Kamis, 31 Oktober 2019

Mantan Pegawai Bank BRI Dirikan Mini Bank Syariah


Humas IAIN Parepare --- Meski baru berstatus sebagai dosen CPNS, Fitriani langsung membuat terobosan. Mantan Pegawai BRI Makassar yang lulus seleksi CPNS 2018 ini membuat karya inovatif. Dia mendirikan bank di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, fakultas yang menjadi home basednya sebagai dosen. Bank ini dinamakannya "Mini Bank Syariah".









Saat ini, Fitriani sedang mengikuti Latsar CPNS Kemenag Golongan III di BDK Makassar. Mini Bank Syariah didirikannya sebagai bentuk proyek aktualisasi yang menjadi tugas wajib bagi peserta Latsar. "Awalnya, saya hanya melakukan praktik perbankan di ruang kelas. Tetapi, atas arahan dari Kepala Biro AUAK, Hj. Musyarrafah Amin selaku supervisior, akhirnya saya mencoba membuat bank mini ini, " katanya.





Tujuan utama dari Mini Bank Syariah ini adalah sebagai media praktek pembelajaran bagi mahasiswa perbankan di IAIN Parepare. "Jadi, bank ini memberi daya dukung dalam proses pembelajaran mahasiswa. Teori-teori perbankan langsung dipraktekkan di mini bank ini," jelas Fitriani disela-sela peresmian mini banknya.





Pagi ini, Jumat, 1/11/2019 Mini Bank Syariah ini dilaunching. Berlangsung sederhana nan hikmat. Acara lounching ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang AUPK, H. Sudirman, L., Kepala Biro AUAK, Hj. Musyarrafah Amin, Dekan FEBI, Muh. Kamal Zubaer, Wakil Dekan FEBI, Zainal Said dan Nuh. Yasin Soemena, sejumlah Ketua Prodi, dan mahasiswa. Terasa istimewa, karena acara ini dihadiri Kepala Cabang BNI Parepare, Shahran





Wakil Rektor Bidang AUPK, H. Sudirman, L., memberikan apresiasi atas kehadiran mini bank syariah ini. "Ini karya inovatif dan monumental yang patut dibanggakan. Untuk itu saya ucapkan terima kasih atas kehadiran mini bank ini," katanya saat memberi sambutan. "Saya berharap, mini Bank ini dimanfaatkan secara maksimal, khususnya dalam praktek pembelajaran perbankan," tambahnya.





Pengguntingan pita dan pemetongan tumpeng menandai peresmian mini bank ini. Wakil Rektor, H. Sudirman L., mewakil Rektor menggunting vita yang berada di depan pintu bank. Turut menyaksikan, Kepala Biro AUAK, Hj. Musyarrafah Amin, Dekan FEBI, Muh. Kamal Zubaer, Kepala Cabang BNI, Shahran.


Rabu, 30 Oktober 2019

Alumni Prodi BKI Bakal Peroleh Sertifikasi Konselor


Humas IAIN Parepare --- Sebanyak 59 dosen / ahli bimbingan dan konseling Islam se- Indonesia sedang berkumpul di UIN Sunan Ampel Surabaya. Mereka mengkuti Seminar Nasional dan Workshop Pengembangan Sertifikasi Konselor Islam untuk merespon Revolusi Industri 4.0. yang berlangsung selama 3 hari, yaitu Selasa-Rabu, 29-30 Oktober 2019.





Kegiatan ini merupakan kerja sama Program Studi Bimbingan Konseling Islam Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya dengan Departemen Pendidikan, Pelatihan dan Sertifikasi Perkumpulan Ahli Bimbingan dan Konseling Islam (PABKI).





Ketua program studi Bimbingan Konseling Islam (BKI), Haramain mengirim salah satu dosennya, yaitu Emilia Mustary untuk mengikuti kegiatan tersebut. Menurut Haramain, kegiatan ini sangat penting diikuti karena forum ini akan merumuskan standar kompetensi konselor Islam. "Prodi BKI adalah salah satu inisiator dan tim perumus standar nasional kompetensi konselor Islam. Jadi, ke depannya alumni BKI bakal memperoleh sertifikasi keahlian sebagai konselor, " kata Haramain via pesan whatshapnya.





Keterangan Haramain tersebut sejalan dengan penjelasan Emilia Mustary. "Kegiatan ini sebenarnya kegiatan tahunan dari PABKI dengan tema pertemuan pembahasan program sertifikasi konselor Islam," jelas Emil saat dihubungi via whatshapp.





Pengembangan sertifikasi konselor ini dilatari atas kenyataan di lapangan yang melihat bahwa sebagian besar konselor Islam dalam praktiknya masih terkadang tumpang tindih dengan konselor dari BK umum dikarenakan belum menggunakan landasan Al Qur'an dan hadist dalam menjalankan profesinya.





Dalam workshop ini, Konselor yang berhimpun melalui Perkumpun Ahli Bimbingan dan Konseling Islam (PABKI) menggodok modul yang akan digunakan dan menjajaki kerjasama ke Kemenag RI untuk legalitas program sertifikasi.





Tema yang mereka bahas, terkait masalah strategi dan metode dalam proses perkuliahan sertifikasi konselor Islam, kriteria instruktur dan peserta konselor Islam dan menyepakati rencana tindak lanjut pengembangan pelatihan dan sertifikasi konselor Islam, dsb.





Forum ini melahirkan beberapa rekomendasi yang strategis, diantaranya sertifikasi konselor Islam akan diikuti oleh lulusan S1 dari BPI, BKPI, dan BK- Psikologi. Diklat konselor berlangsung selama 100 jam pelajaran dengan rincian 40 jam di dalam kelas selama 4 hari dqn 60 jam pelajaran melakukan praktiknya di luar kelas selama 2 bulan.


Dua Mahasiswa IAIN Parepare Ikut Seleksi Nominee Olimpiade Sains dan Karya Inovasi (OSKI) PTKIN Tahun 2019


Humas IAIN Parepare--
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Untuk pertama kalinya
menyelenggarakan Olimpiade Sains dan Karya Inovasi (OSKI) PTKIN tahun 2019.





Even ini dimaksudkan sebagai wahana mahasiswa dan dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam dapat mengaktualisasikan temuannya di bidang sains dan karya inovasi. Serta sekaligus menjadi ruang pembuktian bahwa P|TKI tidak hanya memiliki kehandalan dibidang keislaman saja tetapi juga memiliki kehandalan dibidang sains dan karya inovasi.





Pelaksanaan OSKI ini akan diselenggarakan mulai 14-16
November 2019 mendatang di Makassar, Sulawesi Selatan. Beberapa bidang yang
dilombakan dalam kategori sains adalah Matematika, Biologi, Kimia dan Fisika.
Sementara Kategori Karya Inovasi meliputi temuan-temuan terkait ilmu
pengetahuan baik karya dosen maupun karya mahasiswa.





Hingga saat ini, sebanyak 678 peserta dari 34 PTKI seluruh Indonesia yang telah terdaftar untuk mengikuti OSKI 2019. Dan 2 orang peserta berasal dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare yang mengikuti Olimpiade sains cabang lomba Matematika dan sementara mengikuti proses seleksi untuk menjadi Nominee di gedung TIPD IAIN Parepare, Rabu (30/10).









Hafis dan Abdul Wahab A merupakan mahasiswa semester tiga yang mewakili  IAIN Parepare ini dari Prodi Matematika Fakultas Tarbiyah dibawah bimbingan dosen matematika zulfikar Busrah dipersiapkan untuk mengikuti seleksi nominee OSKI tahun 2019. Dan yang lolos sebagai peserta akan mengikuti babak final yang nanti dilaksanakan di UIN Alauddin Makassar.





Musdalifah Muhammadun, dosen IAIN Parepare yang ditunjuk oleh Kemenag RI sebagai salah satu tim pengawas di Sulawesi Selatan mengatakan perlombaan OSKI akan pusat di UIN Alauddin Makassar. "Para peserta dari berbagai PTKI akan bertemu di Makassar, termasuk peserta dari IAIN Parepare jika masuk nominee," kata Muzdalifah ketika dikonfirmasi


Selasa, 29 Oktober 2019

Itjen dan SPI PTKN adalah Teman, Harus Satu Gelombang dan Saling Bersinergi


Humas IAIN Parepare --- Memenuhi undangan dari Itjen Kemenag R.I., Kepala Satuan Pengawasan Internal (SPI) IAIN Parepare, Tamsil Hadi, saat ini sedang berada di Hotel Avenzel, Bekasi, Jawa Barat.









Kepala SPI IAIN Parepare bersama dengan perwakilan 71 SPI lainnya dari seluruh PTKN di Indonesia menghadiri kegiatan Workshop Itjen Kemenag yang rencananya akan berlangsung selama 3 (tiga) hari, mulai Tanggal 29 s.d 31 Oktober 2019.





Kegiatan ini mengangkat tema “Peningkatan Kompetensi Satuan Pengawasan Internal (SPI) pada Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN)”. Berbicara tentang kompetensi tentu tidak bisa dibentuk hanya dalam waktu singkat, tapi minimal ini menjadi sebuah langkah awal yang bisa dilakukan, demikian menurut panitia pada saat acara pembukaan. Terlebih lanjutnya, selain soal kompetensi SPI, kegiatan ini juga bertujuan membangun persepsi dan sinergitas antara Itjen Kemenag dan SPI PTKN seluruh Indonesia.





Dalam sambutannya sebelum membuka acara secara resmi, Sekretaris Itjen Kemenag, Bapak Muhammad Tambrin menjelaskan bahwa Itjen dan SPI punya tanggung jawab yang sama untuk mewujudkan pengelolaan PTKIN berdasarkan prinsip Akuntabilitas, Transparansi, Nirlaba, Penjaminan Mutu, Efektif dan Efisien. Oleh karena itu kedepannya harus ada sinergi yang baik antara kedua lembaga yang sama-sama berada dibawah naungan kemenag ini.





Mendukung pernyataan tersebut, Ibu Siti Mudayaroh, Kepala Subbagian Organisasi dan Tata Laksana Itjen Kemenag, ketika menjadi narasumber dalam sesi kedua juga mengatakan bahwa SPI itu adalah teman, sehingga perlu saling bersinergi, satu gelombong dan satu frekuensi. Meski diakui yang ada saat ini baru sebatas kesadaran, belum terbangun formulasi yang ideal tentang bentuk sinergitas





Berdasarkan rundown, rencananya selain dari Itjen Kemenag, juga akan hadir sebagai narasumber dari Unsur Setjen Kemenag dan dari unsur Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)


Senin, 28 Oktober 2019

Atlet Tennis Lapangan IAIN Parepare Sabet Medali Juara


Humas IAIN Parepare --- Prestasi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, bukan saja di bidang akademik. Di bidang olahraga, mereka pun mampu mengukir prestasi cemerlang pada event tingkat nasional.









Kali ini, Akmal Turabi, atlet Tenis Lapangan yang tercatat sebagai mahasiswa semester satu Program Studi Lembaga Keuangan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam mampu mengharum almamaternya setelah menyumbang medali di ajang Hasanuddin Tennis Cup tingkat nasional di Makassar. Ajang ini berlangsung selama 3 hari, yaitu 25-27 Oktober 2019.





Akmal Turabi menyabet medali juara 3 pada ajang Hasanuddin Tennis Cup yang diikuti ratusan atlet utusan perguruan tinggi seluruh Indonesia. Bagi atlet mahasiswa, ajang ini cukup prestisius karena diikuti oleh atlet-atlet berprestasi tingkat nasional, baik di ajang Pomas mau pun ajang lainnya. Event ini digelar secara tahunan oleh organidasi mahasiswa Universitas Hasanuddin.





Keberhasilan Akmal Turabi meraih juara melalui perjuangan yang panjang. Pada babak semi final dia harus berhadapan dengan atlet tuan rumah. Karena kelelahan dan cedera ringan Akmal merelakan impiannya menjuarai ajang tersebut harus kandas.





Akmal Turabi mengikuti ajang ini sebagai perwakilan IAIN Parepare bersama rekannya yang bernama Muh. Arif Syafaat. Sayangnya, Muh. Arif belum mampu mempersembahkan juara. Muh. Arif Syafaat adalah mahasiswa semester satu Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah pada Program Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).





Pengembangan olahraga di kampus IAIN Parepare mendapat perhatian yang cukup serius dari pimpinan. Di bawah koordinasi dan pembinaan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, bakat dan minat olahraga mahasiswa tersalurkan dan berkembang melalui organisasi mahasiswa. Mereka berkecimpung dalam organisasi yang dinamakan Persatuan Olahraga Mahasiswa, disingkat PORMA.


Tingkatkan Kualitas Akreditasi, Rektor Utus Tiga Delagasi ke Konferensi Internasional


Humas IAIN Parepare --- Komitmen dan tekad Rektor IAIN Parepare untuk meningkatkan mutu akademik kampus kembali ditunjukkan dengan mengutus tiga delegasinya pada kegiatan Konferensi Penjamin Mutu Perguruan Tinggi Islam berskala internasional yang berlangsung selama 3 hari, yaitu 28-30 Oktober 2019 di Hotel Sultan, Tanah Abang Jakarta.









Konferensi Internasional ini diselenggarakan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) bekerjasama dengan seluruh perguruan tinggi Islam negeri atau swasta di Indonesia. Delegasi IAIN Parepare terdiri dari Sitti Jamilah Amin (Wakil Rektor Bidang APK), Ali Rahman (Sekretaris LPM), dan Muzdalifah Muhammadun (Kepala Pusat Penjamin Mutu Akademik).









Konferensi Penjamin Mutu Perguruan Tinggi Islam merupakan forum yang diinisiasi oleh 21 negara Islam yang terhimpun dalam organisasi OKI. Tahun 2013, mereka berkumpul dan bersepakat di Kazakstan untuk membicarakan peningkatan mutu Perguruan Tinggi Islam di dunia. Tahun 2014, kali pertama negara-negara Islam tersebut menggelar Konferensi Internasional Penjamin Mutu Akademik PTI.





Sejalan dengan ekspektasi para pimpinan univeritas peserta konferensi, konferensi internasional kali ini mengambil topik ‘Quality Assurance for Higher Education 4.0 in the Islamic World: Learning from the Past and Meeting the Future of Challenges.





Konferensi dibuka langsung oleh Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Dr. Ir. Patdono Suwignjo, M.Eng.Sc, didampingi Presiden Islamic Quality Assurance sekaligus Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau BAN PT, Prof. Dr. T. Basaruddin.





Dalam sambutannya, seperti yang dikutip dari Republika. com, Patdono Suwignjo mengingatkan para pimpinan universitas dan pengambil kebijakan pendidikan tentang tantangan yang dihadapi perguruan tinggi. Menurutnya, tantangan nyata itu adalah revolusi industri 4.0 beserta dampak ikutannya di berbagai aspek kehidupan manusia, terutama pendidikan.





Revolusi industri, sambungnya, ditandai automatisasi di segala bidang kehidupan manusia. Kondisi ini menuntut hadirnya sumber daya manusia riset akademik yang tanggap dengan perubahan zaman.
Atas dasar itu, lanjutnya, mau tak mau perguruan tinggi nasional Indonesia perlu mempersiapkan diri guna beradaptasi dengan perkembangan revolusi industri 4.0. Menurutnya, adaptasi jangan semata retorika wacana melainkan sudah harus diimplementasikan perguruan tinggi.





Untuk itu, ia berharap konferensi internasional bisa dimanfaatkan sebagai ajang pertukaran gagasan perkembangan akademik masing-masing universitas. Forum yang menghadirkan perwakilan berbagai perguruan tinggi terbaik diharap menjadi ajang tukar menukar informasi peningkatan kualitas mutu akademik masing-masing. “Forum ini bagus untuk diskusi bagaimana kita bisa beradaptasi di era revolusi industri 4.0,” tandasnya.





Pembicara yang hadir dalam konferensi ini diantaranya Jawaher Shaheen al Mudhahki (Chied Executive of the Education and Training Quality Assurance Bahrain), Susanna Karakhanyan (Accreditation Commission, National Center for Professional Education Quality Assurance (ANQA), Armenia), Amany Lubis (Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Abd. Haris (Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang), Fathul Wahid (Universitas Islam Indonesia Yogjakarta).


Minggu, 27 Oktober 2019

IAIN Parepare Gelar Upacara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 tahun 2019


Humas IAIN Parepare --- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menggelar upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-91 tahun 2019 di Halaman gedung Zona Akreditasi, Senin, 28/10/2019 pagi. Upacara tersebut diikuti segenap civitas akademika IAIN Parepare.









Upacara diawali pengibaran bendera merah putih oleh pasukan paskibraka lalu dilanjutkan dengan pembacaan Teks Pancasila, Teks UUD 1945 dan Teks Keputusan Kongres Pemuda Indonesia 1928. Pelaksanaan upacara pun berlangsung khidmat.





Dalam upacara kali ini, bertindak sebagai pembina upacara adalah Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan (AUPK), H. Sudirman L. Ia menyampaikan pidato Peringatan Hari Sumpah Pemuda dari Menteri Pemuda dan Olahraga RI, Zainuddin Amali.





H. Sudirman L. menyampaikan, Hari Sumpah Pemuda ke-91 kali ini mengambil tema "Bersatu Kita Maju". Tema ini diambil untuk menegaskan kembali komitmen yang telah dibangun oleh para pemuda yang diikarkan pada tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda. Bahwa hanya dengan persatuan kita dapat mewujudkan cita-cita bangsa.





Pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat dua mata pisau. Satu sisi ia memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga memungkinkan para pemuda kita untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dalam pengembangan sumber daya serta daya saing, namun pada sisi yang lain perkembangan ini mempunyai dampak negatif, informasi-informasi yang bersifat destruktif mulai dari hoax, hate speech, pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme dan terorisme juga masuk dengan mudahnya apabila kaum muda tidak dapat membendung dengan filter ilmu pengetahuan serta kedewasaan dalam berbangsa dan bernegara.





Kalau pemuda generasi terdahulu mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras dan kultur, menuju persatuan dan kesatuan bangsa, maka tugas pemuda saat ini adalah harus sanggup membuka pandangan ke luar batas-batas tembok kekinian dunia, demi menyongsong masa depan dunia yang lebih baik.





“Wahai pemuda Indonesia, dunia menunggumu, berjuanglah, lahirkanlah ide-ide, tekad, dan cita-cita, pengorbananmu tidak akan pernah sia-sia dalam mengubah dunia. Selamat Hari Sumpah Pemuda, semoga melalui peringatan ini kita selalu menghormati jasa para pemuda, jasa para pendiri bangsa dan jasa para pahlawan kita, " ucap H. Sudirman L., dengan semangat.


Perkemahan Wirakarya Nasional Tahun 2020 Usung Moderasi Agama dan Multikulturalisme


Humas IAIN Parepare --- Wakil Rektor / Wakil Ketua Perguruan Tinggi Bidang Kerjasama dan Kemahasiswaan (Warek 3) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se- Indonesia berkumpul di kota Ternate Provinsi Maluku Utara selama 3 hari, yaitu tanggal 26-28 Oktober 2019.





Mereka membicarakan persiapan pelaksanaan Perkemahan Wirakarya Nasional tahun 2020. Selain membahas dan menyepakati tuan rumah, yaitu UIN Raden Fatah Palembang, Forum Warek 3 PTKIN se-Indonesia juga membahas tema yang akan diusung dalam perkemahan terbesar tersebut.





Tema yang berkembang dan hangat didiskusikan dalam Forum Warek 3 PTKIN terkait multikulturalisme, moderasi beragama, nasionalisme dan kebangsaan. “Kita ingin memperkuat pengarusutamaan moderasi beragama dan kebangsaan melalui aksi-aksi sistematis, terukur dan berkesinambungan sebagai counter terhadap radikalisme dan intoleransi,” kata Ketua Forum WR/WK III PTKIN se-Indonesia Waryono Abdul Ghofur.





Sementara Ruchman Basori, Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat PTKI Ditjen Pendidikan Islam, mengatakan Perkemahan Wirakarya ke-15 yang akan diselenggarakan di UIN Raden Fatah Palembang tahun 2020 menjadi sarana yang strategis untuk menguatkan semangat kebangsaan dikalangan mahasiswa millenial.





"Perkemahan tersebut harus berorientasi pada penguatan moderasi dan semangat kebangsaan dan ajang pengembangan kreativitas dan inovasi mahasiswa / pramuka. Bertemunya mahasiswa pramuka antar Perguruan Tinggi Keagamaan dengan latar belakang agama, sosial dan budaya berbeda dan juga pramuka dari luar negeri akan memperkuat wawasan multikulturalisme," papar Ruchman Basori.





Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Parepare, H. Muhammad Saleh yang hadir dalam Forum Warek 3 PTKIN membenarkan adanya diskusi dan penentuan tema tersebut. "PTKIN se- Indonesia masih concern terhadap masalah intoleransi dan radikalisme. Oleh karena itu, kami bersepakat mengusung tema multikulturalisme dan moderasi beragama untuk mengatasi masalah tersebut. Tema ini sengaja diangkat untuk memperkuat pemahaman dan kesadaran mahasiswa sebagai komponen terpenting dari bangsa. Agar mereka terhindar dari radikalisme dan terorisme".





"Selain membahas persiapan Perkemahan Wirakarya, Forum Warek 3 PTKIN membahas agenda penting lainnya, yaitu 1) Persiapan program Student Mobility Program, 2) Pedoman Ma'had aljami'ah dan 3) Penyusunan draft Akresitasi Ormawa," kata Muhammad Saleh.


Jumat, 25 Oktober 2019

Empat PTKIN Bimtek Penyusunan Proposal SES Jerman di Kampus IAIN Parepare


Humas IAIN Parepare --- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menjadi tuan rumah penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyusunan proposal Senior Experten Service (SES) Indonesia-Jerman. Bimtek ini dilakukan secara bersama dengan empat PTKIN, yaitu IAIN Parepare, IAIN Bone, IAIN Palopo dan IAIN Kendari.









Kegiatan Bimtek ini diselenggarakan selama 2 hari, yaitu Kamis-Jumat, 24-25 Oktober 2019 di lantai 5 gedung Perpustakaan IAIN Parepare. Senior Experten Service (SES) adalah sebuah lembaga nirlaba yang berada di bawah kementrian Kerjasama Luar Negeri Jerman. SES bergerak dalam pemberian layanan keahlian, bantuan konsultansi dan pelatihan keterampilan. Layanannya telah digunakan di berbagai perguruan tinggi di dunia.





Beberapa tahun lalu, Kemenag RI melalui Dirjen Pendis, Kamaruddin Amin telah meneken Memorandum of Understanding (MoU) dengan Direktur Eksekutif SES Jerman, Susanne Norman. Kamaruddin Amin berharap kerjasama dengan SES Jerman dapat dimanfaatkan oleh PTKIN di Indonesia untuk mengajukan bidang expertise yang mereka butuhkan untuk pengembangan kapasitas kelembagaan (dikutip dari akun resmi Diktis Kemenag RI).





Dalam Bimtek bersama ini, panitia mendatangkan khusus pemateri dari Kemenag RI dan lembaga SES Jerman. Para pemeteri lebih banyak memberikan materi yang bersifat aplikatif. Misalnya Skema Pembiyaan dan Pelaporan Visiting Professor-SES Expert, Desain Program SES Expert, dan Penyusunan Formulir Pengajuan Program SES Ekspert. Peserta secara berkelompok diminta untuk menyusun proposal berdasarkan kebutuhan pengembangan pada lembaga masing-masing.





Wakil Rektor Bidang AUPK, H. Sudirman L., yang mewakili Rektor dalam penutupan acara tersebut berharap proposal yang telah disusun dalam Bimtek segera diajukan sehingga dapat menghadirkan Ekspert dalam waktu yang tidak lama lagi. Kehadirin Ekspert (tenaga ahli) dari Jerman (SES) sangat dibutuhkan untuk berkontribusi terhadap akselerasi penguatan program dan kelembagaan, khususnya bagi PTKIN.


Kamis, 24 Oktober 2019

Gus Muwafiq Disematkan Gelar "Anregurutta" di Kampus Akulturasi Budaya dan Islam


Humas IAIN Parepare --- KH. Ahmad Muwafiq yang populer disebut Gus Muwafiq memenuhi undangan Rektor IAIN Parepare untuk memberikan tausiyah kebangsaan di kampus kebanggaan warga Parepare tersebut, Kamis, 24/10/2019. Gus Muwafiq bersama rombongan tiba di kampus ini sekitar pukul 10.45 wita dan disambut meriah oleh Rektor bersama Civitas kampus lainnya.









Civitas kampus, yang terdiri dari mahasiswa, pegawai dan dosen) yang mencapai 1.500 orang serentak berdiri dan bersalawat saat Rektor dan Gus Muwafiq memasuki gedung Auditorium. Bahkan sebagian diantaranya langsung berhamburan menuju sang Kiyai untuk bersalaman dan cium tangan. Mereka sudah berada di ruang auditorium ini sejak pukul 08.30 wita dan tidak pernah beranjak dari tempat duduknya demi menunggu kedatangan sang Kiyai.





Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan mengaku senang dan bahagia atas kehadiran Gus Muwafiq di kampus yang dipimpinnya. "Kedatangan Anregurutta KH. Ahmad Muwafiq di kampus ini adalah anugrah dan berkah dari Allah Swt untuk Parepare, khususnya untuk kampus IAIN", kata Ahmad S. Rustan saat memberikan kata penyambutannya.





Ahmad S. Rustan mengenalkan Gus Muwafiq dengan sebutan "Andregurutta". "Sengaja saya menyebut Andregurutta kepada KH. Gus Muwafiq, karena dalam tradisi Bugis, Andregurutta adalah penyebutan yang dikhususkan kepada orang yang alim, dalam dan luas pengetahuan agamanya. Tentu saja Gus Muwafiq layak disebut demikian".





Rektor memuji Gus Muwafiq sebagai tokoh dan ulama yang konsisten dalam toleransi dan moderasi beragama di Indonesia. Sehingga sosok Gus Muwafiq harus menjadi sumber semangat, inspirasi dan tauladan bagi lahirnya ulama-ulama Indonesia.





Di kampus IAIN Parepare yang dikenal dengan visinya sebagai PTKIN pengemban "Akulturasi Budaya dan Islam, Gus Muwafiq akan memberikan tausiyah kebangsaan dengan tema "damai Indonesia-Ku".


Gus Muwafiq Sebut Gerakan Hizbul Tahrir Tidak Relevan di Indonesia


Humas IAIN Parepare --- Hampir 2 jam KH. Ahmad Muwafiq yang akrab disapa Gus Muwafiq memberi tausiyah kebangsaan di depan ribuan Civitas kampus IAIN Parepare yang memadati gedung Auditorium berkapasitas 2.500 orang, Kamis, 24/10/2019.









Gus Muwafiq yang digelari "Anregurutta" oleh Ahmad S. Rustan, Rektor IAIN Parepare dalam tausiyah kebangsaannya menyampaikan banyak perspektif Islam tentang kebergaman (pluralisme), persamaan kemanusiaan, dan kebangsaan. Menurutnya, Islam memiliki konsep yang komprehensif tentang keberagaman dengan berdalih pada al- Quran.





Misalnya dalam Q. S. al- Hujatan ayat 13: Ya ayyuhan-nasu inna khalaqnakum min zakariw wa unsa wa ja'alnakum syu'ubaw wa qaba'ila lita'arafu. Dalam pandangan Gus Muwafiq, al-Quran sangat detail menjelaskan bagaimana Allah Swt menciptakan manusia dalam keadaan berbeda-beda, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal dan saling mencintai. Bukan berbeda untuk saling membenci dan bermusuhan.





Kenapa ayat ini di turun kepada Rasulullah Saw? Itu karena jangkauan Nabi Muhammad dalam menyiarkan agama Islam bukan lagi pada tahap keluarga, suku, dan satu bangsa. Nabi Muhammad memiliki jangkauan menjadi Rahmatan lil Alamin.Ini perbedaan para nabi dengan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi nabi ketika manusia sudah menjadi bangsa-bangsa, menjadi suku-suku dan itu harus dijangkau semuanya.





Gus Muwafiq menegaskan bahwa Islam berkembang keseluruh negara, termasuk Indonesia berbeda-beda dalam penerimaannya. Keragaman yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus dipertahankan. Hanya di Indonesia sebuah negara yang mampu memikul puluhan bangsa / suku.





“Makanya harus disatukan. Tidak ada lagi raja dan hamba. Yang ada rakyat. Tidak boleh lagi menyebut kafir. Kenapa? karena kafir adalah orang yang menentang Allah dan memusuhi kaum muslimin. Kalau sudah hidup bersama namanya dzimmi. Kalau sudah saling bertanggung jawab namanya raiyyah (rakyat).,” tegasnya.





Maka menurutnya ketika para ulama sudah menyebut kita dengan sebutan rakyat yang tertuang dalam UUD 1945, jangan lagi di turunkan derajat rakyat menjadi derajat kafir. Makanya tidak ada lagi kata kafir di Indonesia karena sudah menjadi raiyyah atau rakyat.





Gus Muwafiq juga menyebutkan cara penanganan masalah di setiap negara pasti berbeda-beda. Gerakan dan konsep Hizbul Tahrir yang gagal di Palestina tidak bisa di bawah ke Indonesia. Begitu pun gerakan Ikhwanul Muslimin yang gagal di Mesir pasti tidak cocok di adopsi dan menjadi jalan keluar permasalahan di Indonesia.





Pesan Gus Muwafiq untuk menjaga Indonesia adalah memelihara persatuan. Indonesia adalah wujud dari sekian perbedaan yang sangat banyak, dan akhirnya menjadi satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kebersatuan itu merupakan prestasi yang mungkin tidak semua bangsa bisa mewujudkannya.





Ini bisa dilihat misalnya Arab yang notabene satu bangsa namun kenyataannya terpisah-pisah menjadi puluhan negara. Eropa satu bangsa tapi pada kenyataanya harus pisah mejadi puluhan negara. Tapi Indonesia adalah puluhan bangsa tapi mampu bersatu dalam satu negara kesatuan Republik Indonesia,” paparnya.





Kebersatuan Indonesia mungkin sesuatu yang bisa dianggap sederhana. Persatuan di Indonesia sesungguhnya adalah sebuah slogan yang tidak baru. Bahkan slogan itu sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Yaitu Bhinneka Tunggal Ika.


Gus Muwafiq Sebut Gerakan Hizbul Tahrir Tidak Relevan di Indonesia


Humas IAIN Parepare --- Hampir 2 jam KH. Ahmad Muwafiq yang akrab disapa Gus Muwafiq memberi tausiyah kebangsaan di depan ribuan Civitas kampus IAIN Parepare yang memadati gedung Auditorium berkapasitas 2.500 orang, Kamis, 24/10/2019.





Gus Muwafiq yang digelari "Anregurutta" oleh Ahmad S. Rustan, Rektor IAIN Parepare dalam tausiyah kebangsaannya menyampaikan banyak perspektif Islam tentang kebergaman (pluralisme), persamaan kemanusiaan, dan kebangsaan. Menurutnya, Islam memiliki konsep yang komprehensif tentang keberagaman dengan berdalih pada al- Quran.





Misalnya dalam Q. S. al- Hujatan ayat 13: Ya ayyuhan-nasu inna khalaqnakum min zakariw wa unsa wa ja'alnakum syu'ubaw wa qaba'ila lita'arafu. Dalam pandangan Gus Muwafiq, al-Quran sangat detail menjelaskan bagaimana Allah Swt menciptakan manusia dalam keadaan berbeda-beda, berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal dan saling mencintai. Bukan berbeda untuk saling membenci dan bermusuhan.





Kenapa ayat ini di turun kepada Rasulullah Saw? Itu karena jangkauan Nabi Muhammad dalam menyiarkan agama Islam bukan lagi pada tahap keluarga, suku, dan satu bangsa. Nabi Muhammad memiliki jangkauan menjadi Rahmatan lil Alamin.Ini perbedaan para nabi dengan Nabi Muhammad. Nabi Muhammad menjadi nabi ketika manusia sudah menjadi bangsa-bangsa, menjadi suku-suku dan itu harus dijangkau semuanya.





Gus Muwafiq menegaskan bahwa Islam berkembang keseluruh negara, termasuk Indonesia berbeda-beda dalam penerimaannya. Keragaman yang ada di Indonesia merupakan kekayaan yang harus dipertahankan. Hanya di Indonesia sebuah negara yang mampu memikul puluhan bangsa / suku.





“Makanya harus disatukan. Tidak ada lagi raja dan hamba. Yang ada rakyat. Tidak boleh lagi menyebut kafir. Kenapa? karena kafir adalah orang yang menentang Allah dan memusuhi kaum muslimin. Kalau sudah hidup bersama namanya dzimmi. Kalau sudah saling bertanggung jawab namanya raiyyah (rakyat).,” tegasnya.





Maka menurutnya ketika para ulama sudah menyebut kita dengan sebutan rakyat yang tertuang dalam UUD 1945, jangan lagi di turunkan derajat rakyat menjadi derajat kafir. Makanya tidak ada lagi kata kafir di Indonesia karena sudah menjadi raiyyah atau rakyat.





Gus Muwafiq juga menyebutkan cara penanganan masalah di setiap negara pasti berbeda-beda. Gerakan dan konsep Hizbul Tahrir yang gagal di Palestina tidak bisa di bawah ke Indonesia. Begitu pun gerakan Ikhwanul Muslimin yang gagal di Mesir pasti tidak cocok di adopsi dan menjadi jalan keluar permasalahan di Indonesia.





Pesan Gus Muwafiq untuk menjaga Indonesia adalah memelihara persatuan. Indonesia adalah wujud dari sekian perbedaan yang sangat banyak, dan akhirnya menjadi satu yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kebersatuan itu merupakan prestasi yang mungkin tidak semua bangsa bisa mewujudkannya.





Ini bisa dilihat misalnya Arab yang notabene satu bangsa namun kenyataannya terpisah-pisah menjadi puluhan negara. Eropa satu bangsa tapi pada kenyataanya harus pisah mejadi puluhan negara. Tapi Indonesia adalah puluhan bangsa tapi mampu bersatu dalam satu negara kesatuan Republik Indonesia,” paparnya.





Kebersatuan Indonesia mungkin sesuatu yang bisa dianggap sederhana. Persatuan di Indonesia sesungguhnya adalah sebuah slogan yang tidak baru. Bahkan slogan itu sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka. Yaitu Bhinneka Tunggal Ika.


Gus Muwafiq Dikenalkan dengan Sebutan "Anregurutta" di Kampus Akulturasi Budaya dan Islam


Humas IAIN Parepare --- KH. Ahmad Muwafiq yang populer disebut Gus Muwafiq memenuhi undangan Rektor IAIN Parepare untuk memberikan tausiyah kebangsaan di kampus kebanggaan warga Parepare tersebut, Kamis, 24/10/2019. Gus Muwafiq bersama rombongan tiba di kampus ini sekitar pukul 10.45 wita dan disambut meriah oleh Rektor bersama Civitas kampus lainnya.





Civitas kampus, yang terdiri dari mahasiswa, pegawai dan dosen) yang mencapai 1.500 orang serentak berdiri dan bersalawat saat Rektor dan Gus Muwafiq memasuki gedung Auditorium. Bahkan sebagian diantaranya langsung berhamburan menuju sang Kiyai untuk bersalaman dan cium tangan. Mereka sudah berada di ruang auditorium ini sejak pukul 08.30 wita dan tidak pernah beranjak dari tempat duduknya demi menunggu kedatangan sang Kiyai.





Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan mengaku senang dan bahagia atas kehadiran Gus Muwafiq di kampus yang dipimpinnya. "Kedatangan Anregurutta KH. Ahmad Muwafiq di kampus ini adalah anugrah dan berkah dari Allah Swt untuk Parepare, khususnya untuk kampus IAIN", kata Ahmad S. Rustan saat memberikan kata penyambutannya.





Ahmad S. Rustan mengenalkan Gus Muwafiq dengan sebutan "Andregurutta". "Sengaja saya menyebut Andregurutta kepada KH. Gus Muwafiq, karena dalam tradisi Bugis, Andregurutta adalah penyebutan yang dikhususkan kepada orang yang alim, dalam dan luas pengetahuan agamanya. Tentu saja Gus Muwafiq layak disebut demikian".





Rektor memuji Gus Muwafiq sebagai tokoh dan ulama yang konsisten dalam toleransi dan moderasi beragama di Indonesia. Sehingga sosok Gus Muwafiq harus menjadi sumber semangat, inspirasi dan tauladan bagi lahirnya ulama-ulama Indonesia.





Di kampus IAIN Parepare yang dikenal dengan visinya sebagai PTKIN pengemban "Akulturasi Budaya dan Islam, Gus Muwafiq akan memberikan tausiyah kebangsaan dengan tema "damai Indonesia-Ku".


Rabu, 23 Oktober 2019

Prodi Tadris IPA Gelar Science Education Competition and Festival


Humas
IAIN Parepare--- Program studi (Prodi) Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare menggelar Science
Education Competition and Festival (Semesta) tahun 2019, Rabu (23/10).





Kegiatan
yang dilaksanakan di gedung Aula IAIN Parepare ini diikuti sebanyak 11 perwakilan
sekolah sekolah dasar (SD/MI)  yang ada
di kota Parepare.





Ketua
panitia, Muhammad Arsyad mengungkapkan dalam kegiatan ini terdapat dua lomba
yakni cerdas cermat dan rangking 1. Kegiatan ini selenggarakan guna memacu semangat
belajar terhadap ilmu pengetahuan alam.





Selain
melaksanakan lomba, di acara penutupan nantinya akan diberi penganugerahan penghargaan.





“Di acara penutupan ada Semesta Award. Kita akan memberi penghargaan kepada beberapa nominasi. Ada nominasi dosen wanita dan pria terfavorit, panitia terfavorit dan mahasiswa terbaik tadris IPA,” ucap Arsyad yang juga sebagai Ketua Penanggungjawab Prodi  Tadris IPA.





Hadir
Dekan Fakultas Tarbiyah, Saepudin memberi sambutan. Menurutnya, meskipun Prodi
Tadris IPA merupakan prodi termuda namun prodi ini tetap selalu berinovasi
melakukan berbagai program kerja.





“Walaupun
usia Prodi cukup muda tapi bukan anak manja yang selalu ingin diarahkan. Saya
yakin prodi ini akan lebih baik lagi ke depan,” ungkapnya.





Kegiatan
dibuka oleh Wakil Rektor III, Muhammad Saleh. Dalam sambutannya, Wakil Rektor
III menyampaikan apresiasinya.





“Alhamdulillah,
ini adalah langkah awal untuk langka-langka selanjutnya. Prodi Tadris IPA ini
akan melahirkan guru-guru IPA yang juga akan mengaitkan dengan ilmu agama,”
ucap Muhammad Saleh saat memberi sambutan.





Kegiatan Semesta ini mengusung tema membumikan Sains, melangitkan prestasi yang akan berlangsung selama dua hari mulai 23 sampai 24 Oktober 2019. (Hyn)


Gus Muwafiq akan Bertandang ke Kampus IAIN Parepare


Humas IAIN Parepare --- Jika tak ada aral melintang, Gus Muwafiq sebutan populer KH. Ahmad Muwafiq salah satu ulama kharismatik Indonesia akan bertandang ke kampus IAIN Parepare. Gus Muwafiq akan memberikan tauziyah kebangsaan kepada ribuan mahasiswa dan civitas kampus IAIN Parepare.





Rencana kedatangan Gus Muwafiq ke kampus, disampaikan langsung oleh Kasubag Humas IAIN Parepare, Suherman Syach. "Benar, Gus Muwafiq akan datang. Rencananya beliau akan berbicara dan memberikan tauziyah kebangsaan kepada ribuan mahasiswa dan seluruh Civitas kampus. Panitia telah menjadwalkan dan menyiapkan segala sesuatunya.





"Insyaallah besok, Kamis, 24 Oktober 2019 sekitar pukul 08.30 wita Gus Muwafiq sudah berada di kampus. Kegiatannya akan berpusat di gedung Auditorium. Jadi kami berharap kepada adik-adik mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum yang ingin mengikuti tauziyah Gus Muawafiq agar hadir lebih awal di gedung Auditorium besok, " tegas Suherman.





Selain bertandang ke kampus IAIN Parepare, Gus Muwafiq berencana mengunjungi kantor Dpc. NU kota Parepare. Sebagai tokoh dan ulama NU, Gus Muwafiq selalu memastikan dirinya mengunjungi kantor, pengurus atau ulama NU di daerah mana pun dia berkunjung.





Gus Muwafiq dikenal sebagai Kyai dengan pemahaman sejarah yang sangat mendalam, mulai sejarah peradaban manusia secara umum, sejarah Agama Islam pada masa kenabian, hingga sejarah Nusantara. Begitu pun sejarah agama Islam di Indonesia, mulai awal perkembangan hingga saat ini. Gus Muwafiq dapat menjelaskan dengan jelas dan mudah difahami tentang setiap maksud dan makna filosofis dari setiap ajaran dan anjuran para kyai tentang khas dakwah di Nusantara.


Selasa, 22 Oktober 2019

Uji Coba Aplikasi Penatausahaan Barang Persediaan Berbasis Online di IAIN Parepare


Humas IAIN Parepare --- Muh. Jafar, Kepala Bagian Administrasi, Umum dan Keuangan IAIN Parepare yang sedang mengikuti Diklat Pim III di Jakarta melakukan terobosan baru dalam sistem pelayanan adminiatrasi dengan membuat proyek perubahan. Muh. Jafar sedang merancang dan mendesain aplikasi dan sistem penatausahaan barang persediaan berbasis online.





"Kami merancang sistem dan aplikasi yang berbasis online ini dengan motivasi melakukan percepatan pelayanan barang persediaan. Selama ini, pelayanan kita agak lambat dan ribet karena pelayanan yang masih bersifat manual. Jadi ke depannya, permintaan dan pemeliharaan barang tidak perlu lagi melalui sistem persuratan manual yang menggunakan kertas. Semua administrasi dilakukan secara online dengan menggunakan aplikasi yang kami rancang, " papar Muh. Jafar saat melakukan sosialisasi dan uji coba program, Rabu, 23/10/2019.





Di depan para stakeholdenya, yang terdiri dari Ketua SPI, Kasubag-Kasubag dan pengurus Organisasi Mahasiswa (Ormawa) se- IAIN Parepare, Muh. Jafar bersama timnya melakukan sosialisasi sekaligus menguji coba aplikasi sistem penatausahaan barang persediaan berbasis online yang telah mereka rancang sendiri.





"Setiap stakeholder akan memiliki akun tersendiri untuk mengakses aplikasi tersebut. Melalui aplikasi ini, stakeholder dapat mengetahui stok persediaan barang pada bagian umum. Aplikasi ini, selain mempercepat dan mempermudah sirkulasi pelayanan barang juga berorientasi efektivitas dan efesiensi karena penggunaan barang lebih terkontrol," urai Hamid, tim IT dari proyek perubahan ini.





Proyek perubahan ini mendapat banyak tanggapan dari peserta yang hadir. Ketua Satuan Pengawas Intenal (SPI), Tamsil Hadi memberikan banyak masukan, mulai dari hilir (perencanaan) sampai ke hulu (laporan) terkait dari sirkulasi dan penatausahaan barang persediaan. Beberapa pengurus Ormawa juga memberikan tanggapan. Mereka menanyakan hal-hal terkait teknis pelaksanaan permintaan barang persediaan. Misalnya masalah akun, kecepatan validasi dan persetujuan, pergantian pengurus Ormawa, dll.


Pemilihan Senat di Fakultas Berlangsung Serentak, Siapa yang Terpilih? Berikut Hasilnya


Humas IAIN Parepare --- Pemilihan anggota senat berlangsung serentak pada semua fakultas se- IAIN Parepare, Selasa, 22/10/2019. Pemilihan ini adalah memilih perwakilan fakultas yang akan menjadi wakil mereka sebagai anggota senat pada tingkat institut.





Dalam pantauan kami, proses pemilihan anggota senat pada setiap fakultas berlangsung cukup alot dan kompetitif, kecuali pada Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD). Fakultas ini (FUAD) hanya diikuti satu orang kandidat, yaitu Dr. Zulfah, M. Pd. Zulfah melawan kotak kosong dan langsung dinyatakan sebagai anggota senat terpilih mewakil FUAD. Demikian ditulis oleh Iskandar, Wakil Dekan FUAD via pesan whatshapnya.





Pada Fakultas Tarbiyah, ada 6 calon yang memperebutkan suara dosen, yaitu : 1) Dr. Abd. Khalid, M. Pd., (15 suara), 2) Dr. Abdullah Botma, M. Ag., (9 suara), 3) Drs. Abd Rauf Ibrahim, M. S. (19 suara), dan Drs. Muzakkir, M.A. (27 suara). Fakultas Tarbiyah memiliki dua jatah kursi senat pada tingkat institut. Jadi berdasarkan suara terbanyak, maka Drs. Muzakkir, M. A. dan Drs. Abd Rauf Ibrahim, M. S. terpilih mewakili Fakultas Tarbiyah sebagai anggota senat institut.





Sementara pemilihan Senat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) diikuti 4 calon, yaitu Dr. Nasri Hamang, M. Ag., memperoleh 2 suara, Dr. Hj. Nurhayati, M. Ag., (2 suara), Dr. Firman, M. Pd., (1 suara) dan Dr. Hananni, M. Ag., meraih suara terbanyak, yaitu 15 suara. Secara otomatis mantan Pembantu Ketua STAIN pada periode pertama Prof. KH. Abd. Rahim Arsyad., MA., ini ditetapkan sebagai anggota Senat mewakili FEBI.





Pemilihan anggota Senat pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam berlangsung head to head antara Drs. H. A. M. Anwar, M. A., M. Si., dan Dr. Fikri, S. Ag., M. H. Pada pemilihan ini Fikri mampu menyisihkan H. A. M. Anwar dengan perolehan suara 13 - 5 untuk keterpilihan Fikri.





Terpilihnya anggota senat dari perwakilan fakultas disambut hangat dari berbagai Civitas kampus dengan ucapan selamat. "Selamat kepada Bapak Dr. Fikri, S.Ag., M.HI atas terpilihnya sebagai anggota senat wakil dosen Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN Parepare", tulis Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Islam, Muliati Sesady dalam akun facebooknya.


Berpakaian ala Santri Selama Satu Hari Kerja


Humas IAIN Parepare --- Upacara bendera dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2019 digelar serentak pada berbagai tempat. Tak terkecuali di kampus IAIN Parepare. Seluruh Civitas kampus secara hikmat mengikuti upacara di halaman kantor gedung Zona Akreditasi, Selasa, 22/10/2019.





Tidak seperti biasanya, upacara mengenakan pakaian ala santri yang khas dengan sarung, baju koko putih, songkok hitam bagi laki-laki. Sementara perempuan berbaju gamis berwarna putih plus jilbab putih. Tak pelak, pemandangan putih-putih mewarnai jalannya upacara. Kampus seolah-olah menjadi pondok pesantren.





Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan memuji penampilan ala santri yang dikenakan peserta upacara. "Saya merasa kagum dengan pakaian santri yang saudara-saudari pakai hari ini. Bukan hanya memperlihatkan saudara sebagai santri, tetapi pakaian ala santri itu telah merubah penampilan saudara layaknya seorang yang alim, ustas, dan bahkan kelihatan seperti kiyai", papar Rektor saat usai membacakan sambutan seragam dari Kementerian Agama RI.





Tetapi saya berharap, lanjut Rektor jangan sebatas pakaian ala santri semata. Jadilah cermin santri yang hakiki, yaitu insan yang dalam dan luas pengetahuannya, khususnya pengetahuan agama. Menjadilah pribadi Islam yang menjadi tauladan dan inspiratif bagi masyarakat. Karena sejatinya, santri adalah sosok panutan dan tidak pernah menjadi sumber masalah bagi masyarakat.





Suasana upacara Hari Santri di kampus IAIN Parepare disambut hangat dan semarak semua Civitas kampus, termasuk mahasiswa. Mereka sangat antusias mengikuti upacara. Hal tersebut terlihat saat pembacaan ikrar santri dan lagu santri yang dibawakan oleh pelaksana upacara. Peserta upacara turut serta berikrar dan sebagian diantaranya menyambut lagu santri secara histeria.





Berpakaian ala Santri bukan saja saat upacara berlangsung. Rektor IAIN Parepare menganjurkan penggunaan pakaian ala santri ini selama satu hari kerja, baik pimpinan, dosen, pegawai dan mahasiswa. Mereka dipersilahkan berpakaian santri, seperti sarung, baju koko dan gamis dalam proses perkuliahan atau dalam pelayanan administrasi.


Ada Aliran yang Ingin Menghapus Sejarah dan Budaya Islam di Indonesia


Humas IAIN Parepare --- Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare memperingati Hari Santri Nasional tahun 2019 dengan melaksanakan beberapa rangkaian kegiatan. Salah satunya, kegiatan Zikir Doa dan Tauziah yang digelar di Masjid al- Washilah IAIN Parepare, Senin, 22/10/2019.





Kegiatan ini diikuti secara hikmat oleh ratusan civitas kampus, baik pimpinan institut, fakultas, dosen, pegawai dan mahasiswa. Ada tiga rangkaian acara dalam kegiatan ini, yaitu tauziah kebangsaan oleh Dr. KH. Agus Muchsin, sambutan Rektor dan ditutup dengan acara zikir dan doa yang dibawakan oleh tim zikir dari maha santri Ma'had al- Jamiyah IAIN Parepare.





Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan menyampaikan banyak pandangannya terkait eksistensi Santri dan perkembangannya di Indonesia. Dalam arti yang sempit, Ahmad S. Rustan menyebutkan istilah santri mula-mula digunakan oleh orang-orang hindu dengan istilah "sastri". Namun perkembangan berikutnya, para ulama Islam mendirikan pondok pesantren, maka yang belajar di pesantren itu lah yang disebut santri, yaitu orang yang belajar ilmu agama.





Ahmad S. Rustan menyebut pengertian di atas sangat sempit dan sudah saatnya memperluas makna santri yang sebenarnya. Yaitu orang yang haus belajar dan menuntut ilmu agama. Siapa pun yang menuntut ilmu agama, maka bisa disebut santri. Bahkan Ahmad S. Rustan optimis bahwa pada masa depan, kata santri akan menjadi istilah umum yang dipergunakan di lembaga pendidikan menggantikan kata pelajar, siswa, dan murid yang dikenal hari ini.





Rektor juga menyebutkan bahwa hari santri adalah khas Indonesia. Santri hanya ada di Indonesia, tidak ada di negara lain, termasuk di negara-negara Arab. Mengapa istilah santri dicetuskan? Itu karena santri yang menuntut ilmu di pesantren memiliki karakter yang sangat kuat dalam menuntut ilmu pengetahuan agama.





Menurut Rektor, saat sekarang ini banyak kelompok dan aliran ingin menghapus sejarah dan budaya Islam di Indonesia. Contohnya ada aliran yang mengatakan bahwa sejarah walisongo adalah fiksi. Ada yang ingin membolak balik sejarah agar umat Islam pada masa datang akan kehilangan kepercayaan terhadap sejarahnya.





Dalam pengamatan Rektor, kelompok-kelompok ini, ingin menghilangkan atau menghapus pelajaran Islam yang diajarkan oleh para ustas dan ulama terdahulu. Pada hal, kelompok ini hanya belajar agama dari pengajian dan satu guru saja. Lalu mereka menyalahkan, mengharamkan, atau mengkafirkan ajaran-ajaran yang sudah lama dipelajari dalam masyarakat.





Oleh karenanya, Rektor berpesan agar santri yang belajar agama harus memperjelas sumber ilmunya, siapa dan dari mana gurunya. Jangan belajar agama hanya melalui satu kajian saja. Lalu mempercayai dan ekstrim terhadap satu guru dan menganggap guru lain salah. Lalu Ilmunya saja yang dianggap benar dan yang lainnya salah. Jika yang demikian ini terus belanjut dan dibiarkan maka rektor yakin suatu saat, Islam di Indonesia akan terbagi dalam berbagai firkah, akan pecah dan saling bermusuhan.


Kamis, 17 Oktober 2019

Yudisium Tahap Pertama, Dua Mahasiswa Raih IPK Sempurna


HUMAS
IAIN Parepare--- Sebanyak 157 mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Parepare resmi dinobatkan sebagai Sarjana setelah berhasil menuntaskan segala proses
perkuliahan dan menyelesaikan tugas penelitian akhir sebagai syarat kelulusan.









Penobatan
tersebut ditandai dengan pembacaan pengukuhan pada acara yudisium tahap pertama
di gedung Seni dan Budaya IAIN Parepare, Kamis (17/10/2019).





Dari
157 peserta yudisium, 63 peserta berhasil lulus dengan predikat cum laude bahkan
terdapat 2 orang yang berhasil mendapatkan IPK 4,00.





Salah satu peraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00 Fitri Wulandari yang berhasil menyadang gelar Sarjana Hukum dari fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam mengungkapkan rasa syukurnya.





“Alhamdulillah
saya sangat bersyukur atas hasil yang saya peroleh sampai saat ini berkat doa
kedua orang tua saya dan perjuangan saya, betul usaha tidak akan menghianati
hasil,” ucapnya.





Fitri
yang pernah mecalonkan diri sebagai ketua Humpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) ini
berbagi tips tentang caranya mendapatkan nilai sempurna IPK 4,00.





“Tanamkan dalam hati kalian bahwa kalian juga bisa. Bermimpilah dan tetap berdoa, belajar jangan puas akan ilmu yang didapat, kedepankan etika, perbaiki hubungan kalian dengan Allah dan kedua orang tua, serta bergaul dengan teman, sahabat yang memberikan efek positif buat kalian,” urainya.





Tanggapan lain dari Firdaus yang juga berhasil menyelesaikan Strata 1 (S1) dengan IPK sempurna 4,00.





"Harus ada motivasi yang mendorong kita untuk selalu berusaha dan tentunya dibarengi dengan doa, yang jadi motivasi saya adalah mama saya sebagai orangtua tunggal. Beliau selalu mengatakan 'kalau mau sekolah harus betul-betul sekolah karena kita bukan orang yang berada'. Selain itu ada juga dosen Penasehat Akademik saya, Dr. Syahriah Semaun yang selalu saya tempati konsultasi dan selalu membimbing," ucap Firdaus, SE dari Prodi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.





Sementara
Wakil Rektor I bidang akademik dan Kelembagaan IAIN Parepare, Sitti Jamilah
Amin mengungkapkan apresiasinya saat hadir memberi sambutan.





“Saya
bangga dengan kalian, saya harap bukan hanya kecerdasan intelektual yang kalian
miliki tetapi kecerdasan emosional dan spiritual harus juga kalian miliki. Jangan
menjadikan kesarjanaan kalian dan IPK tinggi menjadikan kalian jumawa dan
sombong,”





Jamilah
juga mengingatkan agar tetap menjadi orang berilmu yang berfilosofi seperti padi.





“Ingatlah
bahwa semakin tinggi pengetahuan seseorang, sepatutnya semakin merendah semakin
merunduk seperti padi. Semakin kalian bermanfaat untuk masyarakat, semakin
malebbi warekkadanna dan makkiade ampena,” ucapnya.





Selain
itu, wanita bergelar Doktor ini juga berpesan agar tetap melanjutkan
pendidikan.





“Gelar
sarjana ini bukan merupakan gelar terakhir bagi kalian dan jangan puas dengan
gelar ini ada beberapa perguruan tinggi termasuk di tempat kita menerima kalian
kembali apabila ingin melajutkan S2,” jelasnya.





Perlu diketahui, pada program pasca sarjana IAIN Parepare telah memiliki enam program studi (Prodi) di antaranya Prodi Pendidikan Agama Islam, Ekonomi Syariah, Komunikasi Penyiaran Islam, Hukum Keluarga Islam, Tadris Bahasa Inggris dan Pendidikan Bahasa Arab. (hyn)














Dua Perguruan Tinggi Terbesar di Wilayah Ajatappareng Sepakat Berkolaborasi


Humas IAIN Parepare --- Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan menerima kunjungan dari Rektor Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR), H. Muhammad Siri Dangnga bersama rombongan di Lantai 5 gedung Perpustakaan IAIN Parepare, Kamis, 17/10/2019.









Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare dan Universitas Muhammadiyah Parepare adalah perguruan tinggi terbesar di wilayah Ajatappareng. Keduanya memiliki kampus yang cukup megah dan besar. Perguruan tinggi ini memiliki jumlah mahasiswa aktif mencapai puluhan ribu orang.





IAIN Parepare bernaung di bawah Kementerian Agama RI sebagai perguruan tinggi agama Islam yang berstatus Negeri. Sementara UMPAR adalah perguruan tinggi yang didirikan oleh salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah, yang berstatus sebagai perguruan tinggi swasta.





Dalam kunjungannya ke IAIN Parepare, rombongan ini dipimpin langsung Rektor UMPAR, H. Muhammad Siri Dangnga. Bersama beliau nampak hadir Wakil Rektor 1, Andi Nurdin, Direktur Pascasarjana, Awaluddin, Ketua LPPM, Syakir Radhi, Sekretaris LPPM, Ahsan Akib, dan Ketu KUI, Syawal.





Muhammad Siri Dangnga mengawali pembicaraan dengan mengemukakan tujuan kunjungannya. "Kami ingin membangun kerjasama dengan IAIN Parepare sebagai upaya meningkatkan kualitas dan mutu kedua perguruan tinggi ini, termasuk dalam memenuhi standar akreditasi yang telah ditetapkan oleh BAN PT. Kerjasama kedua belah pihak pada berbagai aspek akan sangat membantu dalam memenuhi standar akreditasi nasional".





Ahmad S. Rustan selaku Rektor IAIN langsung menyambut hangat penawaran kerjasama yang disampaikan pihak UMPAR. "Kami merasa senang, terharu dan berbangga atas kunjungan bapak Rektor dan rombongan. Bagi kami, UMPAR bukan saja tetangga dekat, tetapi juga mitra strategis untuk saling support, saling menghidupkan, dan saling mendukung dalam pengembangan perguruan tinggi", sambut Ahmad S. Rustan.





IAIN Parepare dan UMPAR bukan perguruan tinggi yang saling bersaing untuk menjadi kompetitor satu sama lain meski dalam satu wilayah. Keduanya justru membangun ikatan dan hubungan simbiosis mutualisme. Saling memanfaatkan untuk memperoleh manfaat bersama, baik pada pengembangan akademik mau pun non akademik.





Kurang lebih satu jam, kedua belah pihak mendiskusikan rancangan kerjasama strategis yang akan dilakukan secara bersama. Ahmad S. Rustan yang didampingi oleh Wakil Rektor bidang kerjasama dan kemahasiswaan, H. Muhammad Saleh dan Direktur Pascasarjana, H. Mahsyar mengemukakan dan menerima beberapa poin kesepakatan kerjasama sebagai bentuk kolaborasi antara kedua perguruan tinggi ini.





Diantara program yang akan dikolaborasikan dan ditindaklanjuti dalam bentuk MoU, MoA, dan tahap implementasi lapangan adalah penelitian kolaborasi, kegiatan pengabdian masyarakat, menulis bersama, KPM/KKN bersama, pertukaran dosen dan mahasiswa, pertukaran tim penguji pada pascasarjana, dan beberapa program non akademis. Kedua bela pihak bersepakat untuk melakukan pembicaraan lanjutan untuk membicarakan hal teknis dan penandatangan MoU.


Ukur Kualitas Lembaga Melalui Audit Internal dan Survey Kepuasan


Humas IAIN Parepare --- Rutinitas upacara bendara Hari Kesadaran Nasional tanggal 17 setiap bulannya kembali dilaksanakan sivitas IAIN Parepare. Kali ini, Lembaga Penjamin Mutu (LPM) bertugas sebagai pelaksana upacara.













Kepala LPM, Dr. Hj. Hamdanah Said., M. Ag., bertindak sebagai pembina upacara. Nampak dalam jejeran barisan upacara hadir Rektor IAIN Parepare, Ahmad S. Rustan, Wakil Rektor KK, H. Muhammad Saleh, Kepala Biro AUAK, Hj. Musyarrafah Amin, sejumlah pejabat, dosen dan pegawai lainnya.





Dalam amanahnya, Hamdanah Said menyebutkan rutinitas upacara bendara sebagai wujud syukur atas kemerdekaan bangsa ini melalui perjuangan para syuhada pahlawan bangsa. Untuk itu, Hamdanah menyampaikan pujian dan apresiasi kepada seluruh peserta karena mengikuti upacara ini dengan sangat hikmatnya.





Selaku Ketua LPM, Hamdanah Said juga banyak menyinggung masalah sistem kinerja dan kualitas lembaga. "Saya perlu mengingatkan kepada teman-teman bahwa sisa waktu tahun anggaran 2019 tinggal 3 bulan lagi. Realisasi program kerja dan laporan keuangan harus diperhatikan dengan baik", paparnya.





"Sebagai upaya pelaksanaan penjaminan mutu lembaga, maka LPM akan menggelar berbagai kegiatan evaluasi dan pengawasan. Diantaranya, LPM akan menggelar audit internal, Survey kepuasan, dan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap setiap lembaga atau unit dalam lingkup IAIN Pareapare. Dalam waktu dekat, kami akan melakukan audit internal pada setiap lembaga atau unit. Jadi tolong bersiap-siap untuk diaudit", paparnya.





Selain audit internal, LPM juga akan menggelar survey. Survey ini akan mengukur kepuasan mahasiswa, dosen, dan stakeholder lainnya terhadap pelayanan dan kinerja institusi. Hasil dari audit internal dan survey kepuasan menjadi instrumen dan bahan dalam peningkatan mutu lembaga.





Pada akhir amanahnya, Hamdanah juga menyinggung penegakan kode etik. Menurutnya, kepatuhan dan ketaatan para dosen, tenaga kepegawaian, dan mahasiswa terhadap kode etik sudah cukup tinggi. Buktinya, dirinya selaku Ketua Komisi Kode Etik dalam waktu yang relatif lama tidak pernah menggelar sidang pelanggaran kode etik.


Senin, 14 Oktober 2019

Jambore Ekonomi Syariah Nasional Usung Gagasan Building Islamic Integrity for Unity


Humas IAIN Parepare --- Pengurus Dewan Eksukutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) se- Indonesia berkumpulan selama 4 hari, yaitu 10-13 Oktober di Tulungagung. Mereka mengikuti Jambore Ekonomi Syariah tingkat nasional yang diprakarsai oleh DEMA FEBI IAIN Tulungagung.









Riecardy selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (baca DEMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Parepare yang turut serta dalam kegiatan tersebut mengatakan bahwa kegiatan yang diikutinya merupakan ajang pertemuan ilmiah antar mahasiswa dan pengurus DEMA dan SEMA Fakultas Ekonomi Islam PTKIN se- Indonesia.





Jambore Ekonomi Syariah ini menjadi ajang konsolidasi dan silaturrahmi para pengurus DEMA FEBI se-Indonesia. Selain membuka forum ilmiah, jambore ekonomi Syariah ini juga mengagendakan berbagai kegiatan. Diantaranya Munas Fornas FEBI, Debat Competition, Busness Plan Competition, Pentas Seni, Vedio Competition, Edukasi Kopi Lokal, Stock Lab, dan lain-lain.





"Dalam forum ilmiah ini, kita membahas tentang persoalan ekonomi bangsa, khususnya kontribusi ekonomi syariah di Indonesia. Kami menawarkan gagasan Building Islamic Ekonomi Integrity. Konsep ekonomi Syariah dengan lokus penguatan integritas calon dan pelaku ekonomi berbasis teori muamalah (ajaran Islam)".





Membangun integritas calon dan pelaku ekonomi sangat penting dalam mewujudkan sistem dan lingkungan pasar dan bisnis yang stabil. Konsep muamalah dan nilai-nilai moral Islam adalah alternatif dalam menanamkan karakter dan perilaku ekonomi yang berintegritas," kata Riecardy dalam keterangannya via telpon selulernya.





"Teman-teman mahasiswa berkomitmen untuk memperkuat dan mendorong kekuatan ekonomi bangsa melalui pengembangan kapasitas diri mereka sendiri dengan memulainya dari kampus. Kami akan belajar menjadi mahasiswa unggul, baik secara teori mau pun praktis. Sambil belajar ilmu ekonomi, kami juga harus menjadi interpreneurship atau wirausahawan muda," tegasnya.





Jambore ini berakhir Sabtu malam, 13/9/2019 dan ditutup secara langsung oleh Rektor IAIN Tulungagung.


Depan Kapolres Parepare, Rektor Tegas Tolak Radikalisme dan Anarkisme


HUMAS IAIN Parepare--- Kapolres Parepare melakukan kunjungan silaturahmi ke kampus IAIN Parepare. Rektor didampingi sejumlah pejabatnya menyambut dan menerima kunjungan tersebut di gedung Perpustakaan lantai 5, Senin (14/10).









Pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana yang hangat dan penuh kekeluargaan. Kunjungan Polri ke kampus ini dilakukan dalam rangka koordinasi tentang ajakan bersama untuk menjaga keamanan khususnya dalam wilayah kota Parepare.









Konflik
yang terjadi di Wamena menjadi kekhawatiran bersama dan diharap kota Parepare tetap
aman dan kondusif apalagi menjelang pelantikan Presiden Republik Indonesia.









IAIN
Parepare yang memiliki jumlah mahasiswa hampir mencapai 8.000 orang diharapkan
untuk tidak mudah terprovokasi di tengah maraknya berita hoax.





Menurut Wakil Kapolres Parepare, H. Darno adanya media sosial menjadi alat yang memudahkan mahasiswa untuk saling berkomunikasi sehingga perlu waspada terhadap pengaruh kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab.





“Mudah-mudahan
kerjasama kita tetap kita pertahankan dengan warga Kapolres Parepare dan warga
IAIN Parepare. Kita tinggal di Parepare, makan di Parepare kita tidak ingin
seperti yang terjadi di Wamena. Kita tinggalkan pengaruh-pengaruh dari kelompok
yang tidak bertanggung jawab,” ucap Wakil Kapolres Parepare mewakili Kapolres
yang rencananya akan hadir namun batal karena tiba-tiba karena sakit.





Rektor
IAIN Parepare, Dr. Ahmad Sultra Rustan mengaku mendukung penuh termasuk menolak
radikalisme dan anarkisme.





“Sejak
dari dulu kami sudah menolak radikalisme dan anarkisme, bagi kami sudah harga
mati,” ucap Ahmad.









Kegiatan silaturahim ini dihadiri oleh para wakil Rektor IAIN Parepare, para Dekan dan wakil dekan fakultas, dan segenap kepala unit yang ada di lingkup IAIN Parepare.


















Jumat, 11 Oktober 2019

Pemkot Parepare Mengajak IAIN Sukseskan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU)


Humas IAIN Parepare --- Pemerintah Kota Parepare mengajak perguruan tinggi, khususnya IAIN Parepare untuk menyukseskan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). IAIN merupakan stakeholder penting dan strategis bagi Pemerintah Kota Parepare dan perlu dilibatkan dalam berbagai program pemerintah kota.









Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Bappeda Kota Parepare, Zulkarnaen ketika membawakan materi pada kegiatan workshop "Bersama Mewujudkan Kota Layak Huni dan Berkelanjutan dalam Semangat Kolaborasi" yang diselenggarakan fasilitator KOTAKU di Hotel Grand Star, Kamis, 10/10/2019.





Khususnya dalam program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), Zulkarnaen mengakui jika pemerintah kota Parepare telah mengandeng IAIN sejak dulu (masih STAIN) untuk membantu dalam pemberdayaan masyarakat. "Kami ada kesepakatan dengan Ketua STAIN saat itu, untuk melibatkan mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan KKN Tematik, yaitu pemberdayaan masyarakat terkait masalah kesadaran lingkungan", papar Zulkarnain.





"Oleh karenanya kami berharap kerjasama dengan IAIN Parepare melalui program KOTAKU ini dapat diperbaharui dalam bentuk penandatanganan MoU kerjasama kembali. Jika perlu, penandatanganan MoU tersebut dilakukan pada saat lounching kawasan pesisir dan kawasan salokarajae bulan depan yang akan disaksikan oleh Walikota dan pemerintah pusat, " pesan Sekretaris Bappeda kepada fasilitator program KOTAKU.





Pernyataan Sekretaris Bappeda kota Parepare tersebut direspon baik oleh Suherman Syach selaku Kasubag Kerjasama dan Humas IAIN Parepare yang hadir sebagai peserta pada kegiatan workshop tersebut.





"IAIN adalah bagian yang tak terpisah dari kota Parepare dan berkontribusi besar terhadap eksistensi dan pembangunan kota. Dalam 5 tahun terakhir, IAIN telah menyumbang kurang lebih 2.000 orang pendatang baru per tahunnya. Jumlah populasi ini tidak sedikit dan memberi dampak positif terhadap perkembangan kota Parepare pada banyak aspek, baik ekonomi, pendidikan, budaya, dan kemasyarakatan," papar Suherman saat diberikan kesempatan mengemukakan tanggapannya.





"Pada penataan lingkungan masyarakat, kami siap berkolaborasi. Setidaknya, untuk penataan lingkungan kampus, IAIN telah memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH). Andai Pemkot bersedia membantu menata RTH tersebut, maka akan menghasilkan lingkungan kampus yang asri nan indah". papar Suherman di depan peserta workshop.





"Demikian halnya dengan kebersihan lingkungan. Kami berharap pemkot bersedia membantu menyediakan armada angkutan sampah untuk komunitas asrama mahasiswa kami yang menampung 300 - 600 orang penghuni. Kami ada masalah terkait pembuangan sampah tersebut", ungkap Suherman .





Terkait penawaran kerjasama dari Sekretaris Bappeda, Suherman menyambut baik dan berjanji akan melaporkannya kepada Rektor. "Insyaallah Rektor akan merespon baik penawaran kerjasama tersebut", katanya mengakhiri tanggapannya.


Kamis, 10 Oktober 2019

654 Jumlah Peserta LKPKM 2019, Wakil Rektor III IAIN Parepare Sebut Angka Ajaib


HUMAS
IAIN Parepare---
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Parepare menggelar Latihan Kepemimpinan dan Pengembangan Karakter
Mahasiswa (LKPKM), Kamis (10/10).





Ketua Panitia, Aswar mengungkapkan kegiatan LKPKM ini bertujuan untuk mengasah diri serta menggali potensi mahasiswa. Kagiatan yang berlangsung selama tiga hari ini dilaksanakan di gedung Aula IAIN Parepare. Peserta merupakan mayoritas dari mahasiswa baru tahun 2019 sebanyak 654. Meskipun seluruh mahasiswa baru tidak mengikuti kegiatan ini, Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Parepare, Dr. H. Muhammad Saleh mengungkapkan jumlah peserta 654 menunjukkan angka yang ajaib.









Menurutnya
tiga angka tersebut mencerminkan tiga hal. Pertama angka 6 yang menunjukkan
rukun iman, angka 5 menunjukkan rukun Islam dan Pancasila dan angka 4
menunjukkan pilar kebangsaan dan empat
massulapa.





“Jadi
jumlah peserta LKPKM tahun ini adalah keyword
bagaimana kita menjadi Unity in Diversity
dan mempertahankan bangsa kita sebagai bangsa Indonesia yang senantiasa bersatu
walaupun kita berbeda,” ucapnya.





Muhammad
Saleh juga mengungkapkan LKPKM merupakan syarat untuk memasuki organisasi yang
ada di kampus.





“Mulai
tahun ini kita sudah syaratkan untuk bisa berpartisipasi dengan organisasi
mahasiswa yang ada, harus memiliki sertifikat LKPKM. Jadi dari 1. 799 mahasiswa
baru hanya 654 yang bergabung di kegiatan ini,” jelas Muhammad Saleh.





Melalui
Wakil Rektor III, Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan juga menitip
pesan agar peserta LKPKM dapat menjadi organisatoris yang berkualitas,
mengedepankan analisis, tidak mudah terprovokasi terhadap berita hoax, menjadi
teladan sebagai penegak kode etik dan menjadi calon pemimpin kredibel dan
bermartabat.









Salah satu peserta, Adri mengaku mengikuti kegiatan LKPM agar kelak bisa menjadi pemimpin yang baik.





Sementara
Ketua DEMA IAIN Parepare, Maimunah mengungkapkan ada dua hal yang penting
dimiliki untuk menghadapi tantangan ke depan yakni soft skill dan hard skill.









“Jika kalian tidak mempunyai dua hal tersebut, kalian akan terlindas zaman,” ucap Maimunah saat memberi sambutan. (hyn)














Muh. Djunaidi Menambah Deretan Dosen Bergelar Doktor


Humas IAIN Parepare --- Satu lagi dosen IAIN Parepare berhasil meraih gelar doktor. Muh. Djunaidi yang saat ini menjabat Ketua LP2M IAIN Parepare berhak menyandang gelar doktor setelah dinyatakan lulus ujian promosi doktor pada program doktor pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Kamis, 10/10/2019.









Muh. Djunaidi merupakan salah satu pejabat teras IAIN Parepare. Beliau adalah mantan Wakil Ketua Bidang Akademik, saat Ahmad S. Rustan menjabat Ketua. Ketika itu, IAIN masih berbentuk STAIN Parepare. Meski terbilang senior dan super sibuk, Muh. Djunaidi berhasil menambah deretan dosen IAIN Parepare bergelar doktor.





Muh. Djunaidi meraih doktor pada bidang pendidikan Islam dengan menulis disertasi yang berjudul Revitalisasi Pendidikan Islam (Studi Terhadap Eksistensi Pondok Pesantren Salafiyah Desa Parappe Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar).





Raihan gelar doktor yang dicapai Muh. Djunaidi akan menjadi spirit dan motivasi bagi para dosen, khususnya dosen muda.





"Selamat untuk Pak Doktor Junaidi atas Gelar Akademik barunya, harapan baru untuk menjadi inspirasi dan pencerah bagi yang masih muda dalam mengikuti jejak dan semangat beliau," tulis Iskandar. Harapan ini disampaikan Iskandar selaku Wakil Dekan FUAD via grup whatshapp akademik IAIN Parepare, sesaat setelah Muh. Djunaidi usai mengikuti ujian promosi doktornya.





Salah satu program yang didorong oleh Rektor pasca perubahan bentuk menjadi IAIN Parepare adalah peningkatkan kualitas SDM melalui pendidikan doktoral bagi dosen-dosennya. Bahkan beberapa bulan lalu, Rektor membuka peluang bagi para dosen untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri dengan mengadakan sosialisasi program 5000 doktor di kampus ini.





Peningkatan kualitas SDM dosen melalui pendidikan doktor sangat relevan dengan anjuran yang selalu disampaikan oleh Dirjen Pendis atau pun Direktur PTKI pada berbagai kesempatan. Mereka menginginkan agar dosen-dosen PTKIN harus bergelar doktor. Untuk itu, Kementerian Agama RI, secara konsisten dan kontinyu menyiapkan bantuan beasiswa kepada dosen yang melanjutkan program doktornya. Salah satunya melalui program 5000 doktor.


Pertahankan Disertasi Tentang Industri Perbankan, Syahriyah Semaun Raih Gelar Doktor


Humas IAIN Parepare --- Ketua Program Studi Akuntansi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Syahriyah Semaun berhasil melalui ujian promosi program doktor pada Pascasarjana Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dengan lancar. Syahriyah dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan, Rabu, 9/10/2019.









Syahriyah Semaun mampu mempertahankan disertasinya di depan 10 orang tim penguji. Prof. Dr. H. Basri Modding, M. Si., yang menjabat Direktur Pascasarjana UMI Makkassar bertindak sebagai Ketua tim penguji. Didampingi oleh Prof. Dr. H. Mahmudnurnajamuddin, SE., MM selaku promotor, Dr. Hj. Nurpadillah, SE., MM dan Dr. Suriyanti, SE., MM., selaku ko- promotor. Dan beberapa penguji lainnya, yang diantaranya sejumlah profesor.





Syahriyah Semaun mempresentasekan disertasinya yang berjudul "Pengaruh Tata Kelola Perusahaan, Kebijakan Dividen, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia."





Dalam disertasinya, Syahriyah Semaun mengkaji dan menganalisis beberapa variabel dan indikator yang berpengaruh terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan pada industri perbankan.





Hasil riset yang menarik dalam disertasi ini adalah adanya penemuan bahwa tata kelola perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan, baik terhadap kinerja keuangan, nilai perusahaan, mau pun terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan sebagai variabel intervening. Sementara kebijakan dividen dan ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan dan nilai perusahaan pada industri perbankan.





Meski dicecar banyak pertanyaan dari 10 orang tim penguji, Syahriyah dengan semangat dan suara lantangnya mampu memberikan jawaban dengan sangat baik. Disela-sela bertanya, sesekali penguji menyampaikan pujian atas pemaparan dosen IAIN Parepare yang dinilai berapi-api.





Syahriyah Semaun berhak menyandang gelar doktor dalam bidang ilmu manajemen. Ucapan selamat pun mengalir datang dari berbagai pihak. Termasuk karangan bunga ucapan selamat dari Rektor IAIN Parepare.


Senin, 07 Oktober 2019

Workshop Konsultasi dan Advokasi Hukum, Hadirkan Praktisi dan Akademisi


HUMAS IAIN Parepare--- Program Studi (Prodi) Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsyyiah) fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN Parepare menggelar workshop konsultasi dan advokasi hukum di Balai Seni dan Budaya IAIN Parepare, Selasa (08/09).









Kegiatan workshop merupakan salah
satu kegiatan di kampus yang sering dilaksanakan untuk berkumpulnya orang-orang
yang memiliki latar belakang yang sama guna saling bertukar pikiran.





Ketua Prodi Hukum Keluarga Islam, Dr.
Hj. Rusdaya Basri mengungkapkan peserta yang hadir bukan hanya mahasiswa Prodi
hukum keluarga Islam saja, namun juga terdapat delegasi dari program studi lain
bahkan turut hadir peserta dari perguruan tinggi lain yang ada di kota Parepare
seperti STIE Hamsir dan Universitas Muhammadiyah Parepare.





Dr. Hj. Rusdaya Basri, Lc., M. Ag (Ketua Prodi Hukum Keluarga Islam IAIN Parepare)




Lebih lanjut, Dr. Hj. Rusdaya
mengungkapkan dengan dilaksanakannya workshop ini para peserta diharapkan dapat
memahami empat hal seputar konsultasi dan advokasi hukum.





“Pertama mahasiswa dapat memahami
konsep dasar dan teori dalam hukum keluarga Islam. Kedua, mahasiswa dapat menguasai
teknik-teknik dalam memberikan pelayanan hukum keluarga Islam baik dalam bentuk
penyuluhan atau konseling maupun perlindungan dan pendampingan hukum, ketiga mahasiswa
dapat memahami proses pelayanan hukum dalam bentuk ligitasi maupun non ligitasi
dan terakhir mahasiswa dapat menganalisis permasalahan hukum atau aturan yang
diterapkan pada tataran implementatif,” jelasnya saat menyampaikan laporan yang
juga bertindak selaku Ketua Panitia.





Workshop dibuka langsung oleh Rektor
IAIN Parepare yang diwakili oleh Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam
IAIN Parepare, Dr. Hj. Muliati.





Dr. Hj. Muliati, M. Ag (Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam IAIN Parepare)




Menurutnya, workshop ini sangat
penting dilakukan agar dapat menjadi bekal ketika mahasiswa telah berada di tengah
masyarakat.





“5 tahun ke depan sudah ada yang
jadi panitra, hakim atau anggota dewan tentunya materi ini sangat bagus dan
akan digunakan saat anak-anakku ada di tengah masyarakat,” ucapnya sebelum
membuka kegiatan.





Selain itu materi yang didapatkan
diworkshop ini akan melengkapi materi yang didapatkan di dalam kelas
perkuliahan. Hal ini didukung dengan diundangnya narasumber dari kalangan praktisi
dan akademisi.





Terdapat tiga narasumber yang pakar di bidangnya yaitu konsultan Dr. Hj, Masniati, S. Ag., M. Pd. I dengan materi konsultasi hukum keluarga Islam dalam teori dan praktek,  advokad Rosmiati Sain, S.H dengan materi advokasi hukum keluarga Islam dalam teori dan praktek  dan dari akademisi Dr. H. Sudirman L., MH.





(hyn).


Jumat, 04 Oktober 2019

Forum AICIS ke-19 Merekomendasikan Dakwah Moderasi Islam Melalui Media Digital


Humas IAIN Parepare --- Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-19 yang digelar selama 4 hari di Hotel Grand Marcure Batavia Jakarta Barat berakhir dan ditutup pada Kamis malam, 3/10/2019.





Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Arskal Salim mewakili Menteri Agama RI menutup kegiatan tersebut secara resmi. Dalam sambutannya, Arskal Salim mengaku puas dengan hasil sidang AICIS. Sejauh ini AICIS sukses menjadi ajang menuangkan pemikiran studi Islam dari berbagai bidang dan perspektif.





Arskal Salim menilai konferensi tahunan yang digelar Kemenag RI berhasil mendorong diskursus pemikiran Islam. Salah satu diskursus yang muncul dan menguat pada forum AICIS ke- 19 ini adalah digital Islam, moderasi, dan radikalisme. Tidak kurang dari 20 hasil riset ilmiah para sarjana muslim yang hadir mengkaji dan mendiskusikan tema tersebut.





Hasil riset para sarjana muslim yang dipresentasikan dan didiskusikan pada forum AICIS sangat relevan dan bersenyawa dengan visi misi Kemenag RI, yaitu Islam moderat. "DNA Kementerian Agama adalah Islam moderat. Serangan digitalisasi Islam yang membawa implikasi penyimpangan dan radikalisme harus menjadi perhatian sejak dini," papar Arskal Salim.





Pada era digital seperti ini Pendidikan Islam harus lebih memproduksi dan mentransmisikan pengetahuan studi Islam yang benar kepada generasi muda. Instrumen yang paling strategis digerakkan adalah media digital. Arskal Salim meminta kepada sarjana muslim dan intelektual lainnya untuk mendakwahkan moderasi Islam melalui media digital.





Bergerak pada komitmen digitalisasi Islam tersebut, Direktur Perguruan Tinggi Islam, Arskal Salim mensupport gagasan Forum Humas PTKIN untuk membentuk jaringan media yang akan mendakwahkan moderasi Islam di media digital. Jaringan media dakwah digital ini diperkenalkan dan dilaouching oleh Arskal Salim pada penutupan AICIS ke-Isl 19. Nama jaringan media ini adalah "Jaringan Media Moderasi Islam" dan akan dikelola oleh Forum Humas PTKIN se-Indonesia.


Kamis, 03 Oktober 2019

Forum Humas PTKIN Sepakati Bentuk Jejaring Media Moderasi Islam


Humas IAIN Parepare --- Forum Humas PTKIN se- Indonesia sepakat membentuk sebuah jaringan media yang akan mengemban tugas khusus.





Kesepakatan tersebut diambil melalui pertemuan yang diadakan oleh Forum Humas PTKIN dengan Kepala TU dan Kepala Sub Bagian Humas Dirjen Pendis kemenag RI yang berlangsung, Rabu malam, 2/10/2019 di arena AICIS ke-19.





Jaringan media ini akan mengemban tugas khusus untuk membangun dan menyebarkan ajaran Islam moderat. Kesepakatan Forum Humas ini merupakan bentuk ikhtiar dan implementasi tema AICIS ke-19, yaitu Digital Islam, edication and Youth.





Nama yang digunakan jaringan media ini adalah Jaringan Media Moderasi Islam. Jejaringnya akan memanfaatkan dan dikendalikan oleh perangkat humas PTKIN seluruh Indonesia. Konten-konten moderasi agama akan lebih gampang terorganisir melalui PTKIN.





Kasubag Humas IAIN Parepare, Suherman Syach sangat mengapresiasi pembentukan Jejaring media tersebut. "Keputusan Forum Humas PTKIN merupakan langkah strategis dalam mengkonstruksi digital Islam. Ini adalah terobosan dan inovasi Forum Humas PTKIN dibawa komando Suhirman dan Hayatul Islam. Patutlah dicatat dalam sejarah," papar Suherman Syach.





Rencananya, Jejaring Media Moderasi Islam ini akan dilounching pada acara penutupan AICIS ke-19, yang akan diselenggarakan Kamis malam, di Hotel Grand Marcure Batavia, 3/10/2019


Presentasi Pengelolaan Haji Indonesia dan Malaysia di Forum AICIS


Humas IAIN Parepare --- Ketua Program Studi Hukum Ekonomi Islam Pascasarjana IAIN Parepare, Dr. H. Rahman Ambo Massa, Lc., M. Ag., mendapat kepercayaan untuk presentasi di depan Forum Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke- 19 di Jakarta. Forum AICIS ini dihadiri oleh ratusan sarjana muslim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dan dari luar negeri.









Rahman Ambo Masse sedang melakukan riset terkait dengan pengelolaan haji di dua negara, yaitu Indonesia dan Malaysia. Riset ini berangkat dari keresahan akademik dari alumni Universitas al- Azhar Kairo Mesir melihat karut marutnya pengelolaan haji di Indonesia yang menyisahkan banyak permasalahan.





Dalam presentasenya, Rahman Ambo Masse mengkomparasikan pengelolaan keuangan haji Indonesia dan Malaysia. Pendekatan yang digunakan adalah teori hukum Islam maqashid syariah Imam dan Imam Syatiby yang lebih berorientasi kemaslahatan dan kemanfaatan.





Menurutnya, pengelolaan keuangan Haji di Indonesia mengalami perubahan sistem sejak keluarnya Undang-undang nomor 34 Tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan haji. Undang-undang ini menjadi legal standing pembentukan Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH).





Berdasarkan pendekatan maqashid syariah maka memungkinkan pengelolaan keuangan haji di Indonesia dikelola dengan orientasi profit. Selama profitnya ditujukan kepada kemaslahatan pelayanan haji itu sendiri. Misalnya untuk Pelayanan transportasi, hotel, konsumsi, kesehatan, dll.





Pengelolaan keuangan haji yang berorientasi profit adalah investasi. Ada beberapa instrumen investasi yang digunakan, yaitu 1) Produk Bank (giro, tabungan, dan deposito); 2) Investasi langsung, berupa kepemilikan bisnis, partisipasi modal, dan kerja sama;





3) Investasi dalam bentuk emas, baik emas batangan bersertifikat maupun rekening emas; 4) investasi dalam sekuritas meliputi surat berharga sukuk, saham syariah, reksadana syariah, sekuritas yang didukung aset syariah, dana investasi real estate syariah dan sekuritas syariah lainnya. Dan investasi lainnya berbentuk penyertaan modal pembiayaan pada perbankan syariah.





Sementara negara tetangga Malaysia sebetulnya sudah lumayan lama mengelolan dana haji ke berbagai produk investasi. Pengelolaan dana haji di negeri jiran dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bernama Lembaga Tabung Haji Malaysia (LTHM).





LTHM menyalurkan dana yang dihimpunnya dari jemaah haji untuk membiayai investasi properti, usaha perkebunan, konsesi, dan pembangunan infrastruktur. Investasi luar negeri lembaga ini mencapai triliunan.





Konklusi akhir Rahman Ambo Masse dalam presentasinya menyatakan bahwa sejak BPKH dibentuk, pengelolaan dan pelayanan haji semakin baik dan profesional. Misalnya transportasi, akomodasi dan catering haji. Kedepannya, pengelolaan haji akan menghadapi banyak tantangan. Misalnya biaya operasional haji semakin tinggi dari waktu ke waktu.





Presentasi Rahman Ambo Masse mendapat apresiasi dari tim reviewer dan peserta forum AICIS. Ada banyak tanggapan yang merespon riset pengelolaan haji tersebut. Banyak yang berharap rekomendasi riset ini menjadi rujukan dalam pengelolaan haji Indonesia.