Sabtu, 30 Maret 2019

IAIN Parepare Jalin Kerjasama dengan Tujuh Perguruan Tinggi Asing


IAIN Parepare -- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menjalin kerjasama dengan delapan Perguruan Tinggi Asing. Hal tersebut ditandai dengan penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) antara Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan dengan beberapa Rektor dari Negara ASIAN, pada acara The 10th Meeting of Asian Islamic Universities Assosiation (AIUA) and International Conference di Bengkulu pada 28 Maret 2019





Berikut daftar tujuh Perguruan Tinggi dari Negara ASIAN yang terjalin kerjasama dengan IAIN Parepare diantaranya:





  1. Universiti Teknologi Mara Cawang Pulau Pinang Malaysia
  2. Kolej Islam Teknologi Antar Bangsa Pulau Pinang Malaysia
  3. Universiti Sultan Azlan Shah Malaysia
  4. Kolej Universiti Islam Malaka
  5. Kolej Universiti Islam Pahang Sultan Ahmad Syah Malaysia
  6. Mindano State University (Marawi Campus) Philippines
  7. Avid College Republic of Maldives




Perguruan Tinggi tersebut berasal dari Malaysia, Philipina dan Republic of Maldives yang tergabung dalam anggota AIUA





Isi kerjasama IAIN Parepare dengan perguruan tinggi Asing tersebut meliputi:





  1. Exchange of Students
  2. Join Research and Development Project
  3. Join Education Program




The 10th Meeting of Asian Islamic Universities Assosiation (AIUA) and International Conference dipusatkan di Grage Hotel Bengkulu. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu tersebut berlangsung selama empat hari, 27 Maret hingga 30 Maret 2019.






Jumat, 29 Maret 2019

FAKSHI BEKALI DOSEN MELALUI WORKSHOP PENYUSUNAN SILABUS


Humas IAIN Parepare--- Kurang lebih 24 JPL, dosen-dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam (FAKSHI) menjalani Workshop Penyusunan Silabus, yaitu mulai 28-30 Maret 2019 di Gedung Perpustakaan Lantai 5. Melalui adviser pakar kurikulum asal Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta, Prof. Dr. Bermawy Munthe, MA., dan Dr. Roni Ismail, MA., para dosen ini dibekali berbagai teori dan praktek desain penyusunan kurikulum. Pada hari ke – 2 ini, Jumat, 29 Maret, Bermawy Munthe memberikan materi tentang desain kompetensi pembelajaran berbasis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) dan Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT).





Materi
ini berorientasi untuk mendesain sebuah mata kuliah secara holistik berdasarkan
KKNI dan SNPT pada level mata kuliah atau dosen yang meliputi; standar
kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran yang
interaktif-partisipatif, dan standar penilaian pembelajaran sesuai prosedur dan
teknik yang fair.





Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam, Muliati ketika dikonfirmasi mengatakan Workshop ini sangat penting dan relevan bagi para dosen sebagai upaya meningkatkan kemampuan mereka dalam menyusun dan mengajarkan mata kuliah yang diampuh. Materi-materi yang diberikan oleh narasumber sangat relevan dengan tugas kami sebagai dosen.





Melalui Workshop ini pula, Muliati berharap agar dokumen-dokumen kurikulum pembelajaran dapat terselesaikan secara tuntas. Hal tersebut penting karena menurutnya, menjadi persyaratan dalam memenuhi proses akreditasi pada setiap program studi. “Salah satu output yang akan kita capai dari workshop ini adalah tersusunnya dokumen kurikulum atau silabus dari setiap dosen mata kuliah. Dokumen itu diperlukan sebagai bahan yang akan diajukan dalam proses akreditasi setiap program studi nantinya,” katanya.





Seperti yang diberitakan sebelumnya, tahun 2019/2020 merupakan tahun akreditasi IAIN Parepare. Rektor menargetkan agar tahun 2019, minimal 50% program studi mencapai akreditasi dengan predikat A. Target ini, tentunya membuat para Pimpinan Fakultas dan Ketua Program Studi harus bekerja keras untuk mencapai itu.





Sementara itu, Muhammad Sabir, salah satu dosen Fakshi yang mengikuti kegiatan Workshop Penyusunan Silabus ini mengakui jika workshop yang diikutinya ini memberikan mindset baru terhadap penyusunan perangkat pembelajaran. “Selama ini, kami menyusun satuan pembelajaran (silabus) tidak merujuk pada metode atau teori-teori dasar kurikulum. Workshop ini sangat mencerahkan dan membuka mata hati kami untuk lebih mendalami penyusunan kurikulum lagi. Jadi tidak sekedar mengajar saja,” ujar dosen Hukum Pidana Islam ini. (s.s)


PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI (PIAUD) MENYELENGGARAKAN PELATIHAN METODE PENELITIAN


Humas IAIN Parepare--- Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri Parepare menyelenggarakan Pelatihan Metode Penelitian untuk mahasiswa, Kamis, 28 Maret di Ruang Seminar Fakultas Tarbiyah. Pelaksanaan pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan pengetahuan mahasiswa dalam melakukan penelitian.





Ketua Program Studi PIAUD, Sri Mulianah menyampaikan hal tersebut saat mewiliki Dekan Fakultas Tabiyah membawakan sambutan pada acara pembukaan pelatihan tersebut. "Sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, penelitian merupakan sebuah kegiatan yang wajib dilakukan oleh civitas akademika termasuk dosen dan mahasiswa. Khusus untuk mahasiswa ketertarikan mereka untuk meneliti masih tergolong rendah di luar kewajiban mereka menulis skripsi sebagai tugas akhir penyelesaian studi dikarenakan mereka masih belum terlalu menguasai teori-teori penelitian, juga praktiknya hampir nihil." papar Sri Mulianah kepada peserta pelatihan.





Tujuan pelaksanaan kegiatan ini menurut Sri Mulianah adalah membekali pengetahuan, sikap dan keterampilan mahasiswa dalam melakukan suatu penelitian. Pelatihan ini merupakan suplemen dari mata kuliah pengantar metodologi penelitian yang telah dilaksanakan di semester tiga lalu, sebelum memasuki mata kuliah metode penelitian pendidikan yang akan mahasiswa hadapi di semester enam yang akan datang. "Output kegiatan ini adalah mahasiswa mampu melakukan minimal satu penelitian sederhana yang memenuhi kaidah-kaidah penelitian ilmiah. Syukur-syukur hasil penelitian ini bisa dibuat artikel untuk dimuat di jurnal prodi PIAUD yang akan segera dibuat," ujarnya.





Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh puluhan peserta dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini semester genap tahun akademik 2018/2019. Para peserta menyambut baik kegiatan pelatihan yang diadakan oleh Program Studi PIUAD. Dwi Dewantari, salah seorang peserta, yang juga Ketua Himpunan Mahasiswa Prodi PIAUD menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada ibu Ketua Prodi karena mengadakan pelatihan yang sangat dibutuhkan oleh mahasiswa.





"Mahasiswa sangat membutuhkan pelatihan metode penelitian karya tulis ilmiah, utamanya mahasiswa semester enam ke atas karena tengah diperhadapkan dengan penyelesaian tugas akhir dalam bentuk skripsi. Meski pun, terdapat mata kuliah medote penelitian, tetapi rasanya itu masih perlu penguatan melalui pelatihan. Banyak teman-teman yang kebingungan pada saat penyusunan skripsi, bahkan penentuan judul skripsi saja banyak yang kebingungan." ujar Dwi. "Semoga pelatihan memberikan pencerahan kepada kami dalam mendalami masalah penelitian" ungkapnya penuh harap.






DEWAN MAHASISWA GELAR PEKAN OLAHRAGA, SENI DAN ILMIAH (POSIL)


Humas IAIN
Parepare---
Dewan Eksekutif Mahasiswa
Institut Agama Islam Negeri - DEMA IAIN Parepare menggelar event Pekan
Olahraga, Seni dan Ilmiah (POSIL). Event ini merupakan kegiatan tahunan
Pengurus DEMA sebagai ajang konsolidasi dan silaturrahmi antar mahasiswa se-
IAIN Parepare. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Muhammad Saleh, resmi membuka
acara ini, Kamis, 28 Maret di Gedung Auditorium Lama IAIN Parepare.





Dalam sambutannya, Muhammad Saleh memberikan
apresiasi yang tinggi kepada pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa dan organisasi
mahasiswa (ormawa) lainnya yang dinilainya cukup kreatif dalam menghadirkan
kegiatan-kegiatan di kampus. Seluruh organisasi mahasiswa cukup aktif dalam
melakukan berbagai kegiatan. Menurut mantan Ketua Jurusan Dakwah dan Komunikasi
ini, keaktifan organisasi mahasiswa sangat berpengaruh dalam mengembangkan
bakat dan minat serta kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan bagi mahasiswa.





“Saya mengajak kepada seluruh mahasiswa agar
meramaikan dan memeriahkan Pekan Olahraga, Seni dan Ilmiah (POSIL) ini, tetapi
dengan catatan mengedepankan dan menjunjung tinggi sportifitas. Para supporter harus
saling menjaga agar kegiatan POSIL ini berjalan dengan lancar dan aman. Saya
akan menyediakan hadiah khusus kepada supporter terbaik dan kreatif dalam memberikan
dukungannya”, papar Muhammad Saleh menyampaikan harapan dan janjinya.





Sementara itu, Ketua Dema, Sitti Maemunah ketika
ditemui menyatakan kegiatan POSIL ini digelar sebagai wadah perekat
silaturahmi sesama mahasiswa. “Kehidupan kampus ini sangat dipengaruhi oleh
mahasiswa, khususnya mahasiswa yang bergabung dalam organisasi mahasiswa. Agar kehidupan kemahasiswaan selalu terjaga dalam ritmik
gerakan yang harmonis, maka perlu mengadakan event yang menyatukan setiap elemen mahasiswa di kampus IAIN Parepare,” kata Maemunah menyampaikan
alasan kegiatan ini digelar.





Kegiatan POSIL ini akan diramikan oleh 20 kontingen dari perwakilan Ormawa, UKK, UKM, dan HMJ dari 4 fakultas. Mereka akan bertanding dan berlomba dalam 3 kategori yaitu, olahraga, seni dan ilmiah. Ada pun jenis-jenis lomba dan pertandingan untuk kategori Seni, yaitu Tari Kreasi, Nyanyi Solo, Pentas Puisi, Stand Up Komedy, Tilawah, Fashion Show, Pameran Handmade. Kategori olahraga, yaitu Futsal, Volli ball, Badminton, Catur, Takraw, Tarik tambang, Tennis meja. Sementara kegiatan ilmiah, yaitu Debat Ilmiah dan Karya Tulis Ilmiah.





Kegiatan yang mengangkat tema “sportifitas, berkarya
tanpa batas dan mempererat tali persaudaraan” akan berlangsung selama 6 hari,
yaitu 28 maret-03 April 2019. (s.s)


Kamis, 28 Maret 2019

IAIN PAREPARE JUARA UMUM PORSENI MAHASISWA Se- SULSELBAR


Humas IAIN Parepare--- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare berhasil meraih 7 piala dan sekaligus menjadi juara umum dalam kegiatan Pekan Olahraga dan Seni (PORSENI) se- Sulselbar yang diadakan oleh Dewan Mahasiswa (DEMA) IAIN BONE Tahun 2019. PORSENI yang melibatkan beberapa perguruan tinggi di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat ini berlangsung selama 4 hari, yaitu 22-26 Maret 2019. Kegiatan ini mengangkat tema "membangun jiwa sportivitas, kreatifitas, serta mempererat tali silaturahim melalui bingkai porseni".





Melalui Whatshapp, Ketua Dewan Mahasiswa IAIN Bone, Sitti Maemunah mengirimkan pesan kepada Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Muhammad Saleh tentang keberhasilan rekan-rekannya dalam ajang Poreseni tersebut. "Alhamdulillah, kontingen Mahasiswa IAIN Parepare berhasil keluar sebagai juara umum pada Pekan Olahraga dan Seni yang diadakan DEMA IAIN Bone. Mereka menunggu acara makan-makan ustas", demikian pesan singkat Ketua Dema.





Dari data yang berhasil diperoleh, adapun jumlah peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan porseni yang diselenggarakan IAIN Bone diikuti 36 kontingen. Peserta yang berpartisipasi berasal dari tingkat pelajar SMA sederajat yang ada di kabupaten dan dari luar bone. Sedangkan tingkat mahasiswa selain dari Bone juga diikuti oleh perguruan tinggi se Sulselbar.





Adapun Ketujuh piala yang berhasil diraih IAIN Parepare berasal dari juara 3 Volly putra dan putri, juara 3 Basket putra dan putri, juara 1 Tennis meja putri, juara 1 Kaligrafi, dan juara 1 stand up comedy.





Wakil rektor III bidang kemahasiswaan, Dr. Muhammad Saleh, M.Ag., mengatakan bahwa sangat mengapresiasi prestasi ini, tetapi jangan berpuas diri, karena masih banyak tantangan untuk meraih prestasi ke depan.





Beliau juga menambahkan bahwa prestasi ini dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk menunjukkan bahwa IAIN Parepare bisa.





"Prestasi ini juga menjadi salah satu indikator persiapan Pekan Ilmiah, Olahraga, Seni, dan Riset (PIONIR) ke IX di Malang Tahun ini." ujarnya.






Penulis : Nuraeni


Cegah Hoax, Mahasiswa FUAD Harus Cerdas Bermedia


IAIN PAREPARE- Himpunan Mahasiswa Jurusan Dakwah dan Komunikasi mengadakan Diskusi Publik di Aula IAIN Parepare dengan tema "Cerdas dalam Menyikapi Media untuk Pemilu 2019". Dalam kegiatan ini mengundang pemateri dari Komisioner Komisi Pemilihan Umum Kota Parepare, yaitu Firman A. Mustafa dan  Dosen Komunikasi Politik,  Nahrul Hayat, M.I.Kom, Rabu, (27/3).







Kegiatan ini membahas tentang peran penting media mempengaruhi pandangan
politik masyarakat. Selain itu, media massa seperti, televisi, koran,
radio dan internet menjadi salah satu instrumen demokrasi serta menjadi
penentu opini publik. "Agenda setting  di media digunakan untuk
menentukan informasi apa saja yang disampaikan kepada khalayak," tutur
Nahrul Hayat.  Media massa memiliki kekuatan sebagai sumber kebenaran
dan mentransfer informasi sehingga terbentuk pengetahuan baru pada
khalayak. "Salah satu cara agar kita bisa mengetahui mana berita hoax dan mana yang bukan,  yaitu dengan rajin  membaca dan menganlisis berita-berita yang ada di media online,"  jelas Firman A. Mustafa.





Kegiatan ini bertujuan untuk agar mahasiswa, khususnya mahasiswa Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah mengetahui tentang pemilu yang baik dan bagaimana menyikapi informasi di media. "Semoga mahasiswa IAIN Parepare tidak menyebarkan  serta menulis informasi hoax dan mampu memilah-milah berita yang dapat dipercaya," harap Firman. (why/mif)





Sumber: Website FUAD IAIN Parepare


Rabu, 27 Maret 2019

Forum WAREK/WAKET Bidang Kemahasiswaan PTKIN Se Indonesia Timur Gelar FGD di Gorontalo


Humas IAIN Parepare--- Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) kembali melakukan Focus Group Discussion (FDG). Kegiatan ini merupakan program tahunan yang digelar oleh Forum Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan PTKIN se-Indonesia Timur. FGD kali ini diselenggarakan di Gorontalo dan IAIN Sultan Umai bertindak sebagai tuan rumah, berlangsung, 25-27 Maret 2019. Forum ini diikuti Wakil Rektor dari IAIN Sultan Umai Gorontalo, IAIN Parepare, IAIN Palu, IAIN Palopo, IAIN Papua, dan peserta lain-lain.





Agenda dan pembahasan Focus Group Discussion para Warek/Waket
Bidang Kemahasiswaan ini akan fokus pada tiga isu utama, yaitu 1) Evaluasi Poros
PTKIN Indonesia Timur 2018; 2) Penguatan Pembinaan kemahasiswaan PTKIN
Indonesia Timur 2019; dan 3) Persiapan poros PTKIN Indonesia Timur 2019.





Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan IAIN Parepare, Muhammad
Saleh yang menghadiri kegiatan ini menyampaikan, Forum Warek III ini merupakan
wadah strategis bagi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri dalam melakukan koordinasi
dan konsolidasi secara nasional dalam upaya penguatan peran dan tugas Wakil
Rektor Bidang Kemahasiswaan. “Dalam forum ini, kami akan membahas tentang
langkah-langkah strategis dan taktis dalam pembinaan dan pengembangan kemahasiswaan”
ujar Muhammad Saleh.





Sebagai Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Muhammad Saleh
akan mendorong pembinaan kemahasiswaan yang berbasis peningkatan kompetensi dan
kualitas mahasiswa. “Kami berupaya menyediakan dan memfasilitasi mahasiswa
untuk melakukan kegiatan yang berorientasi pada pembinaan dan pengembangan
bakat dan minat, keterampilan hidup, dan keterampilan professional lainnya.”





Melalui Forum Group Dicussion (FDG) Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan ini, Muhammad Saleh akan memperjuangkan program atau kegiatan
pengembangan mahasiswa, seperti lomba yang pesertanya penerima mahasiswa Bidik
Misi. Focus Group Discussion (FDG)
Wakil Rektor/Wakil Ketua Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi
Keagamaan Islam (PTKIN)
ini ditutup hari ini, Rabu, 27/3/2019. (s.s)


Annual Conference Research Proposal (ACRP) Kemenag Tahun 2019, Lima Dosen IAIN Parepare Turut Berpartisipasi


Humas IAIN Parepare--- Kementerian Agama melaksanakan kegiatan Annual Conference Research Proposal (ACRP) untuk yang kedua kalinya setelah  sukses pada ACRP pertama tahun 2018 kemarin.  Peserta yang ikut merupakan perwakilan dari seluruh PTKI baik itu Negeri maupun Swasta dan berlangsung selama dua hari di Hotel Horison Grand Serpong, Kota Tangeran, Banteng. Selasa, 26 -27 Maret 2019.





Kegiatan ACRP ini merupakan program Diktis yang
bertujuan untuk menguji kelayakan proposal penelitian Dosen di  Perguruan Tinggi Keagamaan. ACRP Tahun 2019
ini mengusung tema 'Meningkatkan Kinerja Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
Melalui Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat'. Dan
dihadiri oleh 566 Nomine  penerima
bantuan Penelitian, publikasi ilmiah, dan pengabdian kepada Masyarakat.





Tahun ini ada lima Dosen dari IAIN Parepare yang
berhasil lolos dalam nominasi tiga klaster penelitian Pendidikan Islam  Kementerian Agama Republik Indonesia. 2
Proposal penelitian Dosen yang lolos merupakan penelitian Indvidu  dan 3 diantaranya merupakan proposal
penelitian kelompok.





Berikut
ini daftar Dosen IAIN Parepare dan judul penelitiannya yang telah presentasi
pada acara : Annual Conference on Research Proposal (ACRP),





  1.  Dr. Rahmawati dengan judul “Peningkatan Mutu Jurnal Studi Gender ‘Al-Mayya’ Menuju Jurnal Akreditasi Online”, Klaster Peningkatan kualitas Jurnal,
  2. Dr. Muhammad Haramain, dengan Judul “Pengembangan Sistem Informasi Masjid Melawan Hoax, Ujaran Kebencian dan Ketimpangan Sosial Berbasis Community Organizing di Kota Parepare Sulawesi Selatan”, Klaster Pengabdian Masyarakat Bebasis Riset Unggulan Nasional ,  
  3. Muhlis, “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Riset Inovasi Pemanfaatan daun Cengkeh Menjadi Minyak Aksiri Dengan Prinsip Manajemen Musyarakah, Klaster Pengabdian Masyarakat Bebasis Riset Unggulan Nasional ,  dan
  4. Ahdar, dengan Judul “ Pengembangan Islamic Enterpreneurship Model Berbasis Kearifan Lokal dan Berdaya Saing. Klaster Pengabdian Masyarakat Bebasis Riset Unggulan Nasional ,
  5. Rahman Ambo Masse, dengan judul “ Pilgrim Fun Management in Improving Service of Hajj Maqashid Shariah Perspective (Comparative Study of Indonesian Hajj Financial Management Agency and Tabung Haji Malaysia). Klaster Penelitian Kolaborasi Internasional. (s.s)

Selasa, 26 Maret 2019

Rektor IAIN Parepare Klarifikasi Terkait Isu Pemberhentian Pemilihan Rektor dan Suap Jabatan


Humas IAIN Parepare--- Rektor Institut Agama Islam Negeri Parepare, Ahmad Sultra Rustan mengklarifikasi terkait isu pemberhentian pemilihan Rektor dan suap jabatan pada Konferensi Pers, di Gedung Perpustakaan Lantai 5, Selasa (26/03/2019) yang dihadiri sejumlah wartawan.





Rektor IAIN Parepare menjelaskan secara rinci bahwa berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI nomor B.II/3/13850 tahun 2014 tentang pengangkatan Ketua STAIN Parepare periode 2014-2018, jabatan Ketua STAIN Parepare berakhir tanggal 18 Juni 2018. Maka, berdasarkan Peraturan Menteri Agama RI nomor 68 tahun 2015 bahwa selambat-lambatnya 4 bulan sebelum akhir masa jabatan harus dilakukan penjaringan Calon Ketua STAIN, dibentuklah Panitia Pemilihan, Naharuddin sebagai Ketua dan Iskandar sebagai Sekretaris Panitia. Pendaftaran calon Ketua STAIN Parepare terbuka untuk umum, namun sampai pada masa akhir pendaftaran, hanya 2 bakal calon yang mendaftar, yaitu Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. dan Dr. Firman, M.Pd. Kedua calon tersebut dinyatakan memenuhi syarat oleh panitia pemilihan dan selanjutnya diserahkan kepada Senat untuk diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.





Tidak ada Pemberhentian Sepihak





Pemilihan Ketua STAIN Parepare tahun 2018 berjalan sesuai dengan tahapan dan aturan yang berlaku, tidak pernah dilakukan pemberhentian oleh siapapun, termasuk Senat. Seluruh anggota senat memberikan pertimbangan kualitatif kepada kedua calon dan berjalan dengan baik. Hasil pertimbangan kualitatif anggota Senat STAIN Parepare ini, dibawa ke Kementerian Agama RI dengan mengutus Dr. H. Sudirman L, Drs. Muzakkir, M.Ag, dan Drs. Andi Nurkidam, M.Si.





Turun Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2018





Seiring dengan proses pemilihan Ketua STAIN Parepare, keluar Peraturan Presiden Nomor 35 tahun 2018 tentang perubahan STAIN Parepare menjadi IAIN Parepare. Rupanya, perubahan bentuk STAIN menjadi IAIN Parepare berdampak pada mekanisme pemilihan kepemimpinan di Perguruan Tinggi Islam ini. Dalam Peraturan Menteri Agama RI nomor 68 tahun 2015, khususnya pasal 13 ayat 2 menyebutkan “dalam hal perubahan bentuk PTKN dari Sekolah Tinggi Agama Negeri menjadi Institut Agama Negeri, Menteri mengangkat Ketua menjadi Rektor Institut Agama Islam Negeri”.
Peraturan ini jelas mengamanahkan Menteri Agama untuk melantik Ketua STAIN menjadi Rektor IAIN. Menteri Agama RI pun melantik Dr. Ahmad Sultra Rustan, M. Si sebagai Rektor IAIN Parepare pada tanggal 17 April 2018 di Jakarta, bersamaan dengan 8 Ketua STAIN yang juga berubah bentuk menjadi IAIN.





Tidak ada Suap Menyuap





Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan membantah jika ada pihak yang menudingnya melakukan suap atas jabatan Rektor ini. Menurutnya, suap menyuap pantang dilakukan dan tidak akan dilakukan hanya untuk meraih jabatan Rektor IAIN yang sudah di depan mata, karena sesungguhnya siapa pun Ketua STAIN pada saat perubahan bentuk menjadi IAIN merupakan amanah konstitusional. Siapa pun yang Ketua STAIN pada saat perubahan IAIN, maka sesuai dengan PMA nomor 68 tahun 2015, maka dia memiliki hak konstitusional sebagai Rektor.





Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare merasakan efek kasus operasi tangkap tangan Romaruhurmusi beberapa waktu lalu, yang diduga bermain dibalik pengisian jabatan dalam lingkup Kementerian Agama RI. Melalui media sosial, beredar isu yang mempertanyakan keabsahan pelantikan dan pengangkatan Ahmad Sultra Rustan selaku Rektor IAIN Parepare periode 2018-2019. Banyak yang menduga dan salah kaprah terhadap pelantikan tersebut dan bahkan mengaitkannya dengan isu suap jabatan.


Senin, 25 Maret 2019

Ikuti Festival Pasar Induk Beras 2019, Mahasiswa IAIN Parepare Sabet Gelar Juara


Humas IAIN Parepare--- Mahasiswa IAIN Parepare kembali menunjukkan bakat dan talentanya. Melalui ajang lomba pada Festival Pasar Induk Beras se-Wilayah Ajatappareng yang berlangsung pada tanggal 19-24 Maret 2019. Mereka berhasil merebut juara dari berbagai event lomba yang diselenggarakan pihak Hilal Management sebagai event organizer. Pada festival ini, pihak event organizer menggelar beberapa lomba, diantaranya Lomba Duta Marketing, Lomba Memasak Daging Sapi, Lomba Qasidah Rebana, dan Lomba POP Song.





Babak final yang berlangsung semalam, Ahad, 24/3/2019 sekaligus menjadi ajang pengumuman dan penerimaan hadiah para juara. Dalam event ini, mahasiswa IAIN Parepare berhasil menyabet 3 gelar juara sekaligus. Pada ajang Lomba Duta Marketing Beras, Miftah berhasil merebut Juara 1 dan Muh. Restu Singgih meraih juara 3 pada ajang lomba yang sama. Kedua mahasiswa berprestasi ini tercatat sebagai mahasiswa program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah. Juara 1 dan juara 3 pada ajang Lomba Duta Marketing berhak atas hadiah uang tunai sebanyak Rp. 2.000.000,- untuk juara 1 dan Rp. 1.000.000,- bagi juara 3.





Sementara pada ajang Lomba Qasidah Rebana, para mahasiswa yang terkumpul dalam kelompok musik qasidah rebana yang bernama "Attaddib" dapat menyisihkan kontingen lainnya di Wilayah Ajatappareng dan berhasil meraih podium juara 1. Di bawah pimpinan Samhahira, grup Qasidah Rebana Attaddib ini berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp. 2.000.000,- plus sertifikat juara.
Samhahira yang dihubungi via telpon selulernya tidak mampu menyembunyikan kegembiraannya. "Kami senang dan bersyukur dapat meraih juara dalam event Festival Pasar Induk Beras tahun 2019 di kota Parepare." terangnya. "Tak tanggung-tanggung, kami dapat meraih tiga juara sekaligus melalui persaingan yang sangat ketat, pada hal kami tidak melakukan persiapan yang matang." tuturnya.





Pada waktu yang terpisah, Wakil Rekor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Muhammad Saleh ketika dikonfirmasi menyampaikan suka cita atas prestasi yang dicapai mahasiswa tersebut. "Prestasi yang dicapai anak-anak kita harus diberikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Mereka telah mengharumkan dan membawa nama besar IAIN Parepare di luar sana." ujar Muhammad Saleh. Atas nama pimpinan dan segenap civitas IAIN Parepare mengucapkan selamat dan sukses bagi mahasiswa kita yang berprestasi.





Selaku Wakil Rektor, Muhammad Saleh berkomitmen akan senantiasa memberikan memperhatikan yang serius kepada segenap mahasiswa yang berprestasi. Kami akan berusaha memberikan fasilitas dan dukungan kepada segenap civitas kampus, khususmya mahasiswa dalam mengembangkan bakat dan minat yang dimilikinya.


Redesain Kurikulum, Tingkatkan Daya Saing Lulusan






Humas IAIN Parepare--- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare terus melakukan pengembangan, baik secara kuantitatif mau pun kualitatifnya. Upaya peningkatan kualitas ini kembali dilakukan melalui kegiatan Workshop Redesain Kurikulum yang diadakan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah selama 3 hari dengan menghadirkan Prof. Dr. Bermawy Munthe, MA.,guru besar UIN Sunan Kalijaga. Kurikulum merupakan bagian terpenting dan sangat menentukan proses dan mutu suatu pendidikan.
Pembukaan Workshop Redesain Kurikulum yang diadakan fakultas Tarbiyah dan fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah berlangsung pagi tadi, Senin, 25/3/2019 di lantai 5 Gedung Perpustakaan IAIN Parepare. Selain dihadiri langsung Rektor, Ahmad Sultra Rustan, hadir pula Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Sitti Jamilah Amin, Dekan Fakultas Tarbiyah, Saepudin, Dekan FUAD, Abd. Halim K., Dekan Fakultas FEBI, Muh. Kamal Zubaer, Dekan FAKSHI, Muliati dan beberapa pimpinan fakultas lainnya.





Dalam sambutannya, Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan mengapresiasi pelaksanaan Workshop Redesain Kurikulum ini. Menurutnya kurikulum sangat urgen dalam pendidikan dan harus relevan dengan perkembangan zaman. Kurikulum kita tidak boleh statis, tetapi harus seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Karakteristik perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat merupakan tantangan yang harus dihadapi dunia pendidikan. Jika terlambat, maka IAIN Parepare akan ketinggalan dan tergilas oleh zaman.






"Karena itu, redesain kurikulum merupakan sebuah keniscayaan. Kurikulum kita yang masih berbau STAIN harus di up grade mengikuti perubahan kelembagaan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum akan menentukan kompetensi dan kualitas mahasiswa," papar Rektor. Desain kurikulum akan sangat mempengaruhi masa depan mahasiswa pasca mereka kuliah. Kurikulum yang bermutu adalah kurikulum yang mampu mencetak peserta didik menjadi manusia yang siap dengan daya saing yang mumpuni. Redesain Kurikulum yang sedang dilakukan fakultas Tarbiyah dan fakultas FUAD harus berorientasi pada peningkatan mutu lulusan pada era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi ini.





Menurutnya, proses Workshop Redesain Kurikulum yang dilaksanakan Fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah akan berjalan dengan hasil maksimal. "Kehadiran Prof. Bermawy sebagai narasumber akan memberikan output berupa kurikulum yang bermutu. Jadi saya berharap para peserta mengikuti workshop ini dengan serius dan memanfaatkan kapasitas dan kemampuan narasumber. Kalau perlu "kuliti" seluruh ilmu yang dimiliki beliau" pesan Rektor.





Selaras dengan Rektor, Dekan Fakultas Tarbiyah, Saepudin menyampaikan dalam sambutannya, workshop redesain kurikulum bertujuan untuk memformulasi ulang kurikulum fakultas Tarbiyah agar proses dan hasilnya dapat terukur. Sistem pengajaran itu harus memiliki prosedural, sekaligus memiliki tujuan dan output jelas. "Kita tidak mau terjadi "mal praktek" dalam proses pengajaran di kampus kita. Kurikulum harus didesain untuk menciptakan mahasiswa yang siap berkompetisi ketika sudah terjun dalam kehidupan masyarakat." papar Saepudin.
Sejatinya, acara workshop kurikulum ini akan berlansung selama sepekan dengan 2 tahapan. Tahap 1, yaitu tanggal 25 - 27 Maret akan diikuti fakultas Tarbiyah dan Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah. Tahap 2, akan diikuti oleh fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam pada tanggal 28 - 30 Maret 2019. Ketua panitia, Buhaerah melaporkan, kegiatan Workshop Kurikulum ini melibatkan seluruh stakholder pendidikan, baik dari internal mau pun eksternal IAIN Parepare. Dari pihak internal hadir dari dosen dan mahasiswa, sementara dari eksternal ada perwakilan alumni, utusan sekolah, dan lembaga swadaya masyarakat. (s.s.)


Jumat, 22 Maret 2019

Gerakan Jumat Sehat ala ASN IAIN Parepare


Humas IAIN Parepare---Sejak kehadiran Hj. Musyaraffah Amin sebagai Kepala Biro AUAK IAIN Parepare, banyak terobosan yang telah dilakukan, baik pada pembenahan sturuktur organisasi, tata kelola administrasi, perencanaan dan pelaporan anggaran, dan pembinaan pegawai. Salah satu wujud pembinaan pegawai yang dilakukan dengan memprogramkan Gerakan Jumat Sehat.
Pagi tadi, Jumat, 22/3/2019 Aparat Sipil Negara (ASN) dalam lingkup IAIN Parepare berkumpul depan kantor Rektorat. Dipimpin oleh instruktur senam yang multi talenta, Nining Artianasari para ASN ini melakukan gerakan senam maumere. Nampak pada baris terdepan, berjejer Kasubag Akademik, Sunandar, staf Rektor, Humaerah, Kabiro AUAK, Hj. Musyarrafah Amin, dan Ketua Prodi Pendidikan Bahasa Inggris, Mujahidah.





Senam pagi ini berlangsung sangat santai dan rileks. Hal itu terlihat dari para peserta senam yang bergerak penuh semangat dan lincah meski seringkali ada gerakan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, bahkan ada yang berbenturan dalam barisannya sendiri. Namun pun demikian, senam pagi yang diiringi musik ini berhasil membuat para peserta senam berkucur keringat basah. Mereka kelihatan sehat dan menikmati senam pagi yang digelar satu kali dalam sepekan ini.





Kasubag Akademik, Sunandar yang ditemui usai melakukan senam mengatakan Gerakat Jumat Sehat yang diprakarsai ibu Kabiro ini sangat bermanfaat, khususnya untuk kesehatan. "Saya baru kali pertama ikut, tetapi sudah terasa segar dan menyehatkan. Saya berkeringat, semuanya basah," ucapnya sambil memperlihatkan bajunya yang basah karena berkeringat. Sementara itu, Nuraeni, salah satu CPNS yang ikut senam mengaku senang dengan adanya Gerakan Jumat Sehat dengan bersenam. "Senam itu bagus, menyegarkan dan menyehatkan" tuturnya.






Dalam ilmu kesehatan, olahraga merupakan bagian terpenting dalam menjaga kesehatan manusia agar tetap bugar dan berstamina sepanjang hidup. Haitham Ahmed, MD.,MPH salah seorang ahli kesehatan, melalui media online kompas menuturkan, manfaat berolahraga secara rutin dan teratur dapat mengurangi resiko kematian karena penyakit jantung, hipertensi, diabetea, kolestrol dan kanker. Selain itu, olahraga berefek positif pada peningkatan kemampuan kognitif, tidur lebih nyaman, mengurangi kecemasan, serta mengurangi risiko depresi dan demensia.
Kepala biro AUAK, Hj. Musyarraffah Amin memiliki 2 program Jumatan, yaitu Gerakan Jumat Sehat dan Gerakan Jumat Bersih yang lakukan secara berselang/bergantian. Melaui kegiatan ini, diharapkan terbangun kesadaran bagi seluruh civitas kampus agar menjadi pribadi yang sehat, sehat karena olahraganya dan sehat karena bersihnya. Kepedulian Kepala biro ini, bukan hanya ditunjukkan melalui gagasan dan program, tetapi beliau juga aktif dan turun bersama dengan para ASN melakukan program ini. Kedepannya, beliau berharapan kedua program ini bisa diikuti lebih banyak lagi peserta, bukan hanya pegawai Rektorat tetapi juga para pegawai dari fakultas beserta para dosen dalam lingkup IAIN Parepare. (s.s).






Kamis, 21 Maret 2019

Rektor IAIN Parepare Dampingi Wali Kota Video Conference dengan Mendag RI

Humas IAIN Parepare--- Dalam rangka Peringatan Hari Konsumen Nasional (Harkornas) 2019, Pemerintah Kota Parepare menggelar video conference dengan Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, Rabu, 20/3/2019 di halaman Kantor Dinas Perdagangan Kota Parepare.


Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, Ahmad Sultra Rustan diundang langsung untuk mendampingi Wali Kota Parepare, H. M. Taufan Pawe dalam kegiatan video conference tersebut bersama dengan Forum Pemerintah Daerah, Ketua DPRD Kota Parepare, H. Kaharuddin Kadir, Sekda Kota Parepare, H. Iwan Asaad, Plt. Kadis Perdagangan, Muh. Husni Syam dan sejumlah kepala SKPD, Camat dan Lurah serta sejumlah undangan. Wakil Rektor IAIN Parepare, Muhammad Saleh nampak hadir menyertai Rektor dalam kegiatan tersebut.


Dalam video conference Wali Kota dengan Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita, Wali Kota menitip pesan kepada Presiden RI, Joko Widodo agar berkenan meluangkan waktu untuk datang ke Parepare meresmikan Pasar Induk Beras yang disebutnya sebagai Pasar Induk Beras terbesar di Indonesia bagian timur. Enggartiasto Lukita menyambut baik pesan Wali Kota dan bersedia meneruskan pesan tersebut kepada Presiden RI, Joko Widodo. "Terima kasih, nanti kita sampaikan pesannya kepada bapak Presiden" janji Mendag sebelum menutup video conference. Wali Kota Parepare menyampaikan ucapan terima kasih atas penunjukan kota Parepare sebagai pelaksana video conference dalam rangka memperingati Hari Konsumen Nasional. "Ini suatu pertanda kota Parepare diperhitungkan oleh pemerintah pusat" ujar Wali Kota.


Dalam peringatan Hari Konsumen Nasional ini, Pemerintah Kota Parepare merangkainya dengan peresmian unit metrologi legal kabupaten/kota yang sumbangkan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah kota Parepare.
Dalam persemian ini, Kepala Balai Legal IV Kementerian Perdangangan RI, Mathius Hendropriono, mengatakan keberadaan tera ulang legal di kota Parepare, maka tidak perlu lagi datang ke Surabaya dan bahkan Parepare bisa menjadi pusat tera ulang di Sulawesi Selatan. Pada kesempatan itu pula, Wali Kota menyerahkan beberapa bantuan alat metrologi kepada pelaku-pelaku bisnis pasar atau pedagang di kota Parepare.


Usai pelaksanaan peringatan Hari Konsumen Nasional, Wali Kota Parepare, H.M. Taufan Pawe mengajak Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan untuk makan coto di salah satu warung coto di Parepare. Kedua tokoh ini kelihatannya sangat akrab dengan duduk berdampingan menikmati suguhan cotonya.


Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Kerjasama IAIN Parepare, Muhammad Saleh yang turut hadir mendampingi Rektor dalam kegiatan tersebut menyatakan, kehadiran Rektor IAIN Parepare dalam kegiatan ini merupakan bukti dan wujud sinergisitas dan kerjasama yang erat antara pemerintah kota Parepare dengan perguruan tinggi, khususnya Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. "Pemerintah kota dan IAIN Parepare adalah dua mitra yang saling menguatkan dalam rangka membangun kota Parepare. IAIN sebagai lembaga pendidikan akan memback - up pembangunan kota Parepare khususnya dalam mewujudkan Parepare sebagai kota pendidikan." kata Muhammad Saleh.


Khususnya dalam bidang perdagangan, lanjutnya, IAIN Parepare sudah bisa berkontrubusi secara langsung, baik dalam pengembangan sumber daya manusia maupun riset dan praktek perdagangan karena kita telah membuka Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Melalui Fakultas ini, kita akan memberikan sumbangan secara akademik dalam mendukung pengembangan potensi perdagangan di kota ini" tuturnya memberikan keterangan. (s.s).


 


 









Rektor IAIN Parepare Puji Video Conference Mendag RI dengan Walikota Parepare

IAIN Parepare – Rektor Institut Agama Islam Negeri Parepare, Ahmad Sultra Rustan memuji kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Parepare, yaitu pelaksanaan Video Conference Presiden dengan Walikota Parepare dalam rangka Hari Konsumen Nasional (Harkonas) di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Rabu (20/03).

"Parepare sangat luar biasa, sebab hanya lima kabupaten kota di Indonesia yang mendapat akses untuk melakukan video conference. Walikota Parepare memang sangat luar biasa dengan program-programnya yang di nilai sangat baik oleh pemerintah pusat sehingga bisa mendapat kesempatan ini," puji Rektor.

Lebih lanjut, ia juga memuji pelaksanaan kegiatan dari segi materi dan pemanfaatan teknologi, “Dari segi materi acara sangat baik, yaitu tentang objektivitas dan kejujuran dalam ukuran takaran sehingga tidak merugikan konsumen. Sementara dari segi teknologi, ini sangat memotivasi karena memanfaatkan teknologi video conference, meskipun dengan jarak jauh tapi sangat komunikatif,” pungkasnya dengan memberikan jempol.

Pelaksanaan Hari Konsumen Nasional tersebut dipusatkan di Kota Bandung. Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mewakili Presiden melakukan  video conference dengan lima kepala daerah terpilih, salah satunya dengan Walikota Parepare, Taufan Pawe. Pelaksanaan kegiatan yang dipusatkan di Disperindag tersebut, dihadiri oleh unsur Pimpinan dari Forum Komunikasi Daerah, Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Pimpinan Perguruan Tinggi. Terlihat, Rektor IAIN Parepare berdampingan dengan Walikota pada acara tersebut. (hmr)

Rabu, 20 Maret 2019

Tergabung dalam Munas FL2MI, SEMA IAIN Parepare Ikut Serukan Anti Golput

Hamas IAIN Parepare--- Senat Mahasiswa se- Indonesia yang tergabung dalam Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) berkumpul bersama dalam kegiatan Musyawarah Nasional ke-XI FL2MI yang berlangsung pada tanggal 18-23 Maret 2019 di Graha Instiper Yogyakarta.

Kurang lebih 400 mahasiswa dari 200 perguruan tinggi di Indonesia ini sedang mengikuti berbagai rangkaian agenda kegiatan Munas yang disiapkan panitia pelaksana. Ketua Senat Mahasiswa IAIN Parepare, Musriadi melaporkan dari lokasi Munas menyampaikan, kegiatan Munas ini dibuka secara resmi oleh Menteri Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristekdikti), Prof. H. Mohammad Nasir, PhD.

Menurut Musriadi, Forum Lembaga Legislatif Mahasiswa Indonesia (FL2MI) merupakan wadah pemersatu lembaga legislatif mahasiswa seluruh Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia yang memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan lembaga legislatif mahasiswa di Indonesia.

"Forum yang berasaskan Pancasila ini bertujuan supaya terbina rasa kekeluargaan antara lembaga legislatif mahasiswa yang akademis dan mampu berkarya, berketuhanan, bertanggungjawab, atas terwujudnya masyarakat adil makmur" papar Musriadi via telpon selulernya.

Pada hari ke-2, lanjut Musriadi, kami bersama-sama dengan Senat Mahasiswa se- Indonesia bersepakat menyerukan Anti Golput pada Pemilu serentak (Pilpres dan Pileg) yang akan dihelat pada tanggal 17 bulan depan. Pemilu adalah kesempatan bagi masyarakat untuk menyumbangkan kontribusinya bagi negara. Tiap suara yang diberikan akan mempengaruhi perkembangan Indonesia di masa datang. "Oleh karenanya, Mahasiswa sebagai agen perubahan harus mampu merangkul masyarakat dan membuka pikirannya agar mereka tidak golput pada pemilu yang akan datang" tutur Musriadi menirukan pesan yang disampaikan Koordinator Wilayah FL2MI Yogyakarta, Muh. Agus Setiawan.

"Meski pun demikian, peserta Munas FL2MI ini juga meminta para elit politik tidak membuat masyarakat kebingungan dan gaduh, khususnya dikalangan pemilih pemula. Para elit politik semestinya harus menjadi tauladan yang baik dalam proses demokratisasi yang sedang kita bangun. Jangan justru sebaliknya, para elit politik menjadi biang kerok dan biang ribut dalam politik dan demokrasi. Tugas dan tanggungjawab Politisi harus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat," tegas Ketua SEMA ini.

Mengenai penyelenggaraan Munas, Musriadi menyampaikan ada beberapa acara yang telah diagendakan panitia, yaitu Seminar Nasional, Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Training Legislatif, Diskusi Publik, Talkshow, Sidang Pleno 1,2,3 dan 4, Sidang paripurna, Sosialisasi anti golput dan anti radikalisasi, Pesta Kebudayaan dan Field trip. "Sidang pleno merupakan agenda inti Musyawarah Nasional FL2MI, dimana pada Sidang pleno 4 menjadi forum pembahasan LPJ Pengurus Pusat FL2MI, sementara Sidang pleno 5 akan mengagendakan pemilihan Koordinator Pusat FL2MI 2018-2019 dan Sidang pleno 6 akan menentukan tuan rumah Mukernas ke-XII FL2M.

Ditanya mengenai targetnya pada Munas FL2MI, Musriadi meminta doa dan dukungan agar Senat Mahasiswa IAIN Parepare menjadi tuan rumah pada perhelatan Mukernas FL2MI yang akan datang. (s.s)

Prodi TIPS Memprogramkan Intensifikasi Kajian KeIslaman

Humas IAIN Parepare--- Pasca transformasi STAIN menjadi IAIN Parepare, berbagai program terobosan terus digalakkan dan dilaksanakan oleh masing-masing unit kerja dalam lingkup IAIN Parepare. Salah satunya, program studi Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial, yang disingkat TIPS. Selasa malam, 19/3/2019 Program studi pada Fakultas Tarbiyah ini mengelar program intensifikasi kajian Keislaman di Mushallah Kampus.

Ketua Program Studi TIPS, Ahdar Jamaluddin menyampaikan, Kajian Keislaman ini merupakan kegiatan rutin yang akan dilaksanakan setiap 2 kali dalam sebulan. Sebagai program kerja Prodi TIPS yang diperuntukkan bagi mahasiswa, maka kegiatan ini bersifat wajib diikuiti oleh seluruh mahasiswa IPS yang ada pada setiap tingkatan.
"Program intensifikasi kajian Keislaman ini, sengaja diprogramkan secara intensif sebagai upaya pendalaman pengetahuan Keislaman kepada para mahasiswa TIPS" ujar Ahdar.

Dalam pandangannya, mahasiswa perlu diberikan kajian Keislaman diluar perkuliahan karena latar belakang dan kedalaman pengetahuan agama Islam yang dimiliki mahasiswa berbeda dan pada umumnya, masih banyak yang memiliki pengetahuan agama di bawah rata-rata. "Mahasiswa kita, bukan hanya datang dari pesantren atau madrasah tetapi banyak juga yang lulusan SMU dan SMK, yang tentu saja pemahaman keagamaannya masih sangat rendah. Mata kuliah agama yang diberikan pada perkuliahan memerlukan follow up diluar perkuliahan agar mahasiswa, khususnya yang dari sekolah umum mampu memahami ajaran-ajaran Islam secara komprehensif.

Upaya program intensifikasi kajian Keislaman ini, juga diyakini mampu mengkanalisasi mahasiswa dari pemikiran-pemikiran ekstrim, baik ekstrim kanan atau pun kiri. "Kampus kita ini sedang digempur dari pemahaman-pemahaman radikal, baik radikal kiri atau pun radikal kanan. Kajian mereka sangat berkembang di kalangan mahasiswa. Kalau kajian mereka tidak diimbangi dengan kajian-kajian Keislaman yang intensif seperti yang digagas Ketua Prodi Ilmu Pengetahuan Sosial ini, maka saya khawatir mahasiswa kita memilih alternatif kajian yang ekstrim" ujar Herman, salah seorang civitas kampus yang berada di Mushallah ketika dimintai tanggapannya terkait kajian ini.

Pada kajian perdana ini, Ketua Prodi TIPS menghadirkan Pakar Pendidikan Islam, Dr. Abd. Khalik, M.Pd.I, yang juga Sekretaris Umum Dewan Pendidikan Kota Parepre. Dalam kajiannya, Abd. Khalik memetakan sejarah perkembangan Islam, mulai ketika kemunculan dan berkembangannya di Mekkah dan Madinah, sampai masuknya Islam di nusantara. Sejarah Islam ini, kemudian ditinjau dalam perspektif sosial antropolgi. Menurutnya karakteristik umat Islam sangat dipengaruhi oleh kondisi demografi dimana Islam tumbuh dan berkembangan. "Awal kemunculan Islam itu berada di kota Jazirah Arab, yaitu kota Mekkah dan kota Madinah. Kedua kota ini merupakan kota yang sangat maju pada masanya dan menjadi pusat peradaban. Pada mulanya, Islam ditolak oleh para kaum bangsawan yang berkuasa, tetapi pada akhir Islam diterima dan berkembang dengan sangat pesat di kedua kota besar ini, hanya dalam kurun waktu sekitar 23 tahun" urai Abd. Khalik.

Abd. Khalik memaparkan, perkembangan Islam di kota-kota memberikan pengaruh tersendiri bagi tipologi dan karakteristik umat Islam. Tantangan kehidupan kota menjadikan Umat Islam menjadi umat yang kuat, progresif dan penuh daya juang yang tinggi. Kita sebagai mahasiswa Islam, harus bisa mengadopsi karakteristik umat Islam ini, khususnya dalam menjalani proses perkuliahan. Jangan menjadi mahasiswa yang malas, apatis dan bermental kerupuk.

Kajian Khaliq ini relevan dengan hasil riset dan pemikiran Clifford Greerts yang mengkaji sosial antropologi Islam di Jawa melalui risetnya yang berjudul "The Religion of Java" dan diterjamahkan dalam bentuk buku berjudul "Abangan, Santri, Priyai dalam masyarakat Jawa. Kajian yang diikuti puluhan mahasiswa Prodi TIPS ini berakhir larut malam, karena peserta cukup antusias dan bersemangat. (s.s)

Selasa, 19 Maret 2019

Bertindak Sebagai Pembina Upacara, Wakil Rektor 1 Himbau CPNS Miliki Baju KORPRI

Humas IAIN Parepare. Pelaksanaan Upacara Kerja tanggal 17 yang dilaksanakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare yang rutin tiap bulan dilaksanakan, kali ini terasa istimewa. Keistimewaannya karena upacara yang digelar, Senin,18/3/2019 di pelataran Gedung FUAD ini, para CPNS baru yang telah bergabung dengan keluarga besar IAIN Parepare untuk kali pertama mengikuti upacara bulanan ini.

"Saya mengucapkan selamat datang dan selamat bergabung dalam keluarga besar IAIN Parepare kepada seluruh CPNS baru. Upacara ini merupakan upacara hari KORPRI yang wajib diikuti oleh setiap ASN dalam lingkup IAIN Parepare. Jadi ke depannya, CPNS baru ini sudah memiliki dan memakai baju KORPRI untuk mengikuti upacara bulan berikutnya," kata Wakil Rektor 1, St. Jamilah Amin yang bertindak sebagai pembina upacara.

Dalam amanahnya, St. Jamilah Amin meminta kepada seluruh elemen kampus, khususnya pimpinan fakultas dan ketua-ketua program studi agar bekerja keras dalam menyiapkan kelengkapan yang menjadi persyaratan akreditasi. "Rektor sudah mencanangkan, tahun 2019/2020 sebagai tahun akreditasi. Kita semua harus memback up arah kebijakan tersebut dengan bekerja," kata Warek 1. Di depan peserta upacara, St. Jamilah Amin menyampaikan hal-hal teknis yang harus disiapkan dan dikerjakan para Dekan, Wakil Dekan, dan Ketua-ketua Program Studi dalam proses akreditasi kampus. Beliau menginstruksikan dan me-warning beberapa program studi yang akan mengikuti proses akreditasi agar serius dalam menghadapi akreditasi tersebut.

Kali ini, Bagian Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama mendapat giliran menjadi petugas atau pelaksana upacara dibantu Pengurus Dewan Mahasiswa (Dema) sebagai pemimpin dan pengibar bendera. Sementara Nining Artianasari bertindak sebaga pembawa acara, Besse Paradiba sebagai pembaca UUD 1945, Khalijah Arsyad sebagai pembaca Sapta Prasetya Korps Pegawai RI, Nuraeni dan pembaca Kode Etik Pegawai Negeri.

Upacara yang dimulai pukul 07.00 wita ini, berlangsung kurang lebih 45 menit. Peserta upacara membubarkan diri sekaligus dimanfaatkan untuk saling sapa, silaturrahmi dan bercengkrama satu sama lain. "Di sinilah tempatnya kita bisa saling bertemu. Waktu-waktu lain kita semua pada sibuk dengan pekerjaan masing-masing", ujar salah satu peserta. Sebelum meninggalkan lapangan upacara, peserta menikmati bubur kacang ijo yang disediakan pelaksana upacara dari Bagian Akademik, Kemahasiswaan dan Kerjasama. (s.s).

Senin, 18 Maret 2019

Pembekalan KPM 2 IAIN Parepare 2019, Utamakan Kegiatan Keagamaan

Humas IAIN Parepare--- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare menggelar pembekalan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) II di ruang pertemuan LP2M pada hari Senin, 18 Maret 2018.

Kepala pusat LP2M dalam laporannya menyampaikan bahwa ada 27 orang mahasiswa yang mendaftar KPM II namun pada saat kami sosialisasi mereka mengundurkan diri satu persatu- satu dan hanya 9 orang yang akhirnya mengikuti pembekalan. Masing-masing 5 orang dari fakultas tarbiyah, 4 orang dari fakultas syariah. Kegiatan ini direncanakan berlangsung selama 45 hari sejak tanggal 21 maret 2019 sampai 30 April 2019 di Desa Lotang salo Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang.

Guna menunjang kegiatan KPM ini, LP2M menyelenggarakan pembekalan selama dua hari dengan menghadirkan 7 orang pemateri yang akan membawakan materi terkait mengenai pengabdian masyarakat. pada hari pertama peserta mendapat arahan langsung dari rektor IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si. beliau berpesan bahwa kegiatan KPM ini bedanya dengan perkuliahan biasa karena kita ditempatkan dan berhadapan langsung dengan dimasyarakat, maka dari itu masyarakat dengan segala kondisinya dan orang-orang yang ada dimasyarakat tersebut menjadi sumber pengetahuan bagi kita. Dimana Kegiatan KPM ini semata-mata merupakan pengabdian kita kepada masyarakat. Sehingga kita wajib menjaga nama baik kampus IAIN Parepare.

Selain itu, dr.ahmad sultra rustan m.si juga menambahkan bahwa aktifitas kegiatan yang utama adalah kegiatan yang bersifat keagamaan disamping kegiatan kemasyarakatan sosial lainnya, serta ketika peserta KPM bersosialisasi dengan masyarakat setempat harus bersikap moderat, hindari sikap-sikap radikal. Sesuai dengan misi dari kampus kita “akulturasi Islam dan budaya” sehingga kita harus menghargai kearifan lokal yang ada ditengah masyarakat.

Beliau juga berharap bahwa kita harus bisa menjaga hubungan dengan orang lain. Ketika kita mengeluarkan kalimat usahakan kalimat yang membangun hubungan bukan kalimat yang mendatangkan kebencian.

Penulis : Nuraeni

Kehadiran Prof. Dr. Arfin Hamid Tepis Isu Penolakan Guru Besar UNHAS di IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare--- Guru besar Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar, Prof. Dr. Arfin Hamid, SH., MH., hadir di kampus IAIN Parepare untuk membawakan kuliah umum pada acara pembukaan kuliah semester genap Pascasarjana IAIN Parepare, Senin, 18/3/2019. Kehadiran pakar Hukum Ekonomi Islam ini sekaligus menepis isu berita penolakan IAIN Parepare terhadap guru besar UNHAS yang sempat viral melalui media sosial beberapa waktu lalu.

"Kehadiran bapak Prof. Arfin Hamid di tengah-tengah kita menjadi bukti bahwa IAIN Parepare tidak pernah menolak siapa pun yang datang ke kampus kita ini, apa lagi kalau yang datang adalah guru besar, kita pasti senang dan akan menyambutnya dengan suka cita" papar Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan mengawali sambutannya pada acara pembukaan kuliah tersebut.

Pernyataan ini dikeluarkan Rektor terkait dengan berita miring yang pernah dilansir media online sebelumnya tentang isu penolakan pihak IAIN Parepare atas kedatangan salah satu guru besar UNHAS di kampus ini.

Rektor sengaja menyampaikan isu penolakan tersebut di depan guru besar UNHAS ini karena merasa bertanggungjawab untuk meluruskan pemberitaan yang berpotensi merusak hubungan baik antara IAIN Parepare dengan perguruan tinggi lainnya. "Kami tidak ingin kerjasama dan hubungan baik IAIN Parepare - UNHAS Makassar yang selama ini sudah terbangun dengan baik harus tercederai hanya karena berita yang menyesatkan itu. Berita itu tidak benar dan kami tidak tahu menahu perihal kedatangan guru besar itu" jelas Rektor mengklarifikasi.

Rektor memberikan apresiasi yang tinggi kepada panitia dan Direktur Program Pascasarjana karena menghadirkan Prof. Arfin Hamid sebagai narasumber pada kuliah umum ini. Menurut Rektor, beliau itu merupakan orang yang cocok dan tepat membawakan materi dalam kuliah umum ini karena tema yang diusung relevan dengan kepakaran beliau sebagai guru besar bidang Hukum Ekonomi Islam. Tema kuliah umum yang dimaksud, yaitu "Prospek Produk Halal dan Jasa Keuangan Syariah di Era 4.0".

Rektor menyebutkan tema yang diangkat ini sangat menarik karena merupakan masalah yang seringkali dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. "Kita harus ekstra hati-hati dalam menggunakan dan mengkonsumsi produk atau pun makanan halal karena sudah banyak sekali produk atau makanan yang tersedia tidak cocok bagi kita sebagai seorang muslim. Di era modern ini, kita seringkali tidak tahu dan terkecoh dengan produk atau pun makanan yang sedang diperdagangkan atau pun yang disediakan pada fasilitas umum.
"Kami punya pengalaman menarik  terkait masalah ini, yaitu ketika menghadiri kegiatan bersama dengan Rektor PTKIN seluruh Indonesia di salah satu Hotel di Jakarta. Kala itu, sedang perjamuan makan siang. Kami pun segera mengambil menu makanan yang disiapkan pihak hotel dan siap untuk bersantap. Tetapi sebelum makanan itu kami makan, salah seorang Rektor mengingatkan bahwa makanan itu tidak halal di konsumsi oleh orang muslim, setelah membaca keterangan menu yang tertulis samar pada bagian tempat makanan tersebut" tutur Rektor menceritakan pengalamannya.

Sementara itu, Direktur Program Pascasarjana, Masyhar dalam laporannya menyampaikan pekembangan dan kondisi akademik Pascasarjana pada tahun akademik 2018/2019. Menurutnya, mahasiswa Program Pascasarjana yang siap melanjutkan proses perkuliahan pada semester genap ini berjumlah 106 orang, sementara sebanyak 96 orang lainnya sedang dalam tahap penyelesaian akhir. Pada wisuda angkatan pertama pada Februari bulan lalu, sebanyak 26 orang dari mahasiswa Pascasarjana yang mengikuti wisuda tersebut.

Untuk diketahui, Program Pascasarjana Parepare membuka program Magister dengan 6 Program studi, yaitu:
1. Prodi Pendidikan Agama Islam berbasis IT
2. Prodi Ekonomi Syariah
3. Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
4. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
5. Prodi Pendidikan Bahasa Arab
6. Prodi Hukum Keluarga Islam (s.s)

Jumat, 15 Maret 2019

Pusat Studi Gender dan Anak Gandeng Dharma Wanita Gelar Kajian Ilmiah



Humas IAIN Parepare--- Meski terbilang baru, Pusat Studi Gender dan Anak yang menjadi salah satu pusat studi pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Parepare langsung menjalankan program-program strategisnya.

Bertempat di Gedung Akademik Lantai 1, Jumat,14/3/2019, lembaga yang baru terbentuk pada bulan Februari tahun ini menggelar kajian ilmiah seputar pendidikan literasi media sosial (perempuan, hoax dan politik).

Kepala Pusat Studi Gender dan Anak, Hasnani menjelaskan, program kajian ini merupakan kegiatan yang akan rutin dilaksanakan tiap bulan. Kajian ilmiah merupakan tradisi akademik yang harus tumbuh kembang dalam lingkungan kampus. "Sebagai lembaga studi, maka kami akan mendorong program kajian ini sebagai kegiatan strategis dan prioritas agar menjadi cerminan dalam membangun suasana dan iklim akademik-ilmiah di kampus," katanya ketika ditemui sebelum acara kajian dimulai.

"Kedepannya, Pusat Studi Gender dan Anak akan menggalang kelompok-kelompok dan organisasi perempuan yang ada sebagai mitra kerjasama dalam menggelar berbagai kegiatan, khusus kegiatan pemberdayaan perempuan dan anak,"paparnya.

Pada kajian perdana ini, Pusat Studi Gender dan Anak menggandeng Dharma Wanita IAIN Parepare sebagai mitra dalam menggelar kegiatan. Sitti Muliyani sebagai Ketua Dharma Wanita IAIN Parepare menyambut baik atas terlaksananya kegiatan bersama ini. "Kegiatan Dharma Wanita yang selama ini hanya bersifat silaturrahmi, tetapi dengan adanya kerjasama dengan Pusat Studi Gender dan Anak maka ada kegiatan kajian. Kita mengucapkan syukur dan terima kasih atas kerjasama ini" ujar saat memberikan arahan.

Sementara itu, Nur Nahdiyah yang menjadi narasumber dalam kajian tersebut menguraikan tentang perkembangan teknologi komunikasi dan pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kepada kaum perempuan atau kalangan ibu-ibu. "Kita sekarang berada pada era modern, semuanya serbah canggih, khususnya alat komunikasi. Melalui alat komunikasi berupa smart phone, ibu-ibu sudah bisa telponan dengan siapa saja sambil masak di dapur atau bahkan dari dalam kamar mandi. Dulu, kita berbicara melalui telpon hanya mendengar suaranya saja, tetapi sekarang kita sudah bisa telponan dengan melihat langsung orang yang kita ajak bicara melalui fitur yang tersedia di smart phone," papar mantan Ketua KPUD Parepare ini.

"Tetapi kecanggihan smart phone ini, bukan tanpa masalah. Karena rupanya, melalui teknologi komunikasi ini, justru gosip, fitnah, caci maki, ujaran kebencian dan hoax semakin merajalelah khususnya dikalangan ibu-ibu" kata Nahdiyah mengingatkan. "Apa lagi, tahun ini adalah tahun politik. Banyak orang yang menyalahgunakan smart phone, menggunakannya untuk menyebar fitnah dan menjatuhkan lawan-lawan politiknya. Media sosial kita hari ini, tengah dibanjiri berita-berita bohong atau hoax dan sasarannya adalah perempuan" tambahnya.

"Oleh karenanya, kita musti hati-hati membaca setiap berita yang bersumber dari media sosial. Jangan langsung percaya, apa lagi menyebarkannya. Kita harus menganalisa kebenaran, sumber dan dampak yang timbulkan suatu berita, sebelum menyebarkannya kepada orang lain" paparnya memberi tips kepada ibu-ibu yang mengukuti kajian. "Jangan gampang menyebar berita. Sekarang ada Undang-undang nomor 11 tahun 2008 yang mengatur tentang Informasi dan transaksi elektronik. Jika kita menyebar hoax atau kebohongan, fitnah, ujaran kebencian, dan lain sebagainya, maka kita akan dijerat dengan UU ITE tersebut, kita bisa di pidana dengan hukuman penjara" ulasnya.

Kajian yang diikuti sekitar 50 an orang peserta ini berakhir sekitar pukul 16.30 wita dan ditutup dengan acara pengundian pemenang arisan Dharma Wanita IAIN Parepare yang dilaksanakan setiap bulannya. (s.s)

Selasa, 12 Maret 2019

Pekan Literasi, Kolaborasi FEBI IAIN Parepare dengan Dialektika Bookshop

IAIN Parepare--- Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare bekerja sama dengan toko buku Dialektika bookshop, menggelar pekan literasi di pelataran gedung S.

Acara dengan  tema “bangun literasi di era milenial untuk mencerdaskan bangsa” ini, berlangsung selama lima hari yakni mulai 11 sampai 15 Maret 2019 dan dibuka langsung oleh Dekan Fakulas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI)

Adapun rangkaian kegiatan dalam acara ini antara lain, book fair, bedah buku, bedah film dan diskusi publik, serta melibatkan organisasi-organisasi terkait. Buku yang dijual dari berbagai penerbit mulai dari mojok, Prenada dan lain sebagainya.

Ardiansyah selaku ketua panitia mengatakan bahwa dengan adanya pekan literasi yang dilaksanakan, secara tidak langsung akan memudahkan teman-teman mahasiswa mendapatkan buku tanpa jauh-jauh lagi keluar kota mencarinya  apalagi buku yang disediakan lumayan banyak dan cocok bagi kalangan mahasiswa. Jadi pada dasarnya membaca adalah suatu keharusan yang patut disadari mulai sekarang.

“Semoga semangat literasi mampu menjadikan hidup kita selangkah lebih maju dan membuka cakrawala berpikir dalam mengarungi dunia kampus”, harapnya.

Dalam sambutannya, Dekan FEBI Dr. Kamal Zubai,M.Ag  mengatakan banyak hal yang bisa didapatakan dalam pekan literasi ini, salah satunya membantu mahasiswa mendapatkan referensi.

“Kalau anda berpikir investasi maka mulailah minimal 1 buku 1 bulan”, ucapnya. Acara ini juga membuka wawasan terkait persoalan-persoalan yang dihadapi melalui sumber bacaan. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam kedepannya akan melakukan FEBI expo yang didalamnya ada pameran buku, hasil karya mahasiswa dan memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk meningkatkan kualitas prestasinya melalui penelitian. “Selamat menikmati sajian dari Pekan Literasi ini”, tambahnya.

Sumber: Panitia Pelaksana

Senin, 11 Maret 2019

Mahasiswa IAIN Parepare Memiliki Standarisasi Etik

Humas IAIN Parepare--Menanggapi isu yang lagi gembar-gembor di media sosial terkait pelarangan pakaian gamis di kampus, Kasubag Humas Suherman Syach memberikan penjelasan panjang lebar ketika ditemui awak media di ruang kerjanya, Senin, 11/3/2/2019.

"Masyarakat harus paham, IAIN Parepare ini merupakan lembaga pendidikan formal yang bernaung di bawah Kementerian Agama RI. Tentu saja, kita memiliki standar dan aturan normatif yang mengatur seluruh civitas akademik, baik pimpinan, dosen, pegawai, termasuk mahasiswa" paparnya dengan serius.

Salah satu standar dan peraturan yang terkait dengan personal para civitas akademika, tertuang dalam peraturan yang disebut Kode Etik Dosen, Pegawai dan Mahasiswa IAIN Parepare. Kode etik mahasiswa merupakan rambu-rambu yang seyogyanya menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam menjalankan aktivitasnya selama kuliah di IAIN Parepare. Kode etik adalah sebuah instrumen untuk melatih dan membentuk mahasiswa menjadi pribadi yang berkarakter berdasarkan tuntutan agama Islam, agar menjadi insan "Malebbi Warekkadana, Makkiade Ampena" yang menjadi motto kampus ini.

Dalam kode etik ini, lanjut Suherman, ada seperangkat norma yang harus ditaati dan dijauhi oleh mahasiswa yang sifatnya mengikat. Norma-norma yang harus dijalani mahasiswa, antara lain etika mahasiswa terhadap institut, etika mahasiswa terhadap dosen, etika mahasiswa terhadap mahasiswa, etika mahasiswa dengan pegawai, etika dalam perkuliahan, etika terhadap masyarakat, etika dalam berpakaian, etika dalam berpendapat diluar perkuliahan, sampai kepada etika dalam bermedia sosial.

"Jadi, semua gerak-gerik mahasiswa itu memiliki standarisasi etik. Mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut kita atur" tegas Kasubag Humas ini.

Dalam etika berpakaian, standarisasi yang disepakati untuk mahasiswa yaitu:
1. Mahasiswa harus berpakaian bersih, rapi, dan sopan yang mencerminkan sikap muslim terpelajar;
2. Bagi perempuan menggunakan rok, jilbab dan tidak menutup wajah;
3. Bagi pria menggunakan celana panjang sampai mata kaki, baju berkerah dan sepatu;

"Ketiga poin di atas adalah standar berpakaian bagi mahasiswa IAIN Parepare ketika melakukan aktivitas di kampus. Selain itu, tentu saja tidak dibenarkan. Tetapi, hal itu tidak terkait dengan pelarangan atau pun pengharaman penggunaan pakaian gamis, cadar atau semacamnya. Diluar kampus silahkan saja, tidak ada masalah"paparnya.

Tetapi dalam kampus, tentu saja kita punya standar aturan yang harus dipatuhi. IAIN adalah lembaga pendidikan yang punya batasan tertentu. Jika ada mahasiswa yang ingin masuk kuliah, hanya memakai sandal tentu saja akan dilarang mengikuti perkuliahan. Meski pun memakai sandal itu tidak haram, tetap saja dilarangan di kampus, karena kita ada standar/aturan mainnya" kilahnya mencontohkan.

Suherman berharap, masyarakat tidak menarik isu ini ke rana fiqhiyah. Karena cara berpakaian Islami itu, banyak model atau bentuknya. Cara berpakaian yang tertuang dalam kode etik mahasiswa IAIN Parepare pun sudah sesuai syariat Islam, yaitu harus menggunakan rok, jilbab dan tidak membenarkan pakaian yang ketat apalagi seksi. "Dengan pakaian model ini, mahasiswa kita bisa tampil elegal dan praktis" tegas Suherman menjelaskan.

"Saya justru heran, kok masih ada mahasiswa yang belum paham tentang kode etik ini, padahal sudah disosialisasikan diberbagai tempat, termasuk saat mendaftar ulang dan mengikuti Orientasi Pengenalan Akademik Kampus (OPAK). Aturan ini pun, sudah lama berjalan, kenapa baru ada mahasiswa yang pertanyakan" jawab Suherman keheranan ketika ditanya tentang pernyataan gugatan dari sekelompok mahasiswa.

"Seharusnya, mereka itu membaca dan memahami kode etik itu secara mendalam" tegasnya menitip harapan.

Mahasiswa PBI Jawara Debat Bahasa Inggris

Humas IAIN Parepare--- Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare kembali menunjukkan prestasi yang membanggakan. Kali ini dipersembahkan oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dalam ajang "Championship of English" yang diadakan HMJ PBI IAIN Palopo pada tanggal 8-9 Maret 2019 di kota Palopo. Tidak tanggung-tanggung, mahasiswa PBI berhasil meraih 3 juara pada ajang yang dilombakan, yaitu juara 1 lomba debat, menjadi be speaker terbaik, dan juara 3 pada lomba public speaking.

"Alhamdulillah kita berhasil juara pada ajang yang cukup bergensi di kalangan mahasiswa bahasa Inggris ini" demikian ucapan Megawati Faisal, salah satu mahasiswa yang menjadi peserta saat dihubungi via telpon. "Kami bangga bisa mempersembahkan yang terbaik bagi kampus IAIN Parepare dan insyaallah kami akan terus melakukan yang terbaik" ujarnya penuh semangat.

Pada ajang "Championship of English" yang kali ini berlangsung di Palopo, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah IAIN Parepare mengutus 3 peserta, yaitu Megawati Faisal, Muh. Hidayat S, dan Nur Pradini Galla.

Muh. Hidayat S berhasil meraih juara 1 pada ajang debat bahasa Inggris. Hidayat, berhasil juara setelah menyingkirkan peserta debat dari berbagai perguruan tinggi lainnya. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris semester 6 ini tampil memukau para dewan juri sehingga mampu meraih skor tertinggi. Pada sesi pertama, materi debat membincang tentang masalah kesehatan. Hidayat, cukup fasih menyampaikan konsep-konsep kesehatan dengan gaya dan retorika berbahasa Inggris yang lancar dan meyakinkan.

Begitu pun pada sesi final, yang mengangkat tema tentang "cinta diantara kesuksesan dan kegagalan." Hidayat mampu mempresentasikan gagasannya secara rasional dan sistematik. Saat sesi debat, Hidayat mampu mendominasi forum yang berlangsung cukup sengit. Pertanyaan dan sanggahan dari para tim juri atau pun para finalis dapat dijawab dan ditanggapi dengan meyakinkan.

Sementara, Megawati Faisal berhasil menjadi "Be Speaker terbaik" dalam acara tersebut. "Be Speaker" adalah lombah berbicara dalam bahasa Inggris. Megawati mampu menunjukkan kepiawaiannya dalam berbahasa Inggris. Hal yang sama, ditunjukkan oleh Nur Pradini Galla dengan meraih juara 3 dalam ajang "Public Speaking". "Meraih juara pada ajang ini, tentulah tidak mudah. Persaingannya cukup ketat karena diikuti dari berbagai mahasiswa berprestasi" ujar Siti Wirda Liling, panitia yang mengurus peserta dari IAIN Parepare.

Mujahidah, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Parepare yang dihubungi secara terpisah menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi kepada mahasiswa yang meraih juara pada ajang tersebut. "Tentu saja, kami berbangga terhadap prestasi yg diraih mahasiswa kita. Prestasi itu merupakan predikat terbaik yg disematkan buat institut dan akan menambah daftar prestasi yg pernah diraih mahasiswa. Prestasi tersebut, juga akan berkontribusi terhadap proses akreditasi PBI, yang mudah-mudahan bisa berubah menjadi akreditasi A nantinya" pungkas Mujahidah menjelaskan.

"Oleh karenanya, kami akan memberikan dukungan maksimal kepada mahasiswa kita untuk meraih prestasi dan insyaallah fakultas akan memberikan apresiasi untuk mereka" ujarnya. "Bagi mahasiswa yg juara, harus tetap tawadu dan tetap belajar agar kita bisa meraih presatasi yg lebih baik lagi", pesannya. (s.s)

Kamis, 07 Maret 2019

Kasubag Humas IAIN Parepare; "Kami Tidak Menolak Siapapun"

Humas IAIN Parepare---Kasubag Humas IAIN Parepare, Suherman Syach bergeming dengan pemberitaan yamg dirilis di portal www.radiomesra.com, Rabu,6/3/2019 berjudul "Kegiatan Penyambutan Guru Besar UNHAS di Tolak pihak Kampus IAIN Parepare".

Menurutnya, judul pemberitaan ini sangat bombastis dan cenderung memojokkan IAIN Parepare tanpa meminta klarifikasi.
"Seharusnya, awak media profesional melakukan reportase dan pemberitaan dengan melakukan kroscek dan klarifikasi kepada objek yang terkait dalam berita" ujarnya. "Judul berita yang diangkat oleh salah satu media online tentang penolakan guru besar UNHAS, jelas membingungkan kami di IAIN Parepare. Kami tidak tahu asal muasal, kok tiba-tiba di tolak. Berita ini sangat menyesatkan" paparnya.

IAIN Parepare dengan perguruan tinggi mana pun, baik yang ada di dalam dan luar Sulaweai Selatan dan bahkan luar negeri itu memiliki hubungan yang baik dan saling mendukung untuk pengembangan masing-masing. "Selama ini, kami di IAIN Parepare sangat welcome dengan kedatangan siapa pun apalagi kalau Guru Besar" tepis Kasubag Humas menanggapi isu yang cenderung membenturkan IAIN Parepare dengan kampus lain. "Perguruan tinggi lain adalah mitra kerjasama kami" tambahnya.

Terkait dengan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan oleh salah satu organisasi mahasiswa ektra kampus di Gedung Auditorium IAIN Parepare, mantan mahasiswa era reformasi ini menyatakan seharusnya tidak perlu terjadi. "Selama ini, kami selalu memfasilitasi kegiatan-kegiatan organisasi mahasiswa, termasuk organisasi ektra jika ingin melakukan kegiatan di kampus, apalagi kalau kegiatannya bersifat pengembangan akademik" papar kasubag.

Kegiatan-kegiatan besar yang pernah dilakasanakan organisasi kemasyarakatan terbilang banyak. "Beberapa bulan lalu, Pengurus Besar DDI menggelar kegiatan Seminar Nasional untuk mengusung Andregurutta K.H. Abdul Rahman Ambo Dalle sebagai Pahlawan Nasional. Itu sangat disuppor dan didukung penuh bapak Rektor dan seluruh pimpinan serta civitas kampus" kenang Suherman mengingatkan.

"Saya telusuri sebab musabab tidak jadinya kegiatan PP IMDI digelar di kampus, itu persoalan administrasi. Saya tidak menemukan surat permohonan mereka masuk di bagiam umum" jelasnya memberi klarifikasi. "Ada persoalan administrasi di sana. Kampus ini lembaga formal, punya tata aturan normatif yang prosedural. Satuan unit saja, misalnya organisasi mahasiswa intra atau bahkan kegiatan prodi harus menyurat ke bagian umum jika ingin menggunakan fasilitas kampus. Jadi, teman-teman pengurus organisasi harus memahami aturan mainnya, jangan hanya menyalahkan secara sepihak" pintamya minta pengertian.

Rektor Lantik Tamsil Hadi Jadi Kepala Satuan Pengawas Internal



Humas IAIN Parepare-- Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan kembali melakukan pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan dalam lingkup kerja IAIN Parepare, Rabu, 6/3/2019.

Bertempat di Ruang Seminar Pascasarjana, Rektor melantik 2 pejabat baru, yaitu Dr. H. Abu Bakar Juddah, M. Ag sebagai Kepala UPT Ma'had Al-Jamiyah dan Tamsil Hadi, SE, sebagai Kepala Satuan Pengawasan Internal IAIN Parepare.

Pengangkatan pejabat baru ini berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Parepare Nomor : B.121/In.39/KP.07.6/01/2019 tentang pengangkatan Kepala Ma'had Al-Jamiyah dan Surat Keputusan Rektor Nomor : B.248/In.39/KP.07.6/03/2019 tentang Kepala Satuan Pengawasan Internal yang dibacakan Kepala Bagian AUK, Muh. Jafar.

Pelantikan yang berlangsung hikmat ini dihadiri para pejabat dalam lingkup kerja IAIN Parepare, diantaranya Wakil Rektor Bidang APK, Sitti Jamilah Amin, Wakil Rektor Bidang KK, Muh. Shaleh, Kabiro AUAK, Musyarrafah Amin, berserta Para Dekan, Wakil Dekan, Kepala dan Sekretaris LPM dan LP2M, serta para Kepala UPT.



Rektor dalam amanahnya mengatakan, kedua lembaga ini merupakan lembaga baru di IAIN Parepare. Pembentukan kedua lembaga itu berdasarkan amanah konstitusi. Ma'hal Al-Jamiyah tertuang dalam Peraturan Menteri Agama RI No. 35 tahun 2019 tentang organisasi dan tata kerja IAIN Parepare. Sementara Satuan Pengawasan Internal (SPI) diperintahkan dalam Peraturan Menteri Agama RI No. 25 tahun 2017. "Jadi pembentukan kedua lembaga ini sebagai wujud pelaksanaan dari amanah konstitusi tersebut, bukan untuk kepentingan siapa-siapa" tegasnya.

Rektor mengemukakan, sengaja menyiapkan dan meminta Abu Bakar Juddah memimpin Ma'had Al-Jamiyah karena sosok beliau yang diyakini mampu mewujudkan "pondok pesantren mahasiswa" ini berkembang maju. "Beliau memiliki segudang pengalaman dan kemampuan sebagai mantan pejabat kampus beberapa periode" kunci Rektor.

Sementara untuk Kepala Satuan Pengasawan Internal (SPI), Rektor mengakui perlu waktu lama mencari figur yang tepat. Kepala SPI itu harus tegas, berintegritas, berdedikasi dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah non akademik di PTKIN. "Saya memilih pak Tamsil bukan tiba-tiba. Sudah lama saya perhatikan dan saya nilai dia cocok sebagai Kepala SPI, baik dari sisi karakter mau pun basic keilmuan dan pekerjaannya yang selama ini, dia geluti pada bagian keuangan" nilai Rektor.

Tugas utama SPI adalah melakukan pendampingan, audit, pengawasan, pemantauan, evaluasi dan review terhadap penyelenggaraan kegiatan dan program non akademik yang berjalan di perguruan tinggi, baik perencanaan, keuangan, sarana prasarana, administrasi, dan lain sebagainya agar semuanya berjalan sesuai dengan standar dan aturan yang telah ditentukan. Lembaga satuan pengawasan yang setingkat LPM ini akan dilengkapi struktur satuan kerja dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Tamsil Hadi yang ditemui usai pelantikan mengucapkan terima kasih banyak kepada bapak Rektor IAIN Parepare yang telah memberikan kepercayaan kepadanya untuk mengemban tugas sebagai Kepala Satuan Pengawasan Internal. "Tugas ini sangat berat, saya masih perlu belajar banyak dan bimbingan dari pimpinan dalam melaksanakam tugas ini" ujar pria kelahiran 1980 an ini. (s.s).

Selasa, 05 Maret 2019

Rektor IAIN Parepare Launching Program Pengabdian kepada Masyarakat di Sidrap

IAIN Parepare--- Berdasarkan data yang disampaikan oleh Kepala Pusat Rehabiltasi BNN Baddoka tahun 2018 menunjukkan bahwa 70-80 % pengedar dan pemakai narkoba yang berada di BNN Baddoka berasal dari tiga daerah di Ajattapareng yakni Sidrap, Pinrang dan Parepare. Faktor utamanya karena mereka (pengedar dan pemakai) narkoba tidak merasakan apa yang disebut home is my home, artinya bahwa mereka tidak merasakan kenyamanan di rumah melainkan mereka hanya mendapatkan home is my house, bahwa mereka mendapatkan fasilitas yang lengkap tapi tidak membuat mereka merasa senang berada di rumah.

Demikian juga dengan data dari Kementerian pemberdayaan perempuan dan anak bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional tahun 2016 melalui Survey Kekerasan terhadap Anak (SKtA) menunjukkan bahwa kekerasan fisik di dalam keluarga dilakukan baik oleh ayah maupun ibu, dimana resiko ibu melakukan kekerasan pada anak khususnya perempuan lebih tinggi dibandingkan ayah.

Sejalan dengan data tersebut, Komisi Perlindungan Anak Indonesia juga menyebutkan bahwa 91 persen kekerasan terhadap anak terjadi di lingkungan keluarga.

Hal tersebut menjadi alasan bagi Dharma Wanita Kemenag Sidrap bekerjasama dengan Yayasan Taman Semesta merasa terpanggil untuk menjawab permasalahan apa yang menjadi realitas sosial masa kini khususnya di kabupaten Sidrap.

“Kami ingin menjadi bagian dari solusi agar dari keluarga kita lahir anak yang sehat baik secara fisik, emosional maupun spiritual. Keluarga seharusnya menjadi tempat bernaung yang paling aman bagi anak-anak kita. Khususnya bagi perempuan atau ibu, al ummumadrasatulula, ibu adalah sekolah (guru) pertama bagi anak—anaknya. Olehnya itu, dibutuhkan tindakan nyata dalam usaha mencegah kekerasan pada anak di lingkungan keluarga melalui program “Perempuanta’,” jelas  ketua panitia pelaksana, Aqidah Irman yang juga merupakan Ibu Dharma Wanita Persatuan Kementerian Agama kabupaten Sidrap.

Program ‘Perempuanta’ akan menjadi wadah bagi orangtua khususnya yang ada di kecamatan Maritengngae untuk berbagi bersama terkait pengetahuan pengasuhan anak yang mengedepankan pendisiplinan secara positif.

Program Perempuanta’ yang juga diinisiasi oleh Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M), tentu meneguhkan posisi perguruan tinggi bukan hanya sebagai sumber pengetahuan akan tetapi juga mampu menerapkan pengetahuan tersebut di tengah-tengah masyarakat sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat.

Program pengabdian kepada masyarakat ini secara resmi dilaunching oleh Rektor IAIN Parepare sekaligus menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara IAIN Parepare dengan Kementerian Agama kabupaten Sidrap yang disaksikan oleh Wakil Rektor III IAIN Parepare Dr. Muhammad Saleh, M. Ag, Kepala LP2M IAIN Parepare Drs. Muhammad Djunaidi, M. Ag, Sekretaris Kecamatan Maritenggae, dan KUA, Selasa (05/03).

“Kegiatan ini tentu akan memberi manfaat buat orangtua agar mendidik anak tidak menggunakan kekerasan, pola-pola pengasuhan lama yang tidak lagi cocok dengan era milenial,” ucap Rektor IAIN Parepare,  Dr. Ahmad Sultra Rustan, M. Si.

Sementara Kepala Kementerian Agama (Kemenag) kabupaten Sidrap merespon baik atas kerjasama ini.

“Selain program pengabdian masyarakat, kabupaten Sidrap membutuhkan program pendidikan khususnya peningkatan keterampilan mengajar guru di madrasah. Semoga ke depan kita bisa memperkuat kerjasama ini di beberapa bentuk kegiatan” harap Kepala Kementerian Agama kabupaten Sidrap, H. Irman Baharuddin, S. Ag., M. Si.

Selain Launching Program Perempuanta’, juga dilaksanakan seminar Solusi Mendidik Anak Tanpa Kekerasan Di Era Milenial. Seminar ini merupakan awal dari pendampingan yang akan dilaksanakan di desa/kelurahan. Hadir narasumber dari tim Yayasan Taman Semesta yang berkompoten dalam bidang psikologi keluarga dengan menggunakan modul yang telah diterbitkan sendiri.

Kegiatan berlangsung di Aula kantor Kemenag kabupaten Sidrap, hadir sebanyak 50 perserta terdiri dari perwakilan dari desa/kelurahan se-kecamatanMaritengngae, Dharma Wanita Kemenag Sidrap, Perwakilan BKPRMI, dan TK Terpada yang ada di KecamatanMaritengngae.

Marwah salah satu peserta mengaku bersyukur dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

“Ternyata selama ini cara saya mendidik berbau kekerasan karena biar berkata ‘jangan’. Pertemuan ini sangat baik bagi kami,” ucap Marwah usai seminar.

Selain di Kecamatan Maritengngae, ke depan program ini akan didorong terlaksana di semua kecamatan se-kabupaten Sidrap melalui koordinasi di tingkat Kecamatan dan Kantor Urusan Agama se kabupaten Sidrap.

Dekan FUAD Memberikan Piagam Penghargaan Kepada Mahasiswa Berprestasi

Humas IAIN Parepare-- Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) melakukan terobosan baru. Memasuki semester genap, Dekan Fakultas FUAD, Abdul Halim K memberikan Piagam Penghargaan kepada sejumlah mahasiswa yang dinilai berprestasi dalam proses belajar mengajar semester ganjil tahun akdemik 2018/2019 yang berlangsung, Selasa, 5/3/2019 di Ruang Seminar Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah.

Pemberian penghargaan tersebut, dihadiri dan disaksikan segenap pimpinan Fakultas FUAD, yaitu Wakil Dekan Bidang AKKK, Iskandar, Wakil Dekan Bidang AUPK, Musyarif, Kaprodi KPI, Nurhakki, Kaprodi BKI, Muh. Haramain, Kaprodi MD, Nurhikmah, Kaprodi PMi, Hj. St. Aminah, Kaprodi JI, Qadaruddin, Kaprodi SKI, Nurkidam, Kaprodi BSA, Abd. Rahman dan Kaprodi SA, Muhiddin dan pejabat struktural, yaitu Kasubag AUK, Junaini dan Kasubag AKA, Rachmat.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Abd. Halim K menyampaikan motivasi dan tujuan pemberian penghargaan tersebut. "Program ini dilakukan agar mahasiswa berprestasi selalu terpacu meningkatkan dan mempertahankan prestasi akademiknya. Serta mahasiswa lain mampu menjadikan mereka contoh yang baik dalam proses belajar di Kampus" papar Dekan, yang juga menjabat Ketua MUI Kota Parepare.

"Kami memberikan penghargaan ini kepada anak-anakku mahasiswa agar kalian berprestasi, terutama dalam peningkatan akhlak. Dalami ilmu sesuai disiplin ilmunya masing-masing. Kuasai bahasa Arab sebagain kunci atau alat menguasai ilmu agama. Bersyukurlah anda terpilih sebagai mahasiswa berprestasi, pertahankan prestasinya, terutama akhlak kalian. Semua dosen ingin mahasiswanya lebih pintar dari dosennya sendiri" papar Dekan FUAD Abd. Halim K memberikan nasehatnya kepada mahasiswa.

Ada pun nama-nama mahasiswa yang memperoleh Piagam Penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Semester Ganjil Tahun akademik 2018/2019, sebagai berikut :

1. Imam Kurniawan Samad (Prodi Komunikasi Penyiaran Islam)
2. Malik Fajar (Prodi Bimbingan Konseling Islam)
3. Mardian Saputra (Prodi Manajemen Dakwah)
4. Hernisa Rianas (Prodi Sejarah Peradaban Islam)
5. Sunarti (Prodi Jurnalistik Islam)
6. Sulfi (Prodi Pengembangan Masyarakat Islam)
7. Sri Yuliana (Prodi Bahasa dan Sastra Arab)
8. Wahyuni (Prodi Sosiologi Agama)

Sumber : Fakultas FUAD
Penulis : Nurul
Editor : Suherman Syach

Pengarahan Rektor Kepada CPNS Baru; IAIN Parepare Berbasis Kinerja

Humas IAIN Parepare--- Usai membuka secara resmi Pembukaan Kuliah Semester genap tahun akademik 2018/2019, Rektor IAIN Parepare langsung menerima CPNS Baru di Lantai 5 Gedung Perpustakaan IAIN Parepare, 4/3/2019. Turut hadir dalam pertemuan itu, Wakil Rektor Bidang APK, Sitti Jamilah Amin, Wakil Rektor Bidang AUPK, Sudirman L, Dekan Fakultas Tarbiyah, Saefudin, Dekan FEBI, Kamal Zubaer, Dekan Syariah dan Ilmu Hukum Islam, Muliaty, Dekan FUAD, Halim K, Kabag AUK, Jafar, Kasubag Umum dan Kepegawaian, Misbahuddin dan sejumlah pejabat lainnya.

Pertemuan ini di hadiri 33 orang CPNS yang telah diumumkan kelulusannya secara serentak oleh kemenag RI beberapa bulan lalu. Seperti informasi sebelumnya, kuota CPNS yang diterima IAIN Parepare tahun 2018 berjumlah 48 orang, tetapi hasil seleksinya hanya 33 orang yang dinyatakan lulus. CPNS ini terdiri dari 29 CPNS sebagai dosen dan 4 orang sebagai tenaga kepegawaian.

"Sebenarnya, SK CPNS mereka itu belum keluar, tetapi sudah diusulkan ke Badan Kepegawaian Nasional dan sementara dalam proses penyelesaian' kata Wakil Rektor, Sudirman L ketika menyampaikan kata pengantar dalam pertemuan tersebut. "Semoga, bulan Maret ini SK itu sudah selesai. CPNS ini dipanggil untuk mengikuti pembukaan kuliah karena mereka sudah dibutuhkan. Jadi CPNS ini masih berstatus dosen luar biasa dan tenaga honorer sampai SK terbit" ujarnya.

Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan saat memberikan pengarahan CPNS mengatakan senang dengan bergabungnya CPNS baru ini. "Kami bergembira saudara-saudari bisa bergabung dan menjadi bagian keluarga besar IAIN Parepare" ujar Rektor.

Sebelum melanjutkan arahannya, Rektor memperkenalkan seluruh pimpinan yang hadir serta mengabsensi CPNS dan meminta mereka memperkenalkan diri satu persatu. Rupanya, CPNS yang lulus bukan saja berasal dari Sulawesi Selatan, tapi juga datang dari Surabaya, Maluku dan Nusa Tenggara.

Penerimaan CPNS di IAIN Parepare, lanjut Rektor, berlangsung transparan dan tidak mengenal suap menyuap atau pun nepotisme. "Kalau ada yang minta uang, silahkan lapor karena kita tidak mengenal seperti itu" tegas Rektor.

Dalam pelaksanaan tugas, IAIN Parepare lebih mengedepankan kinerja. Tidak ada perbedaan dan perlakuan istimewa kepada personal, kelompok, atau pun latar belakang organisasi. Semua pegawai dan dosen sama. Kita tidak kenal senior-yunior, tua-muda, lama-baru atau dari organisasi mana. Semuanya diberikan kesempatan dan peran untuk bekerja sesuai dengan tugas mereka masing-masing. "Kita di sini (IAIN Parepare) berbasis kinerja, siapapun dari kita yang berkinerja baik, maka akan diapresiasi. Saudara yang baru masuk, memiliki hak yang sama dengan yang lain secara proporsional. Jika berkinerja baik, kita perhatikan" kata Rektor serius.

Sementara itu, Syafaat Anugrah, salah seorang CPNS yang dikonfirmasi menyatakan legah dan puas mendengar arahan Rektor. "Kami baru, tetapi terasa nyaman dan bahagia dengan penerimaan Rektor yang sangat welcome" kata calon Doktor Hukum Unhas ini. (s.s).

KPU Parepare Goes to Campus, Ajak Mahasiswa Jadi Pemilih Cerdas

IAIN Parepare--- Komisi Pemilihan Umum (KPU) kota Parepare menggelar sosialisasi pemilu 2019 di Auditorium baru IAIN Parepare, Senin (04/03). Sosialisasi tersebut dilakukan usai pelaksanaan pembukaan kuliah semester genap tahun 2018/2019.

KPU Parepare memilih masuk ke kampus dengan target sasaran pemilih pemula. Hal ini berdasarkan UU no 7 tahun 2017 tentang memberikan jaminan bagi pemilih pemula yang telah genap berusia 17 tahun untuk menyalurkan hak pilihnya di pemilu 2019.

Wakil Rektor III, DR Muhammad Saleh menyambut baik sosialisasi tersebut terlebih banyaknya mahasiswa IAIN Parepare yang juga berasal dari berbagai daerah di luar kota Parepare.

Hamzah, Komisioner KPU dalam sosialisasinya mengajak mahasiswa agar menjadi  millennial yang cerdas memilih. Hal ini dikarenakan rawannya generasi millenial khususnya pemilih pemula dipengaruhi, didekati dan dimobilisasi.

"Jadilah pemilih cerdas dengan mengetahui visi, misi dan program calon, bukan karena yang lain", ajaknya saat menyampaikan materi.

Pemilu menjadi sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di mana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung.

"Pemimpin-pemimpin politik adalah wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen) baik ditingkat pusat maupun daerah," jelas Hamzah.

Senin, 04 Maret 2019

Orasi Ilmiah, Pembukaan Kuliah Semester Genap Tahun 2018/2019 IAIN Parepare


Dalam perkembangan kajian bahasa muncul istilah Analsisis Wacana Kritis (Critical Discorse Analysis). Wacana tidak lagi dilihat hanya sebagai suatu proses komunikasi biasa secara lisan maupun tulis, tetapi wacana dilihat sebagai praktik sosial. Bahasa dari sudut wacana dipandang sebagai praktik sosial. Bahasa dan masayarakat memiliki hubungan internal dan dialektikal. Menurut Fairclough (1989:23) bahasa adalah bagian dari masyarakat, fenomena linguistik adalah fenomena sosial yang khusus, dan fenomena sosial adalah (sebagian) fenomena linguistik (language is part of society, language phenomena are social phenomena of a special sort, and social phenomena are [in part] linguistic phenomena).

Wacana keagamaan menjadi alat untuk menyampaikan ideologi-ideologi tertentu untuk mempengaruhi dan menarik simpati pembacanya. Di kalangan umat Islam Indonesia, ada kelompok-kelompok (gerakan) yang berusaha menanamkan ideologi tertentu kepada masyarakat sebagai bentuk upaya memperoleh pengaruh dan pengakuan. Dalam upaya memperoleh pengaruh dan pengakuan tersebut, wacana dalam bentuk buletin atau artikel digunakan sebagai alat untuk menanamkan ideologi yang diyakini sesuai dengan keadaan dan kebutuhan manusia saat ini. Kelompok Islam liberalisme yang diberi nama Jaringan Islam Liberal (JIL). JIL menawarkan cara berpikir inklusif, pluralis, dan liberal yang mencoba menyajikan gagasan dan pemikirannya melalui paham pluralisme agama. JIL berupaya merekonstruksi ideologi yang selama ini diyakini oleh umat Islam. JIL berupaya membentuk pemahaman keagamaan yang dianggap baru dalam Islam, khususnya umat Islam di Indonesia. Dalam upaya mempengaruhi pembaca dengan ideologi baru tersebut, kelompok JIL menggunakan bahasa sebagai medium sehingga wacana dijadikan sebagai wujud praktik sosial (Fairclough, 1989, Bourdieu 1991).

Salah satu perjuangan JIL adalah pemihakan kepada yang minoritas dan tertindas. Islam liberal berpijak pada penafsiran Islam yang memihak kepada kaum minoritas yang tertindas dan dipinggirkan. Menurut JIL, setiap struktur sosial politik yang mengawetkan praktik ketidakadilan atas minoritas adalah berlawanan dengan semangat Islam. Minoritas di sini dipahami dalam maknanya yang luas yang mencakup minoritas agama, etnik, ras, jender, budaya, politik, dan ekonomi. Pemikiran JIL muncul sebagai respons terhadap kekhawatiran akan adanya dominasi pemikiran radikalisme Islam yang akan merusak ekologi hubungan antarumat beragama di Indonesia. Hal ini dapat terlihat dari sikap dan paradigma berpikir JIL yang bebas mendekonstruksi wilayah-wilayah doktrinal agama yang dahulu dianggap tabu dan sakral

1. Konstruksi Ideologi JIL melalui Kosakata

Dalam konstruksu ideologi JIL temukan adanya nilai-nilai eksperensial yang terkandung dalam kata-kata yang digunakan dalam wacana JIL sebagaimana yang dikemukan oleh Fairclough (1998:110 – 111), yaitu; Pertama, Nilai-nilai eksperensial ditunjukkan melalui skema (klasifikasi) kata, kata-kata ideologi yang diperjuangkan, penyusunan kata kembali (rewording) atau kelebihan kata (overwording), dan hubungan kata yang bermakna secara ideologis berupa sinonim, antonim , dan hiponimi. Kedua, kosakata yang diklasifikan  dalam wacana JIL kosakata yang menunujukkan kebenaran bukan hanya Islam dengan menggunakan kata ‘tidak monolitik tunggal’,  keberagaman adalah kehendak Tuhan dengan menggunakan klausa ‘keseragaman tidak dikehendaki oleh Tuhan’, keyakinan beragama sebagai ‘hak pribadi’ (privasi), kebebasan tanpa paksaan, dan tidak ada agama dengan paksaan. Kata-kata ideologis yang diperjuangkan, yakni keadilan, kebebasan, keberagaman, hak pribadi, dan tanpa paksaan. Ketiga, kosakata yang digunakan dalam wacana JIL menunjukkan adanya hubungan makna yang signifikan secara ideologis, yakni antonimi dengan menggunakan kata berantonim, yaitu beragama >< sekuler, teks suci >< konstitusi, kebebasan >< ketaatan, mayoritas >< minoritas, dan kuat >< lemah. Sinomin ditunjukkan dengan penggunaan kosa kata perbedaan = pemajemukan, beragam = kelompok berbeda. Hiponimi dapat dilihat pada penggunaan kata subordinat dengan kata kepercayaan, keyakinan, dan iman, dari superordinat kata ‘beragama’.
Keempat, metafora yang digunakan penulis teks wacana JIL untuk mengonstruksi ideologi, yaitu penggunaan kata ‘baju’, ‘raja’, tumbuh subur’, ‘campur tangan’, ‘turun tangan’, ‘menindas’, ‘dirampas’, ‘berkarat’, ‘syahwat’, ‘menundukkan’, ‘impor’, dan ‘perkawinan silang’.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ideologi pluralisme, liberalisme, pembelaan hak privasi dan minoritas dikonstruksi oleh penulis teks wacana JIL melalui proses klasifikasi, leksikalisasi, relasi makna (antonimi, sinonimi, daan hiponimi), dan metafora. Kata-kata yang dipilih tersebut merupakan kolokasi sebagai bentuk konstruksi ideologi JIL. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kata-kata lain yang digunakan oleh kelompok tertentu mengacu pada ideologi yang berbeda dengan JIL, dan sekaligus merupakan kolokasi yang berbeda pula. Kata-kata yang dipilih tersebut merupakan piranti untuk menandai JIL dalam melakukan pengelompokan (Fairclough, 1989:116).

2. Konstruksi Ideologi JIL melalui Gramatika

Ideologi pluralisme, liberalisme, hak privasi dan kesetaraan dikonstruski oleh penulis teks JIL melalui (1) modus kalimat, (2) modalitas kalimat, (3) pronomina persona kehadiran diri, dan (4) bentuk pasif, dipaparkan sebagai berikut; Pertama, modus deklaratif dan imperatif digunakan oleh penulis teks JIL untuk menunjukkan suatu kebenaran yang mereka yakini.Modus imperatif dan interogatif dengan pola negasi dan retoris digunakan untuk mempertegas suatu kebenaran yang diyakini. Modus obligatif digunakan penulis untuk menunjukkan keharusan dan kemutlakan. Kedua, modalitas relasional dan ekspresif digunakan untuk menunjukkan konstruksi ideologi pluralime dan liberallisme JIL melalui otoritas terhadap partisipan. Otoritas tersebut ditunjukkan dengan mengemukakan gagasan dengan menggunakan otoritas Tuhan dan kewajiban yang harus dilakukan dalam memperjuangkan keberagaman dan kesetaraan.Otoritas yang dibangun melalui modalitas ekspresif ditunjukkan dengan kenyataan yang menghendaki perubahan karena perkembangan dan penggunaan akal yang bisa memenuhi kebutuhan manusia. Ketiga, pronomina persona ‘saya’ digunakan jika penulis teks JIL berada pada posisi yang mempertahankan ideology. Pronomina persona ‘kita’ digunakan oleh penulis teks JIL jika ideologi yang dikontruksi berupa penawaran yang dapat dipikirkan bersama antarpartisipan. Keempat, bentuk pasif dipilih oleh penulis teks JIL sebagai upaya mengkonstruksi ideologi pluralisme dan liberalisme dengan menyebut pihak lain yang bertentangan dengan ideologi yang diperjuangkan.

3. Konstruksi Ideologi JIL melalui Struktur Teks

Kajian struktur teks dalam wacana berisi rincian tentang (1) konvensi interaksional yang digunakan dan pengurutan serta penyusunan teks. Kajian tentang konvensi interaksional yang digunakan akan memerikan tentang  pengontrolan partisipan, yaitu (a) penegasan (b) pengarahan topik, dan (c) formulasi. Kajian tentang pengurutan dan penyusunan teks akan memerikan tentang penyusunan teks wacana ideologis secara berurutan dari awal sampai akhir (Santoso, 2003:214).Jaringan Islam Liberalisme (JIL) mengonstruksi ideologi melalui struktur dan penataan teks, yaitu (1) konvensi interaksional dan (2) penataan dan pengurutan teks. Penulis teks wacana JIL mengkonstruksi ideologi pluralisme dan liberalisme dan kesetaraan dengan memanfaatkan struktur teks berupa pengontrolan partisipan dan penataan teks. Pengontrolan partisipan dan penataan teks digunakan untuk mempengaruhi pikiran pembaca dengan ideologi yang diperjuangkan. Pengontrolan partisipan digunakan dalam teks berupa wawancara, sedangkan penataan teks digunakan dalam teks yang berupa pengembangan paragraf.

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama                                : Dr. Firman, M.Pd

Tempat/Tgl Lahir        : Soppeng, 20 Februari 1965

Nama Istri                      : Wahidah, S.Ag.

Nama anak                    : Wafiah Sidqiyah (almarhumah), Ahmad Abu Rizki, Ahmad Adli Nawwar, Mutiah Khaeriyah, dan Mutmainnah Firman.

Pendidikan :

1. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Perguruan Islam Ganra, 1977

2. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Perguruan Islam Ganra, 1981.

3. SMA Muhammadiyah Watangsoppeng pada, 1984.

4. Fakultas Sastra, jurusan Sastra Indonesia UNHAS, 1991.

5. Program Pascasarjana (S2) di IKIP Makassar, 2002

6. Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, 2009.

7. Program Pascasarjana (S3) Universitas Negeri Malang, 2015