Senin, 18 Maret 2019

Kehadiran Prof. Dr. Arfin Hamid Tepis Isu Penolakan Guru Besar UNHAS di IAIN Parepare

Humas IAIN Parepare--- Guru besar Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar, Prof. Dr. Arfin Hamid, SH., MH., hadir di kampus IAIN Parepare untuk membawakan kuliah umum pada acara pembukaan kuliah semester genap Pascasarjana IAIN Parepare, Senin, 18/3/2019. Kehadiran pakar Hukum Ekonomi Islam ini sekaligus menepis isu berita penolakan IAIN Parepare terhadap guru besar UNHAS yang sempat viral melalui media sosial beberapa waktu lalu.

"Kehadiran bapak Prof. Arfin Hamid di tengah-tengah kita menjadi bukti bahwa IAIN Parepare tidak pernah menolak siapa pun yang datang ke kampus kita ini, apa lagi kalau yang datang adalah guru besar, kita pasti senang dan akan menyambutnya dengan suka cita" papar Rektor IAIN Parepare, Ahmad Sultra Rustan mengawali sambutannya pada acara pembukaan kuliah tersebut.

Pernyataan ini dikeluarkan Rektor terkait dengan berita miring yang pernah dilansir media online sebelumnya tentang isu penolakan pihak IAIN Parepare atas kedatangan salah satu guru besar UNHAS di kampus ini.

Rektor sengaja menyampaikan isu penolakan tersebut di depan guru besar UNHAS ini karena merasa bertanggungjawab untuk meluruskan pemberitaan yang berpotensi merusak hubungan baik antara IAIN Parepare dengan perguruan tinggi lainnya. "Kami tidak ingin kerjasama dan hubungan baik IAIN Parepare - UNHAS Makassar yang selama ini sudah terbangun dengan baik harus tercederai hanya karena berita yang menyesatkan itu. Berita itu tidak benar dan kami tidak tahu menahu perihal kedatangan guru besar itu" jelas Rektor mengklarifikasi.

Rektor memberikan apresiasi yang tinggi kepada panitia dan Direktur Program Pascasarjana karena menghadirkan Prof. Arfin Hamid sebagai narasumber pada kuliah umum ini. Menurut Rektor, beliau itu merupakan orang yang cocok dan tepat membawakan materi dalam kuliah umum ini karena tema yang diusung relevan dengan kepakaran beliau sebagai guru besar bidang Hukum Ekonomi Islam. Tema kuliah umum yang dimaksud, yaitu "Prospek Produk Halal dan Jasa Keuangan Syariah di Era 4.0".

Rektor menyebutkan tema yang diangkat ini sangat menarik karena merupakan masalah yang seringkali dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. "Kita harus ekstra hati-hati dalam menggunakan dan mengkonsumsi produk atau pun makanan halal karena sudah banyak sekali produk atau makanan yang tersedia tidak cocok bagi kita sebagai seorang muslim. Di era modern ini, kita seringkali tidak tahu dan terkecoh dengan produk atau pun makanan yang sedang diperdagangkan atau pun yang disediakan pada fasilitas umum.
"Kami punya pengalaman menarik  terkait masalah ini, yaitu ketika menghadiri kegiatan bersama dengan Rektor PTKIN seluruh Indonesia di salah satu Hotel di Jakarta. Kala itu, sedang perjamuan makan siang. Kami pun segera mengambil menu makanan yang disiapkan pihak hotel dan siap untuk bersantap. Tetapi sebelum makanan itu kami makan, salah seorang Rektor mengingatkan bahwa makanan itu tidak halal di konsumsi oleh orang muslim, setelah membaca keterangan menu yang tertulis samar pada bagian tempat makanan tersebut" tutur Rektor menceritakan pengalamannya.

Sementara itu, Direktur Program Pascasarjana, Masyhar dalam laporannya menyampaikan pekembangan dan kondisi akademik Pascasarjana pada tahun akademik 2018/2019. Menurutnya, mahasiswa Program Pascasarjana yang siap melanjutkan proses perkuliahan pada semester genap ini berjumlah 106 orang, sementara sebanyak 96 orang lainnya sedang dalam tahap penyelesaian akhir. Pada wisuda angkatan pertama pada Februari bulan lalu, sebanyak 26 orang dari mahasiswa Pascasarjana yang mengikuti wisuda tersebut.

Untuk diketahui, Program Pascasarjana Parepare membuka program Magister dengan 6 Program studi, yaitu:
1. Prodi Pendidikan Agama Islam berbasis IT
2. Prodi Ekonomi Syariah
3. Prodi Komunikasi Penyiaran Islam
4. Prodi Pendidikan Bahasa Inggris
5. Prodi Pendidikan Bahasa Arab
6. Prodi Hukum Keluarga Islam (s.s)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar