Jumat, 01 Maret 2019

Benchmark STAIN Sorong-IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare -- Kamis, 28/2/2019 rombongan STAIN Sorong tiba di kampus IAIN Parepare pukul 12.30 waktu setempat setelah melalui perjalanan jauh dari Sorong Papua Barat melalui pesawat dan perjalanan darat Makassar-Parepare kurang lebih 3 jam. Kedatangan mereka disambut pimpinan IAIN Parepare.

Dalam pertemuan tersebut hadir Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, St. Jamilah Amin, Dekan FEBI, Muhammad Zubaer, Wakil Dekan 1 FEBI, Muh. Yasin Wakil dekan 2, Zainal Said, Kaprodi Parawisata Syariah, Muh. Akram, Kaprodi Akuntansi Syariah, Syahriah, Kaprodi Manajemen Ekonomi Syariah, Damirah, Kaprodi Perbankan Syariah, Andras Tri Astuti, Kaprodi PBI Fakultas Tarbiyah, Mujahidah dan mantan Kepala P2M, Firman, Kepala Pusat Akreditasi LPM, Islamul Haq dan sejumlah pejabat lainnya.

Dalam pertemuan ini, Muh. Rusdi yang memimpin rombongan STAIN Sorong menyampaikan tujuan kunjungannya ke kampus IAIN Parepare. "STAIN Sorong sedang dalam pengembangan kampus, khususnya pengembangan program studi. Kami berkunjung ke IAIN Parepare untuk belajar terkait pengembangan program studi, khususnya progran studi Pariwisata Syariah. Kampus kami sedang berencana membuka program studi Pariwisata Syariah. Program studi ini sangat prospek dikembangkan di Papua Barat karena propinsi ini terkenal sebagai salah satu destinasi wisata dunia di Indonesia, yaitu wisata Pulau Raja Ampat" .

"Kami memilih berkunjung ke IAIN Parepare karena kami menilai kampus ini cukup akseleratif dan berhasil dalam pengembangan kampus, khususnya dalam transformasi STAIN menjadi IAIN. Apalagi di sini, sudah membuka program studi Pariwisata Syariah meski terbilang baru, tapi kami ingin belajar" kata Muh. Rusdi menguraikan tujuan kunjungannya bersama 4 rekannya yang lain.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Parepare, Siti Jamilah Amin yang menerima dan menyambut kunjungan dari STAIN Sorong tersebut menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi dalam kata sambutannya. "Kami berterima kasih sekaligus merasa bangga dan terhormat atas kunjungan rekan-rekan kita dari Sorong. Sesungguhnya apa yang kami capai di iAIN Parepare belum seberapa. Masih membutuhkan kerja keras dari semua pihak, khususnya bagi pimpinan dan civitas akademika IAIN Parepare" kata Jamilah.

"Tetapi dalam pengembangan perguruan tinggi, kita perlu "gila kerja" terang perempuan bergelar Doktor memberikan tipsnya kepada tamunya. "Gila kerja dalam arti, kita harus menyiapkan dan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran kita secara totalitas dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan. Kerja lembur sampai malam itu biasa saja" paparnya. "Selain itu, pengembangan kampus juga memerlukan kerja-kerja tim dan perencanaan yang matang. Misalnya dalam pengembangan program studi, itu membutuhkan tim yang bekerja sinergi dan berkesinambungan, bukan sekedar panitia. Jadi ada tim yang memikirkan analisa pengembangan kurikulum, SDM, proses akreditasi, kerjasama, daya dukungnya dan lain-lain" lanjutnya menjelaskan.

Membuka progra studi baru itu cukup sulit karena memiliki standar dan syarat yang berat. "Kita harus menyiapkan sumber dayanya terlebih dulu. Misalnya tenaga dosen minimal 6 orang yang memiliki latar belakang pendidikan S2 yang sesui dengan program studi yang dibuka" kata perempuan bergelar Doktor Pemikir Islam ini.

Sementara Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Kamal Zubaer dalam kesempatan ini menyampaikan pengalaman kerjanya sebagai dekan baru. "Kami ini masih baru. Fakultasnya pun masih baru sebagai pengembangan dari perubahan bentuk dari STAIN menjadi IAIN. Tapi untuk program studi yang ada dalam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam merupakan program studi yang sejak lama sudah disiapkan. Karena baru, kami memiliki segudang pekerjaan yang harus diselesaikan" ungkap alumni Pascasarjana UIN Yogyakarta ini. "Untuk membuka program studi baru kita harus kerja keras pungkasnya". (s.s)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar