannya dikaitkan dengan ajaran agama Kristen yang keyakinannya terhadap ‘Îsâ al-Masîh berbeda dengan keyakinan Islam. Dengan argumentasi ini, lahir larangan dan "fatwa" tentang haramnya mengucapkan ”Selamat Natal”.





Bagi ulama yang lain membolehkan ucapan ”Selamat Natal” berargumen bahwa saat Alquran mengabadikan ucapan ”Selamat Natal” yang pernah diucapkan ‘Îsâ al-Masîh (QS. Maryam [19]:33):





Terjemahnya:
”Keselamatan besar dan kesejahteraan (semoga tercurah) atas (diri)-ku pada hari aku dilahirkan, dan pada hari aku wafat, dan pada hari aku dibangkitkan (untuk) hidup (kembali)” harus dikaitkan dengan ucapan beliau yang lain sebagaimana terekam dalam QS. Maryam [19]:30:





Terjemahnya:
“Sesunggunnya aku (adalah) hamba Allah, Dia pasti akan memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia pasti akan menjadikan aku seorang nabi.” Argumentasi lainnya adalah bukankah seluruh umat bersaudara? Apa salahnya kita bergembira dan menyambut kegembiraan saudara kita dalam batas kemampuan kita?





Jika demikian halnya, apa salahnya mengucapkan ”Selamat Natal” selama akidah masih dapat dipelihara dan selama ucapan itu sejalan dengan apa yang dimaksud Alquran. Karena itu, mengucapkan ”Selamat Natal” kepada siapa saja penganut Kristen, melalui SMS (Short Message Service), WA (WhatsApp), Email, Messenger, Instagram, Telegram, FB (Facebook), Twitter, dan juga termasuk menghadiri kegiatan yang bukan ritual dapat dibenarkan, dengan catatan memahami maksudnya menurut Alquran, demi kemurnian akidah.





Larangan dan atau kebolehan ucapan ”Selamat Natal”, dalam pandangan penulis, masing-masing memiliki argumentasi sesuai situasi dan kondisi yang mengitarinya. Bagi yang melarang lebih pada pertimbangan dalam rangka memelihara akidah karena kekhawatiran adanya kerancuan pemahaman. Sementara bagi yang membolehkan, memberi catatan selama pengucapnya arif-bijaksana dan tetap memelihara akidahnya sesuai maksud dalam Alquran serta tidak menimbulkan kesalapahaman masyarakat awam.





Kekeliruan memahami teks Alquran kerap dijumpai dalam masyarakat, misalnya pemahaman keliru tentang makna jihad atau pemahaman aneh segelintir orang mengenai pemaknaan shalat. Mereka berdalih: ”shalat itu kan hanya doa, kalau sudah berdoa berarti shalat telah dilaksanakan.”





Inilah yang sering penulis ’teriakkan’ dalam setiap kesempatan pertemuan dengan mahasiswa, bahwa ”salah paham” terhadap teks-teks agama, khususnya teks Alquran akan melahirkan ”paham salah”.





Walhasil, mari mendudukkan persoalan ucapan ”Selamat Natal” ini pada tempatnya secara proporsional dengan tetap merujuk kepada ucapan ”Selamat Natal” yang diucapkan ‘Îsâ al-Masîh yang diabadikan dalam QS. Maryam [19]:33):





Terjemahnya:
”Keselamatan besar dan kesejahteraan (semoga tercurah) atas (diri)-ku pada hari aku dilahirkan, dan pada hari aku wafat, dan pada hari aku dibangkitkan (untuk) hidup (kembali).”





Namun, perlu ditegaskan bahwa sebelum mengucapkan ”Selamat Natal”, harus lebih awal memahami bahwa ‘Îsâ al-Masîh adalah hamba Allah (’Abd Allâh, bukan tuhan) yang diperintahkan shalat, zakat, berbakti kepada ibu, tidak bersifat angkuh dan tidak pula celaka sebagaimana terbaca dalam QS. Maryam [19]:30-32):





Terjemahnya:
“Dia (‘Îsâ putra Maryam, yang ketika itu masih bayi) berkata: “Sesungguhnnya aku (adalah) hamba Allah, Dia pasti akan memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia pasti akan menjadikan aku seorang nabi. Dan Dia (juga) telah menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana pun aku berada, dan Dia memerintahkan aku (melaksanakan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup. Dan berbakti kepada ibuku dan Dia tidak menjadikan aku orang yang sombong, lagi celaka.”





Dua arus utama pendapat mengenai ucapan ”Selamat Natal” yang disebutkan, dalam pandangan penulis, benar dan dapat diterima sesuai sudut pandang masing-masing. Ibarat hidangan yang disajikan dengan cara prasmanan, tamu undangan disilakan memilih salah satunya sesuai selera masing-masing, tentu dengan mempertimbangkan mafsadah-mashlahah-nya.





Perlu diunderline, bahwa ada Fatwa MUI Pusat sejak tahun 1981 saat Prof. Buya HAMKA menjabat Ketua Umum yang mengharamkan PERAYAAAN NATAL BERSAMA. Saat itu Buya melepas jabatan Ketua Umum MUI karena 'berseteru' dengan oknum menteri penganut Islam yang ikut dalam perayaan natal umat kristiani.





Namun dalam fatwa MUI itu tidak terlihat satu kalimat pun yang mengharamkan ucapan "Selamat Natal". Bahkan berkembang isu saat ini dikesankan seolah-olah Buya secara pribadi mengharamkan ucapan selamat natal. Padahal tidak seperti itu. Adanya klarifikasi dari cucu Buya on social media bahwa kakeknya sama sekali tidak pernah mengharamkan itu semakin membuyarkan isu miring tersebut.





Karenanya, elok rasanya setiap kali mengakhiri tahun masehi kita fokus memuhâsabah (mengoreksi) diri ketimbang sibuk mempersoalkan ucapan selamat natal.





Kalaupun harus memperbincangkannya, maka ada baiknya rujuklah ke ucapan ”Selamat Natal” ‘Îsâ al-Masîh yang diabadikan dalam Alquran sebagaimana telah disebutkan sambil melakukan qirâ’ah mu’âshirah muntijah (pembacaan kontemporer-produktif) agar Alquran fungsional dan pesan-pesannya membumi.[]


Kamaruddin Amin Ajak Dosen Menjadi Intelektual Publik Populer


Humas IAIN Parepare --- Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Kamaruddin Amin membawakan Kuliah Umum pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare Tahun Akademik 2019/2020 di gedung Perpustakaan Lantai 5, Sabtu, 21/12/2019.





Dalam orasinya, Kamaruddin Amin mengulas peran strategis PTKIN dan intelektual Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pria berdarah Bugis ini menangkap fenomena kurang maksimalnya peran PTKIN sebagai rujukan masyarakat dalam menghadapi persoalan atau isu-isu keagamaan.









Kamaruddin Amin menilai masyarakat lebih tertarik kepada organisasi keagamaan seperti MUI, NU, Muhammadiyah dan ormas lainnya dibandingkan kampus-kampus PTKIN. Pada hal, menurutnya, kampus PTKIN adalah gudangnya akademisi atau ilmuan yang memiliki otoritas keilmuan yang mumpuni.





"Mengapa kampus belum menjadi rujukan masyarakat? Ini adalah tantangan bagi kita di PTKIN" katanya. "Mungkin saja, karena kita belum menjadi akademisi atau intelektual publik populer," jelas Kamaruddin Amin. Untuk itu, Dirjen Pendis ini mengajak dosen IAIN Parepare memerankan peran sosiologis dan kulturnya secara maksimal dengan menjadi akademisi atau intelektual publik populer.





"Bagi seorang dosen, jangan hanya menjadi akademisi murni tetapi juga sebagai akademisi publik populer. Kedua-keduanya penting agar masyarakat dapat menikmati dan merasakan keilmuan kita. Jadi, jangan hanya menulis buku-buku teks yang hanya diajarkan dan dibaca ilmuan dan kalangan tertentu. Tetapi tulislah tulisan-tulisan populer terkait masalah publik, khususnya masalah agama, sosial, budaya atau kebangsaan yang memberi manfaat secara luas kepada masyarakat," urai Kamaruddin Amin.





Selain itu, Kamaruddin Amin juga mengingatkan pentingnya moderasi beragama. "Dalam konteks Indonesia hari ini, mainstreming relegion moderation sangat penting karena adanya gejala menguatnya kembali konservatisme idiologis," paparnya. Menurutnya, konservatisme idiologis ini menumbuhkan paham dan gerakan radikalisme.





Alumni IAIN Alauddin Makassar ini menuturkan ada tiga kelompok radikalisme di Indonesia yang perlu dimoderasi, yaitu kelompok radiklalisme idiologi, kelompok takfiri dan kelompok jihadis. "Kelompok radikalisme idiologi adalah mereka yang ingin mengganti idiologi negara. Mereka beranggapan pancasila dan sistem demokrasi yang dianut bangsa ini bertentangan dengan ajaran Islam" urai Kamaruddin Amin.





Kelompok lain, lanjutnya, adalah kelompok takfiri, yaitu kelompok yang selalu mengkafirkan orang lain yang memiliki pandangan atau pemahaman berbeda dengannya. Sementara kelompok jihadis yaitu kelompok yang memaknai jihad sebagai jalan berperang dalam menegakkan ajaran Islam. Ketiga kelompok inilah yang menurut Kamaruddin Amin yang perlu dimoderasi dan menjadi tantangan bagi intelektual publik populer.





Kuliah umum Program Pascasarjana ini, dihadiri Rektor, Dr. Ahmad S. Rustan, Direktur Pascasarjana, Dr. H. Mahsyar Idris, Para Wakil Rektor, Dr. Sitti Jamilah Amin, Dr. H. Sudirman L., dan H. Muhammad Saleh. Hadir juga sejumlah Dekan dan Pimpinan Fakultas, Dosen dan ratusan mahasiswa Pascasarjana IAIN Parepare.


Launching SPAN-UM 2020, Hidupkan Kembali Kajian Keislaman di PTKIN


Humas IAIN Parepare --- Menteri Agama RI, Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi me- launching secara resmi Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) dan Ujian Masuk (UM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) tahun 2020 di Gedung HM Rasjidi, Thamrin, Jumat, 20/12/2019.









Dalam acara ini, Menag RI didampingi sejumlah petinggi Kemenag RI. Diantaranya yang hadir, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Prof. Dr. Phil Kamaruddin Amin, M.A., Ketua Forum Rektor PTKIN, Prof, Dr. H. Babun Suharto, SE, MM., Ketua Umum SPAN-UM PTKIN,Prof. Dr. H. Mahmud, M.Si. Rektor PTKIN se- Indonesia juga turut hadir, temasuk Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad S. Rustan, M. Si.





Mengutip media online JabarBicara.com, Menteri Agama RI dalam arahannya meminta sivitas akademika PTKIN untuk memikirkan inovasi yang dapat menghidupkan kembali kajian keislaman di kampus. Karena kajian keislaman di kampus PTKIN berkempang pesat pada tahun 80-an. Sayang, tradisi keilmuan tersebut kini dirasakan mulai meredup.





“Saya meminta kepada semua pejabat terkait untuk turut memikirkan inovasi-inovasi yang perlu dilakukan, agar PTKIN tidak hanya menyuburkan ilmu-ilmu umum, namun menghidupkan kajian strategis ilmu-ilmu keislaman sebagai korps keilmuan yang strategis,” katanya.





Kendati demikian, Menag sangat mengapresi jumlah pendaftar PTKIN yang terus meningkat. Untuk jalur UM-PTKIN misalnya, sejak dibuka kali pertama pada 2010, pendaftar meningkat dari hanya 8.845 menjadi 157.039. Pendaftar SPAN tahun 2017, sebanyak 82.005 siswa. Jumlah pendaftar naik lagi di tahun 2018 dan 2019. 





Namun, menurutnya ada fakta yang kurang baik, karena minat mahasiswa pada bidang kajian keislaman terus menurun. “Islamic Studies peminatnya rendah. Ini menjadi keprihatian bersama, karena PTKIN awalnya dibangun sebagai wadah kajian ilmu keislaman,” jelasnya.





Kepala UPT TIPD, Sufyaldi yang mendampingi Rektor IAIN Parepare pada acara tersebut memberikan keterangan bahwa pendaftaran melalui jalur SPAN akan dimulai tanggal 3-28 Februari 2020. Sementara pendaftaran melalui jalur UM dimulai tanggal 15 April-29 Mei 2020.


WOW EFFECTS dan GO SPIRIT


OPINI





By. Budiman, M.H.I.





Wakil Dekal I Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN Parepare





Judul di atas terinspirasi dari tiga hari penuh penulis menikmati Workshop Tunas Integritas IAIN Parepare di penghujung 2019, tepatnya 17-19 Desember bersama 41 peserta yang wow (Warek, Dekan, Wadek, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Kabag, Kasubag, Kapus dan Anggota Senat) dengan menghadirkan duo trainer hebat nan mengesankan, Kang Asep Chaeruloh dan Ryan Herviansyah Utama.





Sesaat setelah kegiatan resmi ditutup Rektor IAIN Parepare Bapak Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. tiba-tiba ingatan penulis meluncur ke perhelatan pilpres dan pileg yang lalu. Sejumlah dialog imajinatif di pikiran penulis menggelayut yang berujung pada kesimpulan: “Andai perhelatan pilpres dulu betul-betul ditata dengan nilai-nilai PANCASILA dan terinternalisasi dalam sikap dan perilaku”, maka masyarakat pasti bahagia menikmati pilpres.





Memang, pilpres (pemilihan presiden), pileg (pemilihan legiatif) atau pilkades (pemilihan kepala desa) idealnya mampu membuat pikiran fresh, senyum tulus walau nirfulûs. Tidak membuat stress, senyum sinis
walau sudah dipaksakan manis. Kondisi ini tersaji akibat semua merasa diri paling benar.
Banyak faktor yang membuat kondisi ini tersaji. Dapat disederhanakan menjadi 2 (dua) faktor: dari “dalam” dan dari “luar”. Dari “dalam” indikatornya banyak, namun yang pasti manusia asyik memperturutkan birahi politiknya. Dari ”luar” pun demikian. Indikatornya beragam, namun dapat
disederhanakan: manusia terjebak pada WOW Effects: rayuan politis-puitis setan dan konco-konconya. Pikirannya negatif, pandangan batinnya buta, ilmunya lumpuh, nuraninya terselubungi kabut zhulmani.





‘Ibâdallâh…!!! Camkan, WOW Effects itu bekerja halus, nyaris tak terdengar, sulit terpantau, tidak mudah terdeteksi karena rayuannya silent (diam, tidak terasa) dan lebih banyak berawal dari sesuatu yang terlihat atau terasa biasa-biasa dan absah. Terlihat dan terasa bukan sebuah pelanggaran. Misalnya, pada mulanya duduk di atas kursi (politik) hanya dalam rangka memperjuangkan hak-hak warga. Namun dalam perjalanannya, niat tulus itu berubah arah dan dibelokkan. Keberadaan kursi berubah menjadi ajang unjuk kekuasaan.





Awalnya memiliki/’membeli’ kendaraan (politik) dianiati untuk memuluskan mobilitasnya dalam bekerja dan mengabdi. Namun, WOW Effects mengipas-ngipasi. Akhirnya niatnya bergeser.
Kendaraan itu beralih fungsi menjadi alat untuk menancapkan kuku dan cengkraman kekuasaannya.





Pada mulanya memakai baju (politik) dengan niat untuk membungkus auratnya agar auranya di hadapan warga sebagai manusia terhormat tetap terjaga. Namun, WOW Effects memanas-manasi. Akhirnya niat sucinya berubah menjadi ajang menumbuh-suburkan sifat kibr (kecongkakan) di dalam hatinya, melegalkan sifat dan perilaku takabbur di tengah masyarakat. Baju yang dipakai, secara ritual masih terlihat gagah. Namun sejatinya, secara moral, baju kebesarannya telah lucut dan copot, tetapi masih bisa mengumbar senyum padahal sudah mengalami ketertelanjangan spiritual.





Awalnya tergerak untuk terjun ke panggung politik praktis dengan niat suci: membumikan
keadilan dan kebenaran; mengutamakan kepentingan umum/negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok; mengukuhkan semangat persatuan dan kesatuan bangsa; dan memberi pendidikan politik santun, ramah dan bersahaja kepada masyarakat. Namun dalam perjalanan karier politiknya, justru mereka membumi-hanguskan keadilan dan kebenaran; sibuk mengurusi kepentingan pribadi atau kelompok walau sesekali dibumbui penyedap rasa “atas nama rakyat”; mengoyak-ngoyak persatuan dan kesatuan bangsa; mempertontonkan politik culas, kasar dan hipokrit untuk
menjatuhkan lawan (tepatnya: kawan).





Itu sebabnya, Allah mewanti-wanti kita agar secara cerdas melakukan deteksi dini terhadap WOW Effects yang dapat berwujud jebakan, perangkap, strategi dan langkah cerdik namun bertahap dari setan dalam menjerumuskan manusia. Sebagaimana firman Allah dalam QS. al-Baqarah [2]:167:
“… dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; (karena) sesungguhnya ia (setan) adalah musuh yang nyata bagimu. ”





‘Ibâdallâh…!!! Tidak semua manusia memiliki kemampuan menangkis WOW Effects itu. Tidak mampu menjadikan setan sebagai musuh abadi. Mengapa? Boleh jadi karena ia tergiur berbagai iming-iming hoax (bohong) setan walau kelihatan haq, silau dengan gemerlap dunia yang menawarkan pil yang katanya bisa membuat pikiran fresh dan hati quds serta bisa menghilangkan stress. WOW Effects ini kerap membutakan mata batin dan nurani manusia. Itu sebabnya, sejak awal Allah mengingatkan dalam QS. Fâthir [35]:6:
“Sesungguhnya setan adalah musuh (besar) bagi kamu, maka jadikanlah ia musuh…”





Firman Tuhan ini sejatinya mem-bluetooth pesan ke alam bawah sadar dan lubuk hati
terdalam manusia bahwa sejatinya manusia telah mengerti semengerti-mengertinya bahwa WOW Effects itu harus menjadi musuh besar dan abadi dalam kehidupan. Namun sayangnya, manusia seringkali belum mampu memosisikannya sebagai musuh abadi-sejati.





WOW Effects hanya menjadi musuh dalam teori, namun kerap menjadi kawan sejati dalam praktik. Kondisi ini mesti disikapi dengan terus berupaya mengasah kesadaran yang bersumber dari dalam: inside out, bukan outside in. Mengatasinya bukan hanya melakukan ritual semata dan sesuatu yang biasa, tetapi juga mesti digerakkan secara SPIritual (Super-berPrinsip-Ideal) dan luar biasa yang melibatkan 4R (Ruh, Rasa, Raga dan Rasio) secara integral dan profesional. Untuk itu, Ayo Teriakkan: IAIN Parepare…!!! GO SPIRIT…!!!
Salam “Go Spirit”


Rabu, 18 Desember 2019

Workshop Tunas Integritas, Peserta diharap Jujur dan Berkarakter


HUMAS IAIN Parepare--- Upaya untuk mendorong  para pejabat berkomitmen  jujur dan berkarakter ditempuh melalui workshop tunas integritas. Kegiatan yang diikuti puluhan pejabat lingkup IAIN Parepare ini berlangsung di lantai 5 gedung Perpustakaan IAIN Parepare, Selasa (17/12/19).









Mengundang dua fasilitator dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yakni Asep Chaeruloh dan Ryan Herviansyah Utama. Selama tiga hari, para peserta workshop akan diberikan berbagai materi yang menunjang mewujudkan Tujuan Nasional (Tunas) Integritas.





Tunas merupakan tahapan awal untuk membagun Sistem Integritas Organisasi dalam kerangka Sistem Integritas Nasional (SIN) melalui pembentukan orang-orang pada jabatan strategi yang akan diberdayakan dalam mencontohkan  keteladanan internal.









Salah satu fasilitator, Asep Chaeruloh mengungkapkan
integritas harus diperjuangkan.





“Tunas itu singkatan
tujuan nasional. Nah, tujuan nasional ini harus diraih secara berintegritas dan
integritas itu penuh perjuangan dan tidak akan pernah selesai karena kita akan
belajar terus modus-modus dan berbagai penyimpangan dan sebagainya itu selalu
tampil dengan hal baru,” jelasnya.





Asep juga menerangkan membangun budaya integritas dengan pendekatan budaya harus dilakukan oleh semua elemen secara bersama-sama dan harus berkelanjutan serta pentingnya keteladanan.





“Perlu keteladanan oleh
para pimpinan, jadi bukan hanya pimpinan tapi para pimpinan. Bukan individu
tapi semua sistem kepemimpinan,” tambahnya.









Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan berharap peserta dapat mengikuti dengan baik.





“Kegiatan ini saya harapkan kita semua mengikuti dengan baik bisa mengikuti secara continue dan itu adalah salah satu penilaian. Karena integritas itu adanya konsistensi antara tindakan-tindakan, metode, nilai, antara prinsip-prinsip sehingga orang yang berintegritas adalah orang yang jujur dan memiliki karakter yang kuat,” ucapnya sebelum membuka kegiatan.(hyn)










FEBI Selenggarakan Bimtek Pengisian BKD Online bagi Dosen Fakultas


Humas IAIN Parepare--Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut
Agama Islam Negeri Parepare mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) pengisian BKD
Online tahun 2019. Acara ini dihadiri oleh dosen dari fakultas Febi, diadakan
di ruang pertemuan Cafe Teras Empang, Rabu, (19/12).





Terkait dengan hal di atas, BKD menjadi bagian tak terpisahkan dari kinerja dosen, yaitu berupa unjuk kerja Tridharma Perguruan Tinggi sebagai pengakuan atas kompetensi profesi dosen yang telah melalui proses penilaian sertifikasi dosen. Pelaksanaan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dosen yang dilakukan setiap semester dinilai sebagai kinerja dosen, yang dievaluasi dan setiap tahun dilaporkan secara berkala. Dalam pelaksanaannya, dosen memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan sesuai standar nasional tenaga pendidik dalam melakukan penyusunan laporan BKD.









Oleh karena itu sebagai bentuk
lanjutan dari hasil diklat pim 4 yang membuat aktualisasi tentang pengisian BKD
Online maka dipandang perlu untuk melakukan bimtek pengisian BKD Dosen online
ini khususnya di fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Ungkap Abdul Hamid Selaku
Ketua Pelaksana Kegiatan saat memberikan laporan.





Kegiatan bimtek ini diawali dengan sambutan oleh wakil dekan  bidang AUPK Drs. Moh. Yasin Soumena, M.Pd. mewakili Dekan Fakultas. Dalam sambutannya beliau menyampaikan “hari ini kita berkumpul disini melakukan workshop pengisian BKD Dosen yang dilaksanakan secara online, jadi sekarang segala sesuatunya sudah berbasis online oleh karena itu semua dosen dituntut harus bisa melakukan pengisian BKD secara online” ujarnya.





Peserta Bimtek BKD Dosen Online




Selanjutnya kegiatan workshop ini diisi oleh pemateri, meliputi; Pengantar Teknologi Informasi Oleh Mustakim dan Materi kedua Pengisian BKD Online dalam Lingkup IAIN Parepare oleh Abdul Hamid.





Foto bersama peserta dan pemateri bimtek




Materi Pengisian BKD online

Selasa, 17 Desember 2019

Sharing Session Prodi Jurnalistik Islam dengan CEO Kabar Group Indonesia


Humas IAIN Parepare--Program
Studi Jurnalistik islam merupakan prodi yang baru berumur 2 tahun sejak dibuka
tahun 2017 di bawah naungan fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah (FUAD)
menggelar kegiatan Sharing Session dengan menghadirkan Founder dan sekaligus
CEO Kabar Grup Indonesia Upi Asmaradhana sebagai pembicara tunggal, di ruang
seminar fuad, Selasa, 17/12.





Kegiatan sharing session ini mengangkat tema “Digital media and Mass Media Law in the Era of Information Society”. Yang dihadiri puluhan mahasiswa dari prodi jurnalistik Islam.









Kemudian sharing session ini juga dibuka langsung oleh wakil dekan I fakultas FUAD, Dr. Iskandar, M.Sos.I. mengatakan bahwa sangat mengapresiasi terlaksananya sharing session ini dan diharapkan dengan menghadirkan pembicara yang ahli dibidang jurnalistik, pembicara mampu menginspirasi mahasiswa jurnalistik bagaimana menjadi seorang jurnalis mengingat ruh dari jurnalis adalah pemberitaan.









Selanjutnya, sharing session ini diisi pemateri, dalam
pemaparannya Upi mengajak mahasiswa jurnalisitk untuk menjaga jurnalisme,
mengingat bahaya disrupsi media di era digitalisasi.





Menurutnya, dimana era digitalisasi saat ini menjadi sebuah keniscayaan sehingga pers atau jurnalis dituntut harus melek media.









“tantangan nyata bagi pers saat ini adalah adaptasi jurnalis dan media terhadap beragam bentuk platform digital, realitanya adaptasi tersebut menuntut dan kemampuan kerja baru bagi jurnalis.” Tambahnya





Pers di era digital ini juga membuat semua menjadi berubah, dimana kebohongan menjadi sebuah kebenaran oleh karena itu pers khususnya kepada mahasiswa jurnalistik Islam untuk bisa melek digital.






Pahami Dinamika Berkeluarga, BKI Gelar Seminar Nasional Bimbingan Pra Nikah


HUMAS IAIN Parepare--- Program studi Bimbingan Konseling Islam (BKI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Parepare menggelar seminar nasional bimbingan pra nikah dengan tinjauan pendekatan agama, psikologi dan finansial di Aula serbaguna IAIN Parepare, Selasa (17/12/2019).





Kegiatan tersebut merupakan tugas akhir dari mata kuliah
psikologi keluarga muslim.





Emilia Mustary selaku dosen pengampuh mata kuliah mengungkapkan pemilihan tema persiapan pra nikah karena adanya dinamika dalam berkeluarga.





“Cukup banyak konflik yang terjadi karena hal-hal yang tidak atau belum dipersiapkan ketika akan menikah. Banyak yang menikah tidak memiliki visi yang jelas,  tidak paham tentang karakteristik masing-masing wanita dan laki-laki sehingga berpengaruh pada hubungan dan komunikasi dalam rumah tangganya.  Tidak jarang juga terjadi konflik karena pengelolaan keuangan yang tidak baik yang lagi-lagi karena sebelum menikah memang tidak disiapkan,”jelasnya.





Persiapan pranikah juga dirasa sangat penting menurut Emilia.





“Persiapan pranikah dirasa sangat penting untuk menjadi bekal membangun keluarga harmonis,  sakinah,  mawaddah,  warahmah. Selain itu,  banyak dari mahasiswa di IAIN Parepare yang menikah saat masih menjadi mahasiswa,” tambahnya.













Hadir tiga narasumber di antaranya Tamsil Hadi SE,  MM (Kepala SPI IAIN Parepare/Analisis Aplikasi
dan Pengelolaan Sistem Keuangan  IAIN Parepare),
DR. Hj. Asniar Khumas, M.Si (Dosen Fakultas Psikologi UNM) dan DR. Hj. Rusdaya
Basri, Lc., M.Ag (Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN Parepare dan
Penulis Buku Fiqih Munakahat).









Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Abdul Halim K, mengapresiasi kegiatan seminar ini.





“Acara ini sangat tepat apalagi ke depan mahasiswa menjadi estafet kepemimpinan di semua lini kehidupan, kita bekali diri semantap mungkin,” ucap Abdul Halim K sebelum membuka kegiatan. (hyn)


Senin, 16 Desember 2019

Tahun 2020, IAIN Parepare bersama IAIN Kendari Berkolaborasi di KPM Nusantara


Kendari--- Bertempat di Ruang Rapat Rektorat IAIN Kendari,  Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare merintis kerjasama pelaksanaan KPM Nusantara dengan IAIN Kendari.





Kegiatan yang dilaksanakan pada hari Senin, 16 Desember 2019 disambut langsung oleh Wakil Rektor 1 dan Bapak Dr. Husain Insawan, M.Ag., dan wakil Rektor 3 bapak Dr Herman, MPd “Kami menyambut baik kegiatan KPM ini, tinggal melakukan koordinasi dengan LP2M dan fakultas IAIN Kendari dalam KPM ini”.





Dr. Husain dalam sambutannya menyatakan kesiapan IAIN Kendari dalam Berkolaborasi, lebih lanjut disampaikan “IAIN Kendari  siap untuk ikut serta dalam KKN Nusantara di Labuan Beropa dan IAIN Kendari akan mempersiapkan 20 mahasiswa terbaiknya” tegasnya.









Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si dalam sambutannya menyatakan, melalui kegiatan KPM Nusantara ini diharapkan tercapai penyemarataan  pendidikan nasional, dan KPM nusantara inilah sebagai wujud pelaksanaan program Pemerintah dalam mencapai Indonesia yang berkeadilan dan merata dan Indonesia yang berkemajuan. Selain itu, kegiatan KPM Nusantara makin membuktikan NKRI Harga Mati dan Bhinneka Tunggal Ika.





Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si mengungkapkan KPM Nusantara adalah program pengabdian IAIN Parepare tahun 2020, “Program IAIN Parepare tahun 2020 mengharuskan KPM Nusantara dan Pemilihan Lokasi KPM haruslah tempat yang memiliki karakter UNIK”, ucapnya.









Selain memiliki karakter yang “UNIK”, Ketua LPM,  Dr. Herdah, M.Pd  yang juga turut melaksanakan kegiatan studi kelayakan pada Lokasi  KPM Nusantara mengatakan Desa Labuan Beropa memiliki kelayakan untuk dijadikan desa dampingan.





Kegiatan KPM  Nusantara akan memberikan dampak positif bagi masyarakat,  “Dampak dari Kegiatan KPM Nusantara adalah pengingkatan harkat dan martabat masyarakat Desa Labuan Beropa”, ucapnya.





Ketua LP2M IAIN Parepare, Dr. Hj. Muliati., M.Ag  menambahkan, melalui kegiatan KPM Nusantara ini   IAIN Parepare  berupaya membangun hubungan yang baik dengan IAIN Kendari,  “Menyambung hubungan silaturrahim dengan IAIN Kendari”, tuturnya.






























Pustakawan Kolaborasi Ormawa, Laksanakan Upacara Bendera


Humas IAIN Parepare --- Pegawai dan dosen Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare kembali melaksan upacara bendera hari Kesadaran Nasional. Kali ini dipusatkan di halaman kantor Zona Akreditasi, Selasa, 17/12/2019.









Upacara bendara yang dilaksanakan secara rutin setiap tanggal 17 ini berlangsung hikmat. UPT Perpustakaan bertindak sebagai pelaksana upacara. Dalam pelaksanaan upacara bendera, pustakawan berkolaborasi dengan melibatkan beberapa organisasi mahasiswa sebagai petugas upacara.





Ormawa Pramuka bertindak sebagi pengibar bendera, pemimpin upacara dari ormawa Menwa, Ajudan Pembina upacara dari KSR PMI, paduan suara dari ormawa Animasi. Sementara pembaca susunan acara, UUD 1945, Panca Prasetya KORPRI dan Doa berasal dari pustakawan. Mereka berkolaborasi sebagai petugas upacara.





Kepala UPT Perpustakawan, Usman bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanahnya, Usman banyak menyampaikan perihal layanan perpustakaan.





"Perpustakaan berfungsi sebagai salah satu faktor yang mempercepat akselerasi transfer ilmu pengetahuan, oleh karena nya perpustakaan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pendidikan suatu lembaga. Selain itu juga perpustakaan berfungsi sebagai sumber informasi, dan merupakan penunjang yang penting artinya bagi suatu riset ilmiah, sebagai bahan acuan atau referensi".





Usai upacara bendera, pegawai dan dosen melakukan absensi kehadiran. Seperti yang diketahui bersama, Pimpinan IAIN Parepare mewajibkan setiap pegawai dan dosen untuk mengikuti upacara bendera hari Kesadaran Nasional setiap bulannya. Jika tidak hadir upacara, maka dianggap tidak masuk kerja pada hari itu.


IAIN Parepare Rintis Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan


Andoolo, Konawe Selatan---- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare melaksanakan kegiatan rintisan kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian.









Kunjungan Rektor IAIN Parepare dan Tim diterima oleh Wakil Bupati Konawe Selatan, Dr. H. Arsalim, SE., M.Si. 





Wakil Bupati Konsel menyambut dengan baik kegiatan rintisan kerjasama tersebut, Senin (16/12/2019) lalu, di Rumah Jabatan Bupati Konawe Selatan. 









Hadir juga dalam kesempatan tersebut Camat Laonti. Kecamatan yang rencananya akan dilaksanakan KPM Nusantara tahun 2020.





Selain itu, kunjungan kerja ini terkait pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi, IAIN Parepare sebagai institusi pendidikan di bawah naungan Kementerian agama menaruh perhatian besar pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional yang salah satunya pemerataan pendidikan. 









Wakil Bupati Konawe Dr. H. Arsalim, SE., M.SI dalam sambutannya mengucapkan terima kasih atas kunjungan kerja dan rintisan kerjasama yang dilakukan oleh IAIN Parepare. “Program ini sangat baik dan Insya Allah dalam waktu dekat Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan akan mengujungi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare untuk melaksanakan tindak lanjut  rintisan kerjasama ini” ucapnya.





Rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. menilai Desa Labuan Beropa yang berada pada Kabupaten Konawe Selatan sangat layak dijadikan lokasi binaan, data tersebut dipaparkan setelah melaksanakan studi kelayakan. “Selain respon masyarakat sangat positif, desa Labuan Beropa layak dijadikan desa binaan, beberapa data yang diperoleh tim dan ditinjau dari beberapa aspek menjadikan desa ini ditetapkan sebagai wilayah binaan”.









Lebih lanjut, Wakil Bupati Konawe Selatan tidak menampik hal tersebut, beliau menuturkan “Masyarakat sangat senang jika didekati lewat pendekatan kultur dan keagamaan. Apalagi di lokasi tersebut jumlah masyarakat yang beragama Islam mencapai 100 persen”.





Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU antar Bupati Konawe Selatan dan Rektor IAIN Parepare yang akan dilaksanakan di IAIN Parepare.






IAIN Parepare akan Mengawali KPM Nusantara pada Masyarakat Terpinggir, Terluar dan Terisolasi di Labuan Beropa, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.


Humas IAIN Parepare --- Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN ) Parepare dan Tim Pelaksana melakukan kunjungan ke Kendari untuk melakukan Studi Kelayakan kuliah pengabdian masyarakat (KPM ) Nusantara.





Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mengobservasi dan selanjutnya akan menetapkan kelayakan lokasi KPM Nusantara untuk tahun 2020 , Minggu (15/12/2019).









Kegiatan yang dilaksanakan di Konawe Selatan, salah satu kabupaten di Sulawesi Tenggara ini merupakan bagian dari pengamalan salah satu tri dharma perguruan tinggi yakni pengabdian pada masyarakat yang salah satu bentuk kegiatan tersebut diwujudkan dalam bentuk Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Nusantara, yang dulunya dikenal dengan nama Kuliah Kerja Nyata (KKN).





Sebelumnya, IAIN Parepare telah melakukan Studi kelayakan pada beberapa wilayah Pada Desember ini, hasil telaah wilayah pada lokasi kunjungan kali ini ditemukan sedikitnya terdapat di desa tersebut memiliki 1 sekolah dasar dan 1 sekolah menengah pertama (satu atap) dinilai layak untuk mendapatkan kesempatan dijadikan lokasi studi kelayakan KPM Nusantara.









Kegiatan ini fokus pada pemetaan potensi pada lokasi yang dikhususkan pada masyarakat nelayan di Desa Labuan Beropa, Kecamatan Laonti, Kab.Konawe Selatan. Desa ini masuk kategori wilayah terpinggir,terluar dan terisolasi mengingat desa ini berada dipesisir dan akses yg dapat ditempuh ke desa tersebut untuk sementara hanya bisa lewat jalur laut, dengan menggunakan perahu bermotor. Listrik yang digunakan hanya mengandalkan listrik tenaga surya.





Tim Pelaksana Tugas Studi Kelayakan melakukan interview yang mendalam kepada aparat pemerintah desa, kepala sekolah, guru, ketua karang taruna, imam, muadzin dan masyarakat lainnya di desa Labuan Beropa dengan instrumen observasi dan wawancara meliputi; Data keagamaan, data potensi desa, data kependudukan, data pemerintahan desa, data sosial dan kemasyarakatan, data konflik dan mitigasi bencana dan data ekonomi.









Keseluruhan data yang diperoleh akan menjadi acuan dalam memilih dan memilah lokasi tersebut untuk menetapakan kategori layak/dipertimbangkan/tidak layak.





Dalam kegiatan ini, Tim menemukan beberapa data yang sesuai dengan standar kelayakan suatu lokasi untuk dijadikan Lokasi KPM Nusantara. Diantaranya pernyataan Rektor IAIN Parepare ketika berdialog langsung dengan kepala Desa, Abdul Latif dan sejumlah warga. tentang tanggapan masyarakat terkait rencana pelaksanaan Kegiatan KPM Nusantara dilokasi tersebut.





Setelah melakukan interview dan mengevaluasi serta menelaah hasil data yang diperoleh tim pelaksana studi kelayakan KPM di lokasi, Rektor menilai daerah ini layak untuk dijadikan lokasi KPM Nusantara.





“saya anggap daerah ini bisa dikatakan layak untuk dijadikan wilayah KPM nusantara, bahkan daerah ini jika dikelola dan dikembangkan dengan baik dapat menjadi salah satu destinasi desa wisata. Satu yang unik dari desa ini, karena desa ini belum pernah tersentuh dari perguruan tinggi manapun, desa ini kita akan mengawali kegiatan KPM Nusantara kita, sehingga perguruan tinggi kitalah yang akan menjadi yang Perguruan Tinggi pertama yang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di tempat ini”.





Hal ini disambut baik oleh Kepala Desa Labuan Beropa, “saya kira masyarakat akan sangat bersyukur, setelah beberapa tahun Desa ini belum pernah ada yang melakukan kegiatan KKN di tempat ini, dan kegiatan ini sangat positif bagi masyarakat.





Wakil Rektor 1 IAIN Parepare, Dr. Sitti Jamilah Amin, M.Ag. mengatakan “Desa ini memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, antara lain; kebun jangka panjang seperti jambu mete dan pala”. Desa ini juga memerlukan perhatian dan sentuhan dari aspek kesehatan “sampah plastik dan lain lainnya banyak terlihat di sekitar pantai sehingga Pembersihan pantai dari sampah dapat dijadikan sasaran program kerja, dan masih kurangnya masyarakat menyadari akan pentingnya kebersihan lingkungan mereka terdapat beberapa tempat yang tidak memiliki MCK yang baik, ini dapat dilihat dari reaksi kebingungan mastarakat ketika dimintai tolong untuk numpang memanfaatkan toilet yang ada di rumah masyarakat ditambah pula sangat terbatasnya air bersih, ini rentan akan terserang beberapa jenis penyalit dilingkungan mereka, untuk itu kita akan mencoba bekerjasama dengan SKPD setempat khususnya pada kegiatan pendampingan kesehatan”





Hal ini sejalan dengan data pemerintahan desa yang menunjukkan tidak adanya tenaga kesehatan yang menetap/ditempatkan didesa tersebut.





Selain itu, Wakil Dekan 1 Fakultas syariah dan hukum Islam, Budiman, MHI yang bertugas mencari data keagamaan menuturkan: “Berdasarkan hasil wawancara diperlukan pembinaan kepada masyarakat khususnya pembelajaran Iqra, karena selama ini masyarakat hanya diajarkan sampai sebatas paham dan menyambung, tapi masih kurang dalam hal pengucapan huruf hijaiyyah. "Saya kira ini harus menjadi perhatian, sehingga saat selesai Iqra mereka tidak lagi di bina pengucapan huruf-huruf hijaiyyahnya lagi," tegasnya.





Lebih lanjut, An Ras Try Astuti, ME mengatakan “Kegiatan KPM Nusantara sudah sejalan dengan Program Nasional yang mendukung peningkatan Akreditasi Lembaga”. Melalui kegiatan ini diharapkan mahasiswa memeroleh pembelajaran dalam berinteraksi dengan masyarakat dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup melalui kegiatan pemberdayaan potensi desa menuju kemandirian ekonomi.





Adapun Tim Pelaksana Studi Kelayakan KPM yang dilaksanakan mulai tanggal 14-17 Desember adalah Dr.Ahmad Sultra Rustan, M.Si (Rektor IAIN Parepare), Dr. Sitti Jamilah Amin, M.Ag (Wakil Rektor 1), Dr. H. Sudirman L ,MH( Wakil Rektor 2), Dr. Hj, Muliati, M.Ag (Ketua LPPM), Dr. Herdah, M.Pd (Ketua LPM), Dr. H. Saepudin, M.Ag (Dekan Fakultas Tarbiyah), Budiman, MHI (Wakil Dekan 1 Fakultas Syariah dan Hukum Islam), Muhammad Ahsan, M.Sos.I (Sekretaris LPPM), An Ras Try Astuti, ME (Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat) dan Indrawansyah (Staff administrasi).





Sumber : An Ras Try Asuti
Editor : Suherman Syach


Minggu, 15 Desember 2019

Melalui Peringatan Maulid Muhammad Saw, Wakil Rektor Berbagi Spirit dan Inspirasi


Humas IAIN Parepare --- Mahasiswa penerima program beasiswa bidikmisi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare mengadakan kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Masjid al- Washilah, Ahad, 15/12/2019.









Kegiatan Maulid tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor, H. Muhammad Saleh, Kepala Bagian Akademik, Naharuddin, Kepala Sub Bagian Akademik sekaligus pembina mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi, Sunandar, Kepala Sub Bagian Kemahasiswaan,, Hj.Asia, Staf Akademik, Khadijah Saleh dan Akmal.





Dalam sambutannya, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, H. Muhammad Saleh memberikan motivasi dan berbagi spirit dan inspirasi kepada mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. "Kalian semua adalah mahasiswa pilihan. Pilihan karena berhasil melalui seleksi yang ketat. Banyak mahasiswa yang berminat tapi kalianlah yang terpilih. Itulah takdir kalian yang ditetapkan oleh Allah Swt.," katanya.





"Sebagai penerima beasiswa, inilah kesempatan terbaik bagi kalian untuk belajar dan berprestasi. Jangan pernah berkecil hati sebagai penerima beasiswa bidikmisi yang identik "orang miskin". Tunjukkan bahwa kalian bisa dan jauh lebih baik dari mereka. Jangan sia-siakan fasilitas negara yang diberikan kepada kalian berupa beasiswa ini," papar H. Muhammad Saleh memberi motivasi.





Mantan Ketua Jurusan Dakwah dan Komunikasi ini pun menceritakan masa-masa perjuangannya saat menempuh pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai kuliah. Sebagai anak yang berasal dari kampung dengan 9 orang bersaudara, H. Muhammad Saleh cukup merasakan duka cita dan deritanya sekolah. Dia harus belajar, kerja keras sekaligus mencari nafkah. Melawan gensi menjadi seorang cleaning service demi tekad dan cita-citanya. "Alhamdulillah, apa yang saya raih hari ini adalah hasil dari perjuangan itu," ujarnya.





Sebagai penanggung jawab program beasiswa, Wakil Rektor ini juga mengingatkan kepada mahasiswa terkait perubahan sistem pengelolaan beasiswa. "Bidikmisi akan berubah menjadi KIP Kuliah dengan indikator penilaian dan seleksi yang berbeda dengan sebelumnya. Parameternya bukan lagi sekedar melihat nilai IPK, tetapi akan dilihat dari prestasi dan kompetensi dalam bentuk karya ilmiah, pengabdian, atau keunggulan lain".





Hadir sebagai pembawah hikmah Maulid, ustas Muhammad Lukmad, S. Pd.I., salah satu alumni STAIN Parepare yang telah menjadi penceramah kondang. Beliau meminta mahasiswa penerima beasiswa untuk bersyukur dan tidak takabbur. "Jadilah contoh atau tauladan bagi mahasiswa lainnya, dengan menunjukkan adab, akhlak dan prestasi akademik yang jauh lebih baik."


Sekolah Riset Mahasiswa Sosiologi Agama, Ajak Mahasiswa Praktik Langsung


HUMAS IAIN Parepare----Program Studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah IAIN Parepare mengadakan Sekolah Riset Mahasiswa Sosiologi Agama (SRM-SA). Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini, mulai tanggal 13 sampai 14 Desember 2019 dengan mengangkat tema optimalisasi riset mahasiswa Sosiologi Agama untuk pengembangan masyarakat Islam di era 4.0.

















Hadir tiga narasumber, yakni dari Universitas Hasanuddin Dr. Nuvida Raf,  dosen Sosiologi Unhas dengan materi dasar-dasar penelitian sosial, Adnan Achiruddin Saleh (Dosen IAIN Parepare) dengan materi  pengenalan dunia riset bagi mahasiswa dan Abd. Wahidin dengan materi Pengembangan masyarakat berbasis riset.









Ketua Prodi Sosiologi Agama, Sulvinajayanti mengungkapkan salah satu prospek kerja alumni Prodi Sosiologi Agama yaitu menjadi peneliti sosial. Adanya kegiatan sekolah riset ini mahasiswa diharapkan mampu memetakan masalah yang ada di masyarakat.





"Sekolah riset ini memetakan masalah yang ada di masyarakat, melakukan wawancara dan outcome dari kegiatan ini adalah penelitian kolaborasi dosen dan mahasiswa yang akan dipublish dalam bentuk artikel maupun buku. Kegiatan ini akan berlanjut pada metode penulisan, publikasi dan sitasi,” jelas Sulvinajayanti.

















Di hari kedua, peserta yang tediri dari 20 orang ini melakukan praktik observasi lapangan. Hal ini diungkapkan oleh Ketua Panitia, Mahyuddin.





“Sebanyak 20 mahasiswa Sosiologi Agama diikutkan dalam kegiatan ini mulai dari mahasiswa semester satu, tiga dan lima. Mereka mengambil lokasi di Desa Ujung Lero Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang,” jelasnya.





Ketua Prodi Sosiologi Agama menerangkan proses penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa Sosiologi Agama  sengaja menyasar kelompok-kelompok masyarakat daerah pesisir. “Kegiatan ini nantinya akan berlanjut. Kegiatan praktikum dan kunjungan lapangan adalah langkah pembelajaran awal mahasiswa. Ke depannya kita akan mengambil salah satu lokasi sebagai desa binaan prodi sosiologi agama,” tambahnya. (hyn).





Klik untuk mengunjungi website Prodi Sosiologi Agama