IAIN PAREPARE --- Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Nusantara IAIN Parepare akan dilaksanakan di Labuan Beropa (sering disebut LB-Eropa).
Berdasarkan hasil Studi Kelayakan KPM IAIN Parepare, Rektor IAIN Parepare Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si menyimpulkan desa ini layak untuk dijadikan lokasi KPM.
“Saya anggap daerah ini layak untuk dijadikan lokasi KPM Nusantara dan satu hal yang unik karena desa ini belum pernah tersentuh oleh perguruan tinggi manapun, sehingga kita lah yang mengawali pengabdian masyarakat di tempat ini,” jelasnya.
Labuan Beropa merupakan nama sebuah desa yang ada di Kecamatan Laonti Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Luas Desa sekitar 20 kilometer persegi. Desa ini merupakan salah satu desa yang terluar, terpinggir, dan bahkan terisolasi. Hal ini dikarenakan untuk mengunjungi desa ini, hanya bisa ditempuh menggunakan jalur laut. Selain itu, listrik yang merupakan kebutuhan utama masyarakat juga sangat terbatas, hanya mengandalkan listrik tenaga surya saja.
Untuk ke Labuan Beropa, dapat diakses dari Kota Kendari yang merupakan Ibukota dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Perjalanan dari pelabuhan kurang lebih 2 jam menggunakan kapal angkutan umum, yang menjadi sarana transportasi utama ke desa ini.
Desa ini juga merupakan salah satu obyek tempat wisata menarik dikunjungi karena setiap sudutnya menyuguhkan pemandangan indah yang menarik dan menawan. Di pantai pasir putih ini juga terdapat banyak pohon kelapa yang begitu asri menghias Labuan Beropa.
Namun sayangnya, faktor kebersihan masih perlu untuk diperhatikan. Pasalnya masih terdapat banyak sampah yang berserakan di sekitar pantai.
Wakil Rektor 1 IAIN Parepare, Dr. Sitti Jamilah Amin, M. Ag. mengatakan, “Kebersihan pantai masih perlu diperhatikan, karena terdapat beberapa lokasi terlihat sampah bersebaran dimana-mana.”
Selain kebersihan pantai, Sitti Jamilah Amin juga menjelaskan desa ini memiliki potensi untuk mengembangkan perkebunan khususnya jambu mete dan pala. Diperlukan juga pembinaan agama kepada masyarakat khususnya mengaji.
Wakil Dekan 1 Fakultas Syariah dan Hukum Islam, Budiman, M. Hi menuturkan, “Berdasarkan hasil wawancara awal, catatan saya hanya satu yaitu pembinaan baca al-quran khususnya pembelajaran Iqra. Karena selama ini masyarakat hanya diajarkan sebatas paham dan menyambung, tetapi masih kurang dalam hal pengucapan hijaiyyah.”
Hal ini sejalan dengan hasil seleksi panitia KPM bersama pimpinan masing-masing fakultas pada hari Kamis (20/02), yang telah menetapkan beberapa nama mahasiswa yang dianggap memiliki keterampilan sesuai kebutuhan masyarakat di Desa Labuan Beropa. (*)
Penulis : Ahmad Dzul Ilmi S
Editor : Alfiansyah Anwar